Chanyeol memperhatikan Kyungsoo saat akan memasukkan kunci untuk membuka pintu flatnya. Sudah dua kali Kyungsoo gagal melakukannya. Tangannya bergetar, tubuhnya menggigil, bukan karena ketakutan, tapi kali ini disebabkan tubuhnya yang tak bisa lagi berbohong bahwa ia kedinginan karena berada di bawah derasnya hujan dalam waktu yang bisa dikatakan tidak sebentar. Chanyeol mengambil alih anak kunci yang ada di tangan Kyungsoo untuk segera membuka pintu.
Pandangan Kyungsoo jadi teralihkan saat melihat tetesan yang mengalir dari sela-sela jemari Chanyeol. Bukan air hujan. Cairan itu lebih pekat, berwarna merah. Darah? Kyungsoo menarik lengan kiri Chanyeol untuk memastikannya.
"Kau berdarah, Chan?", ucap Kyungsoo setelah memastikan memang itu adalah darah.
Chanyeol ikut memerhatikan ujung jemarinya.
"Ah, sepertinya begitu. Mungkin ini karena pisau yang lelaki itu goreskan saat ia melepaskan tangannya dariku tadi", jawab Chanyeol dengan santai.
Kyungsoo menatap Chanyeol nanar karena ia tidak menyangka Chanyeol akan menanggapi luka yang didapatnya dengan sesantai itu.
"Sudah, ayo cepat masuk. Kau sudah sangat kedinginan", Chanyeol menarik Kyungsoo untuk segera masuk setelah ia membuka pintu.
Chanyeol melepaskan jaket bomber hitamnya saat sudah di dalam ruang flat Kyungsoo. Ada robekan di bagian lengan kiri jaket itu dan darah segar masih mengalir dari luka di lengan kirinya.
Kyungsoo membawa kotak obat miliknya bermaksud untuk membersihkan sekaligus mengobati luka Chanyeol.
"Ganti pakaianmu, tubuhmu sudah sangat kedinginan. Aku akan mengurus lukaku sendiri", Chanyeol menarik kotak obat dari tangan Kyungsoo.
Tanpa bantahan, Kyungsoo menuruti ucapan Chanyeol karena ia sendiri sadar dengan rasa dingin yang sekarang menyerang tubuhnya.
Beberapa menit kemudian, Kyungsoo keluar dengan pakaian kering yang tampak lebih nyaman menemui Chanyeol, membawa bathrobe dan handuk. Kyungsoo duduk di hadapan Chanyeol yang masih berusaha memakaikan perban untuk menutupi lukanya.
"Jangan ditutupi dulu. Lukamu belum bersih", Kyungsoo menarik lengan Chanyeol dan mengeluarkan cairan antiseptik dari dalam kotak lalu membasahi sejumput kapas untuk benar-benar membersihkan luka robek yang memanjang di lengan kiri Chanyeol dan pria itu hanya memperhatikan.
"Lukanya tidak terlalu dalam, jadi aku rasa tidak perlu jahitan. Aku akan membersihkannya dulu untuk meminimalisir kemungkinan terjadi infeksi", Kyungsoo berkomentar sambil terus membersihkan luka Chanyeol.
Chanyeol tidak bersuara sama sekali. Ia memandang wajah Kyungsoo yang tengah fokus pada luka di tangannya itu. Dia sangat manis. Itu yang ada di dalam pikiran Chanyeol yang membuat senyumnya terkembang tanpa sadar. Namun, tak lama, senyum itu berubah menjadi tatapan bingung kala telinganya mendengar isakan dari Kyungsoo setelah gadis itu menutup lukanya dengan kasa steril dan merekatkannya dengan plester.
"Maaf...", ucap Kyungsoo lirih, tapi masih sangat jelas untuk didengar oleh Chanyeol.
"Untuk apa?", Chanyeol merendahkan wajahnya, mencoba untuk mendapatkan jawaban dari Kyungsoo yang semakin menundukkan wajahnya.
"Secara tidak langsung, aku yang menyebabkan Joo Hyuk harus dirawat dan kau terluka seperti ini", ucap Kyungsoo di sela isakannya.
"Hey...ini bukan kesalahanmu, Soo...", Chanyeol menepuk lembut bahu Kyungsoo mecoba untuk menenangkan.
"Tapi, jika saja aku tak dikenal oleh pria itu, jika saja aku bukan seseorang yang memiliki pekerjaan di atas panggung....", tangis Kyungsoo semakin menjadi dan memotong kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionGS [CHANSOO] Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah digariskan, tak terkecuali urusan jodoh. Tinggal manusianya yang menjalani dengan usaha yang seperti apa.... Mudahkah? Sulitkah?