🌟
HANGOVER #1 - THE HAZARDOUS NIGHT
Chapter 47 Happy Birthday
🌟
Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to youBatita perempuan yang baru genap berusia setahun itu jelas belum bisa meniup lilin, jadi Mbak Rissa--kakak sepupuku, ibunya Asya, si batita--yang mengembus pelan api di sumbu lilin warna-warni. Bumi bertepuk tangan, atau lebih tepatnya dokter McFord yang menepukkan bola genggamannya.
Aku membantu Mbak Rissa memotong tart dan membagikan ke keluarga, terutama anak-anak yang sudah mengantre. Potongan tart sudah hampir habis, tersisa beberapa orang dewasa yang belum dapat bagian.
"Itu calon papanya Bumi mau tart juga nggak, Mel?" Mbak Rissa menyikutku pelan. Aku meringis lebar.
"Ntar satu berdua sama aku aja, Mbak. Dia nggak terlalu suka manis."
"Oh, ngopi nggak?" Mbak Rissa menyerahkan potongan terakhir untukku. "Kalo iya minta di dapur sama Bi Inah, sekalian buat Pakde sama Om-Om di luar."
Aku mengangguk, memesan lima cangkir kopi di dapur, salah satunya dengan gula terpisah. Setelahnya, aku segera duduk bersama Dokter lesehan di dekat jendela. Bumi sedang dibawa Mama dan Papa bermain dengan keponakan-keponakanku yang balita. Keluarga besarku, keluarga Mama, setidaknya sudah mengerti dan memaklumi penjelasan Mama tentang kondisiku. Mereka tidak mengucilkanku, pun tidak mengorek luka lamaku dengan bertanya tentang siapa dan bagaimana bisa ada Bumi.
Mereka bersikap sewajarnya di depanku. Kalaupun aku digunjing di belakang, tak apa. Silakan bicarakan aku tapi menjauhlah, aku tidak mau dengar. Aku lelah menutup telinga dari nada sumbang maupun kasihan orang-orang.
Jatah cuti seminggu dokter McFord hampir habis, dan Papa membelikan kami tiket penerbangan besok malam, setelah maghrib. Sengaja Papa memilih penerbangan malam karena Bumi bisa langsung tidur panjang. Tanggalnya bertepatan dengan new year eve, alias malam tahun baru, 31 Desember.
Eh, kalau tidak salah besok itu...
"Mmh!"
Bibirku mencecap krim manis yang tiba-tiba tertempel. Mataku mengerjap. Spontan kubuka mulut dan melahap sesuap tart dari sendok yang dipegang dokter McFord. Lantas aku tersadar, tingkah kami mengundang decak meleleh dari Talitha dan Tania, adik sepupuku yang kembar dan baru menginjak SMU.
"Mas, Mbak, kalian gemay bangey siiyyy..."
Mereka menangkup pipi masing-masing. Dokter mencibir geli. Heuh. Aku mengembus malas.
"Mas Dokternya punya adek cowok nggak? Booking-in plis buat kita?" Tania merayu manja ke arah dokter McFord.
"Ada, Tan, tapi cuma satu," celetukku.
"Gak masalah sih, Mbak. Kita dari kecil udah sering sharing makanan, baju, kamar mandi, jadi sharing pacar gampang lah. Iya 'kan, Ndul?"
"Ho oh, Mbak. Kalo sama kita nggak cuma dapet satu, lho. Dapet dua sekaligus." Tania mengibas rambut ikalnya. "Beli satu gratis satu. Aku yang dibeli kamu yang gratisannya, Nyet."
Talitha menoyor adiknya tidak terima. "Heh, orang itu kalo beli sesuatu karena tertarik sama gratisannya, Ndul!"
Tania menoyor balik kepalanya. "Kalo gratis keresek doang? Ogah sih aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hangover #1 [Repost Non-Revisi]
RomanceREPOST TANPA REVISI ⚠️ Rᴀᴛᴇ M (17+) ⚠️ Mᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ᴅᴇᴘʀᴇsɪ, ᴋᴇᴋᴇʀᴀsᴀɴ, ᴋᴀᴛᴀ-ᴋᴀᴛᴀ ᴋᴀsᴀʀ, ᴋᴏɴᴛᴇɴ sᴇᴋs ɪᴍᴘʟɪsɪᴛ. Pɪʟɪʜʟᴀʜ ʙᴀᴄᴀᴀɴ sᴇsᴜᴀɪ ᴜsɪᴀ. ***** • Hangover #1 (the Hazardous Night) • Melati Pusparana tidak menampik bahwa cantik dapat berbuah konflik...