33 Pulang

8.6K 1K 58
                                    

🌟

HANGOVER #1 - THE HAZARDOUS NIGHT

Chapter 33 Pulang

🌟

"Ke Jogja? Borobudur? Prambanan? Parang Tritis?" Roman mengabsen nama-nama tempat wisata di Jogja, lalu menutup dengan satu sedot soda gembiranya.

"Basi. Dah sering," seloroh Danny.

"Raimu basi, Dan, (Mukamu basi, Dan)" ejek Fathir, diamini oleh Danny sendiri. "Gak ada yang mau ke gunung? View-ne apik lho."

Roman melirik stand tahu campur sekilas, kemudian bergumam, "ke mana? Puncak?"

"Cek adohe nang Puncak, Ngalam ada Batu, (Jaoh bener ke Puncak, di Malang ada Batu)" omel Joko. "Puncak ruame, males."

"Di mana-mana musim libur mesti rame, Joko Bodo," Danny mendorong bahu Joko. "Hatimu thok sing sepi."

"Apa? Apa?" Roman mendelik, memajukan badan ke Joko. "Masih gagal move on sama Elia?"

"Menengo, Mbut! (Diem, Mbut!)"

"Lambemu, Jok. Ojo mbat mbut mbat mbut ae kon ngarep kodew. (Mulutmu, Jok. Jangan mbat mbut mbat mbut kamu depan cewek)"

"Halah, Dan," aku mengibas geli. "Terusin dah. Anggep aku cowok juga."

Roman menggeleng serius. "Gak bisa, Mel. Kamu nggak punya titit. Kalo mau disamakan ama kita sana kamu transplantasi titit dulu."

Aku menganga hingga kuah bakso yang baru kusesap terjun lagi ke mangkuk.

Tak ayal Roman dihujan umpatan dari ketiga cowok lain. Aku memerhatikan sambil menderai tawa ringan. Jadi penasaran apa saja ritual mereka berempat kalau berkumpul tanpa aku dan Sandra, selain mabar tentunya?

Fathir menolehku dengan mata berkilat. "Kamu nggak mau kemana gitu, Mel, minggu tenang nanti?"

"Mau lah," dengusku disertai bibir maju. "Tapi aku 'kan ada Bumi. Kamu mau aku manjat gunung sambil manggul bayi beratnya dua karung beras?"

"Iya juga ya," Joko mengusap dagu. "Kalo ke pantai? Batu Bengkung bagus lho. Nginep aja daripada Eneng dan putra mahkota kita kecapekan."

Kalau pantai sih... "Pantai di kampung aku buagus lho, Rek." Aku jemawa menyampir poni ke samping.

"Ayo ke sana," Fathir bertepuk meja. "Pantai Bening Kristal yang mirip Maldives itu kan? Lagi booming backpaker-an ke sana."

"Fathir Miskin gini banget ya. Gak mampu ke Maldives, pelarian ke pantainya Melati," celetuk Danny.

Aku memicing runcing. "Heh, bagusan Bening Kristal ya daripada Maldives!" Lagian putra tunggal profesor pemilik perusahaan farmasi seperti Fathir, mau tiap hari bolak-balik Malang-Maldives juga bisa.

"Kalo kita ke sana, rumah kamu mau nampung nggak, Mel?"

Aku diam sesaat mendengar pertanyaan Fathir. "Mamaku sih mau aja." Hidungku mengerut teringat seseorang. "Tapi Papaku, ntar kalian pasti diuber-uber main catur terus. Adek aku lagi... hadeh." Bisa kubayangkan bagaimana klopnya Fikar featuring geng Sora Aoi ini. Jodoh. Leherku menggeleng kebas. "Jangan deh, adek aku jangan."

"Ih, kenapa? Adek kamu yang mirip Iqbaal itu kan? Masih suci keknya. Sini kita racunin."

Yang lain mengamini sahutan Roman, aku mengulum senyum ketir. Asal kalian tahu, Fikar sudah teracuni sejak lahir dan dia malah kebal. Keracunan ketuban awalnya. Gendeng memang anak itu.

Hangover #1 [Repost Non-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang