🌻5

2.4K 381 12
                                    

Chanyeol's POV

Dia bersamaku sekarang. Di sampingku. Perempuan yang selama beberapa minggu ini terus muncul dalam benakku, padahal baru sekali bertemu, itupun karena aku menunjuknya secara tiba-tiba dan mengakuinya sebagai kekasihku di depan mommy. Hanya beberapa jam saja kebersamaan saat itu tapi ia meninggalkan kesan yang cukup kuat di ingatanku.

Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku rasa tidak. Jatuh cinta itu bukan perkara mudah. Tidak serta merta ketika suka, lalu bisa memvonis itu adalah cinta. Sedikit banyak aku harus tahu tentang latar belakang pribadinya untuk bisa memastikan kelayakan pilihan untuk mencinta. Karena sikapku yang seperti ini terhadap perempuan, membuat orang-orang di sekitarku menganggapku sebagai manusia pemilih. Alasan itu juga yang membuat mommy selalu 'menjadwalkan'ku untuk bertemu banyak perempuan karena khawatir aku akan terus melajang hingga tua. Padahal sudah berkali-kali aku meyakinkannya bahwa hal itu tidak akan terjadi. Aku hanya ingin mendapatkan seseorang yang bisa membuatku menjadi diri sendiri di depannya dan bisa menerimaku sebagai seorang Park Chanyeol, bukan karena profesi, kedudukan, atau karena aku anak tunggal dari Park Changmin, pemilik Park Corp.

"Maaf, Chanyeol-ssi. Mau berapa lama lagi aku harus menunggumu melamun? Tapi, kalau lamunanku itu bisa membuatmu kenyang, itu lebih baik, bagus malah. Jadi, aku tidak perlu menemanimu makan", suara Kyungsoo membuyarkan lamunanku.
Seketika aku tertawa mendengar ucapannya. Entah sudah seberapa banyak aku menarik sudut bibirku untuk tersenyum atau mengeluarkan suara tawaku karenanya hari ini.

Aku segera menyalakan mesin mobilku, lalu melirik ke arah Kyungsoo. Safety beltnya belum terpasang. Aku memiringkan posisi tubuhku ke arahnya, bermaksud untuk memasang sabuk pengamannya itu. Namun, Kyungsoo terlihat kaget dengan memundurkan kepalanya. Aku yakin ia berpikir kalau aku akan melakukan macam-macam padanya. Melihat reaksinya, aku jadi ingin menjahilinya. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya yang hanya menyisakan beberapa senti hingga aku sendiri sempat merasakan deru nafasnya sebelum akhirnya ia menahannya. Untuk beberapa detik, aku menatap kedua mata indahnya. Aku mengulum senyumku saat melihatnya merasa tak nyaman karena ulahku.

Klik!!

"Selesai", ucapku lalu kembali ke posisiku di belakang kemudi.

"Selesai?", tanyanya padaku.

Aku mengangguk cepat. "Apa kau berpikir aku akan melakukan sesuatu padamu selain memasang safety belt? kau mau?", godaku.

Wajahnya yang imut itu memerah. Aku sekali lagi terkekeh.

***

"Kau mau makan apa?", tanyaku padanya saat kami sudah berada di sebuah restoran.
"Terserah kau saja", dia terlihat tak berminat.

"Chanyeol-ssi...", ia menyebut namaku di sela-sela waktu menunggu makanan yang sudah ku pesan sebelumnya.

"Tidak bisa kah kita hentikan saja kebohongan ini? Ibumu terlalu baik untuk semua ini", ada gurat rasa bersalah dari wajahnya saat mengatakan hal itu.

"Bisa aku minta kau bersabar sedikit lagi, Nona Do? Ada yang ingin kupastikan berkaitan dengan mommy".

"Maksudmu?", Kyungsoo mengernyitkan keningnya tanda tak paham dengan perkataanku.

"Bukan kah tadi waktu di sekolah aku sudah katakan bahwa tidak mudah untuk lepas dari mommyku? Apalagi kau sudah dibawa ke rumah. Jangan pikir mommy itu hanya seorang ibu pada umumnya. Jika berurusan dengan perempuan di sekitarku, ia bisa bertindak sebagai detektif atau mata-mata", aku mencoba menjelaskan pada Kyungsoo yang masih terlihat bingung.

Seorang pelayan yang mengantar pesananku sebelumnya menginterupsiku untuk melanjutkan penjelasanku pada Kyungsoo.

"Beberapa kali aku pernah meminta perempuan untuk berpura-pura menjadi kekasihku agar mommy berhenti menjodoh-jodohkanku. Tapi mommy selalu tahu dan mendatangi perempuan-perempuan itu tanpa sepengetahuanku", lanjutku sambil mulai menikmati hidanganku.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang