37 I'm Lovin' It

7.7K 980 78
                                    

🌟

HANGOVER #1 - THE HAZARDOUS NIGHT

Chapter 37 I'm Lovin' it

🌟

Dokter.

Aku melihat senyumnya. Tawanya. Sipunya. Tangisnya. Kecewanya.

Aku mendengar panggilannya. Seruannya. Bisiknya.

Aku merasakan tepuknya di kepalaku. Dahinya bersinggungan dengan poniku. Genggam tangannya yang mengisi sempurna setiap sela jemariku, tanpa gentar. Peluk eratnya yang selalu menghangatkan di saat dingin, dan menyegarkan di saat panas.

Dia ada di sini. Di memoriku. Di hatiku.

Dokter telah memenuhi setiap ruang hingga celah terkecil, dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan debaran gila yang terjadi setelah ciuman Garda. Ini terasa aneh dan...

Tanganku bergerak, perlahan menolak dadanya. Menciptakan kembali jarak yang sempat hilang karena tindakan tak terduganya.

... aneh, dan berbeda. Berbeda dengan debaran yang terpacu setiap berurusan dengan dokter McFord.

"Pulang."

Keseluruhan tubuhku terlalu lelah untuk mencerna. Aku hanya ingin sendiri.

"Mel..."

"Pulang, please?"

Karena suaraku sudah tersangkut, aku segera masuk tanpa menunggu reaksi Garda lagi. Kukunci pintu dan melepas kaitan tirai jendela. Kain tebal itu patuh menutup jendela.

Tubuhku terbanting di sofa. Pelupukku memejam keras hingga nyeri. Jemariku semrawut mencarik wajah. Satu, dua, dan akhirnya sepuluh jariku basah oleh air bening yang mengucur deras dari mata.

Adrenalin yang kian meningkat, menyebabkan dadaku belum berhenti menggila. Aku benci. Dengan segenap kesadaran diri, aku benci!

Perasaan apa ini...?

***

Dua hari sudah bayang-bayang kejadian itu memburuku seperti debt collector. Bahkan sampai Ujian Akhir Blok muskuloskeletal selesai, kata-kata itu masih jelas bergaung di telingaku... dan hatiku, sepertinya.

"Aku, orang yang mencintai kamu."

Beberapa kali Garda mengirimiku fotonya menunggu panggilan boarding di lounge bandara, dan bertanya apakah Bumi suka dengan box bayinya, tapi tidak satu pesanpun yang ingin kubalas. Atau lebih tepatnya, aku bingung harus bersikap seperti apa.

Sebab, bagaimana bisa dia begini?

Bagaimana bisa dia setenang ini mengirimiku pesan, setelah mencuri ciuman yang... bukan ciuman pertamaku, memang. Namun itu adalah pertama kalinya aku dicium oleh pria yang kukenal. Pria yang kukenal, bukan pangeran cabul entah siapa yang tidak ingin kuingat itu. Dan dicium, bukan mencium seperti yang kulakukan pada Dokter waktu dia tidur.

Dokter...

Waktu itu dia juga ingin menciumku, mengapa aku menolak? Mengapa aku tidak menolak Garda juga?

Bukan, bukan begitu.

Malam itu semua terjadi begitu saja. Ciuman itu datang dengan cepat, dan dalam. Sama sekali, tidak secuilpun terlintas di benakku bahwa saat itu aku akan dicium. Sedangkan Dokter, dia jelas-jelas memberi gestur hendak menciumku dan aku menerima... pada awalnya. Sampai kesadaran menghentikanku.

Hangover #1 [Repost Non-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang