Kyungsoo menggeliat dari balik selimut tebalnya, mencoba membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Tangannya menggapai jam analog di atas meja kecil di samping tempat tidur.
"Astaga! Aku kesiangan!"
Kyungsoo melempar selimutnya dan segera berlari ke kamar mandi.
Kyungsoo melewatkan sarapannya pagi ini agar segera tiba di sekolah tepat waktu. Dia benar-benar terburu-buru pagi ini. Selama bersiap, bibirnya terus menggumamkan kekesalannya.
"Aarrghh... Ini semua gara-gara si Tuan Muda Park itu!", Kyungsoo menyambar tasnya di atas meja dan segera berlari keluar.
Namun, kakinya terhenti seketika saat ia membuka pintu flatnya dan mendapati sosok yang tengah berdiri dengan senyum manisnya.
Deja vu!
"Hai... Pagi, Kyung!", sapanya.
"Sehun?! Kenapa kau bisa ada di sini?", Kyungsoo terkejut dengan kehadiran Sehun di hadapannya sekarang.
"Untuk menemuimu", jawabnya masih dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya.
"Aku tidak ada waktu untuk bicara denganmu, Oh Sehun. Aku sudah terlambat dan harus pergi sekarang. Sebaiknya kau juga pergi", Kyungsoo ingin segera berlalu meninggalkan Sehun setelah ia mengunci pintu, tapi Sehun menahan lengan kecil itu sebelum ia sempat melangkah.
"Baiklah, kalau begitu kau ikut aku", Sehun menarik Kyungsoo yang jadi sedikit tersentak.
"Lepaskan, Sehun! Kubilang aku sudah terlambat dan tidak punya waktu untuk bicara denganmu!", Kyungsoo menarik tangannya yang sekarang digenggam Sehun, tapi percuma.
"Aku akan mengantarmu"
"Tidak perlu! Aku bisa naik bus!"
Sehun tampaknya menebalkan telinganya dengan terus membawa Kyungsoo menuju mobilnya yang terparkir apik menunggu si empunya untuk mengendarainya.
"Sehun! Lepaskan!", Kyungsoo masih mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Sehun walau itu sia-sia.
Sehun mendorong pelan tubuh Kyungsoo ke dalam mobilnya, kemudian ia segera menempatkan dirinya di belakang kemudi.
Baru beberapa meter melaju, Sehun menghentikan laju kendaraannya secara tiba-tiba. Kyungsoo terkejut. Ia menahan kedua tangannya pada dashboard agar tidak terbentur.
"Yaa!! Apa yang kau lakukan, Oh Sehun?!!", Kyungsoo tampak kesal.
"Ck... Tidak bisakah kau bicara dengan lebih lembut, Kyung?"
Kyungsoo tak menyahut, hanya tatapan matanya saja yang memberitahu Sehun bahwa dirinya sekarang benar-benar kesal. Sehun tertawa melihat ekspresi Kyungsoo, merasa tidak terintimidasi sedikit pun.
"Aku akan turun sekarang", ucap Kyungsoo dengan tangannya yang sudah siap untuk membuka pintu mobil.
"Pasang sabuk pengamanmu dulu baru aku akan melajukan lagi mobil ini", ujar Sehun seraya menahan lengan Kyungsoo.
Dengan muka sebal Kyungsoo menuruti ucapan Sehun.
Dalam perjalanan, Kyungsoo mengatup rapat mulutnya dengan pandangan yang tak ia alihkan sedikit pun dari jalanan.
"Kyung...", Sehun akhirnya buka suara
"Hmm..."
"Tak bisa kah kita berbaikan?"
"Untuk apa? Apakah kita sedang bertengkar? Aku rasa tidak"
Sehun menghela nafasnya.
"Aku minta maaf. Dulu aku sudah membuatmu terluka"

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionGS [CHANSOO] Di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan, semua sudah digariskan, tak terkecuali urusan jodoh. Tinggal manusianya yang menjalani dengan usaha yang seperti apa.... Mudahkah? Sulitkah?