30 Midnight Hysteria

9.5K 1.1K 80
                                    

🌟

HANGOVER #1 - THE HAZARDOUS NIGHT

Chapter 30 Midnight Hysteria

🌟

"Bener nggak papa, ya, Mbak?"

Membaca kekikukanku, Mbak Jihan mengangguk yakin dibarengi senyum ramah. Pintu ruang koordinator riset dibuka lebar untukku.

"Ealah Dek, sudah seminggu pake ruang ini masih sungkan ae. Aku ya sering pake kok, Dek, kalo pas nggak ada Dokternya. Lumayan buat sholat sama tidur-tiduran. Kadang dipake sama dokter Yuan juga."

Aura gelap membayang dari Sandra di sampingku. "Mbak Jihan... tidur sama dokter Yuan?"

Mbak Jihan dan aku melengos serempak melihat ekspresi Sandra yang seolah baru divonis dokter bahwa sisa hidupnya tinggal dua bulan lagi.

"Ckckck, kupingnya bawa ke dokter Yuan dulu, Dek, minta microsuction. Emoh aku sama dokter Yuan. Kalo kata dokter McFord dia siluman buaya ekor sembilan."

Shock Sandra sampai pada klimaksnya. "Sing genah Mbak? Buaya?? Kok bisa??"

"Aduduh!" Mbak Jihan menapuki bibirnya. "Udah ah Dek, kok jadi ngerasani orang. Aku sik ngurusi konsumsi rapat, ditunggu sama dokter Wahyu. Pake aja ruangannya ya, jangan lupa tutup gorden sama dikunci dari dalem. Nanti kalo udah kuncinya kembalikan lagi di laci yang tadi."

Mendapat penerimaan ramah dan terbuka dari staf perempuan yang berjaga di depan ruang dokter McFord ini, aku mengembus penuh syukur. Betapa Tuhan memberiku segala kemudahan untuk memastikan Bumiku mendapat konsumsi terbaik di usianya: ASI.

Walau itu artinya, setiap kuliah aku harus menggotong satu tas besar berisi peralatan tempur: pompa ASI, cooler box plus ice pack, dan kantung ASI. Belum lagi ransel penuh modul-modul dengan bobot batu kali, dan kadang tas laptop plus chargernya. Tiga tas sekaligus.

Jangan dibayangkan beratnya.

Sebab, kawan-kawan lelakiku yang koplak itu ternyata begitu ringan tangan. Di setiap jadwal yang mengharuskan kami berpindah-pindah lokasi, mereka bergantian membawakan tas alat tempurku. Alasannya, cari pahala untuk bekal di akhirat kelak.

Serah dah. Mereka memang kumpulan cowok gagah, yang hobi nonton sinema pintu hidayah.

"Nyaman bener ini ruangannya dokter bule, segala macem ada," decak Sandra sambil menarik tali vertical blinds yang kompak menutup sempurna jendela. "Kalo aku keturon di sini bisa nggak bangun-bangun kecuali pake ciuman cinta sejati Oh Sehun atau Li Yuanju."

"Wani piro Sehun kesini nyium kamu, San?" cibirku selagi mengaktifkan penutup kamera CCTV dengan remote. "Nggak denger barusan kata Mbak Jihan dokter Yuan itu buaya? Yang ada bukan dicium, dicaplok mah."

Terdengar tawa miris Sandra separuh ingin menangis. Buset Neng, segitunya demi si kembaran Joong Ki.

Tetapi yang dikatakan Sandra tidak salah sama sekali. Ruang koordinator riset, ruang kerja dokter McFord ini seperti rumah dinas dengan fasilitas lengkap, selain seperangkat meja kerja dan lemari buku-buku. Ada kulkas dua pintu, dispenser, rak penuh camilan, sofa panjang-empuk, wastafel, dan ada sekat di balik lemari buku untuk sholat. Tidak heran Mbak Jihan ataupun dokter Yuan bisa ketiduran di sini, apalagi dibelai manja hembus AC.

Kalau aku bukan mahasiswa (nyonya Lucas McFord, misalnya), ruang ini bukan hanya kupakai numpang pompa ASI. Bisa-bisa aku camping api unggun di sini.

Hangover #1 [Repost Non-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang