🌟
HANGOVER #1 - THE HAZARDOUS NIGHT
Chapter 38 Lengkapnya Kebahagiaan
🌟
Sepanjang evolusi manusia, kuku berfungsi untuk menggaruk dan pertahanan. Terbukti bahwa kuku adalah senjata tajam nomor dua setelah gigi pada tubuh manusia. Selain itu, adanya kuku mengoptimalkan fungsi tangan. Tanpa kuku, sensitifitas jari dapat berkurang sebanyak 50%, dan kemampuan memegang sulit, karena tidak ada tekanan kuku terhadap jari.
Yang kumaksud adalah kukunya Bumi. Sudah jadi kebiasaan rutin setiap weekend untuk aku memotong kuku tangan dan kakinya. Kalau terlalu panjang beresiko melukai wajah dan bagian dalam mulut.
"Hiiih! Awas lho ya salah potong! Nunggu dia tidur aja napa sih?"
Sandra bergidik sekujur tubuh di sebelahku. Aku mencatut-catut udara kosong di depan hidung mancungnya menggunakan gunting kuku. Otomatis dia tersentak memundurkan wajah dengan ngeri.
"Potong kuku bagusnya setelah mandi kek gini San. Karena apa? Karena kuku tersusun dari keratin yang sama dengan rambut. Makanya kalo nyalon keramas dulu baru potong, soalnya rambut kalo kena air jadi lemes dan mudah diatur. Nah sama, kuku juga. Lebih mudah dipotong kalo lembap."
Sebelah alis dan sudut bibirnya naik. "Kamu makin mirip dokter McFord deh, Mel."
"Apanya?"
"Suka nerangin sesuatu."
Beuh.
Satu udara gerah lolos dari mulutku. Tanganku kembali menggamit jemari Bumi dan mengetuki kuku mininya. Aku dan Dokter mirip? Kirain mirip wajahnya gitu. Wajah mirip berarti jodoh 'kan?
"Pasti kamu ngarep dibilang mukanya mirip, supaya jodoh."
Ya buset.
"Cuih emoh. Aku bangga jadi pure blood nusantara!"
"Lah dokter McFord 'kan pure blood bule, Mel," gumamnya, bertopang dagu. Aku hanya melirik sekilas. "Berarti kalo kawin sama dokter McFord ntar adeknya Bumi muggle dong. Nah lo ya ampun baru ngomongin kawin udah merah aja dia."
"Diem beo!"
Kurasakan darah di wajahku memang mendidih. Semoga ini hanya karena kami sedang berjemur di teras menikmati hangat mentari, bukan lantaran otakku yang mulai berimajinasi vulgar tentang Dokter.
"Tapi… berarti dokter McFord rhesus darahnya negatif?" Sandra mengecilkan volume di ujung kalimat.
"Trus kenapa kalo dia negatif?"
"Kalo kita 'kan pasti positif. Bukannya kawin beda rhesus bahaya buat anaknya ya?"
Ada yang berdetak lebih keras saat mendengar itu. Tanganku berhenti sesaat. Kemudian, melanjutkan potongan kuku terakhir di kaki anakku sambil tersenyum lega.
Lega karena secara teori, aku bisa menikah dengan dokter McFord tanpa khawatir masalah beda rhesus.
"Yang penting ibunya rhesus positif San. Bapaknya rhesus negatif nggak masalah. Yang masalah kalo sebaliknya: bapak positif ibu negatif. Alhamdulillah, kelar dah Bum."
Kutepuk-tepuk perut Bumi di pangkuan untuk membersihkannya dari sisa potongan kuku. Sekarang dia bisa mengemut tangan dengan aman. Memangnya ada ngemut tangan yang aman?
Tidak tahu, hehe. Tapi aku tidak ingin melarang Bumi mengeksplorasi tubuhnya, karena memang sudah waktunya. Bebaskan dia memelajari seluk-beluk fisiknya sendiri. Aku cukup sering-sering membersihkan tangannya dengan tisu basah untuk menjaga kebersihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hangover #1 [Repost Non-Revisi]
RomanceREPOST TANPA REVISI ⚠️ Rᴀᴛᴇ M (17+) ⚠️ Mᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ᴅᴇᴘʀᴇsɪ, ᴋᴇᴋᴇʀᴀsᴀɴ, ᴋᴀᴛᴀ-ᴋᴀᴛᴀ ᴋᴀsᴀʀ, ᴋᴏɴᴛᴇɴ sᴇᴋs ɪᴍᴘʟɪsɪᴛ. Pɪʟɪʜʟᴀʜ ʙᴀᴄᴀᴀɴ sᴇsᴜᴀɪ ᴜsɪᴀ. ***** • Hangover #1 (the Hazardous Night) • Melati Pusparana tidak menampik bahwa cantik dapat berbuah konflik...