Chapter IX - Clan Of Rogue

31.5K 3.2K 105
                                    

Mawar hitam.

Itu masih jadi pertanyaan terbesarnya hingga detik ini. Beberapa hari dilalui penuh dengan kebimbangan hati. Dirinya sering kali kedapatan merenung, kemudian tersenyum sendiri seperti orang gila, lalu kembali diam berpikir. Terus menerus seperti itu dalam kurun waktu yang belum dapat dipastikan.

Steven bertanya-tanya, siapa gerangan wanita tak percaya diri yang memberinya setangkai mawar diam-diam. Padahal tak perlulah seperti itu. Di hadapan umum pun, jika seorang wanita cantik memberinya bunga maka dengan senang hati akan dia terima. Bahkan jika beruntung akan diberikan bonus kecupan manis.

Namun demikian, yang satu ini berbeda. Dia lebih ingin menjadikan dirinya misterius. Mungkin itu taktiknya untuk merebut perhatian Alpha mengingat, kebanyakan gadis lebih memilih menyatakan rasa ketertarikan pada pemimpin Golden Moon Pack itu secara terang-terangan.

Steven tertawa untuk satu pemikirannya itu. Ah, benar saja. Di jaman sekarang, persaingan cinta semakin ketat. Sebagai wanita yang ingin mendapatkan produk terbaik, maka mereka harus berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang unik agar para pria melirik sebelum Mate aslinya datang. Cara sembunyi-sembunyi seperti ini, adalah yang pertama.

Tetapi jika dipikirkan, mengapa harus mawar hitam dengan aroma kelam yang begitu pekat? Apa tidak ada yang lebih baik lagi? Seperti mawar putih misalnya?

Steven kembali merenung.

Ah, atau mungkin karena wanita itu adalah makhluk molek penyuka warna hitam? Hm, itu menarik. Steven tertawa membayangkan wanita seksi dalam balutan gaun hitam ketat. Sedang berdiri sambil menatapnya menantang.

Tetapi aromanya terlalu kelam.

Sekali lagi pikiran itu membawanya pada renungan.

"Apa kau masih sehat?"

Suara keparat dari arah belakang menyadarkan Steven dari seluruh hipotesa gilanya. Pria yang beberapa waktu menghilang dari kehidupan, kini kembali siap mengusik waktu tenang sang Alpha.

"Kau bicara apa, tentu saja aku sehat luar dalam." Si netra safir menjawab kalem.

"Eh? Kau lupa definisi sehat ala akal pendekmu itu terlalu rendah dari kadar sehat yang sesungguhnya."

Tak perlu menjawab omongan tak bermutu Betanya, Steven mengalihkan pandangan pada mawar hitam yang tersembunyi di balik jas mewahnya. Dia meraihnya, membawanya tepat beberapa senti di depan wajah.

"Mawar hitam? Kau dapat dari mana?"

Steven menoleh setelah pertanyaan Joan mengalun. Dia tersungging sinis sambil menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. "Menurutmu, siapa yang memberikan ini padaku?"

Suara itu... Joan tercenung. Alpha tone yang terlalu jarang digunakan Steven di kala kebersamaan mereka berdua. Nyaris tak pernah. Jika sudah seperti ini, apa perlu Joan juga meresponnya dengan serius?

"Alpha, sudah waktunya."

Joan maupun Steven memindahkan fokus pada seorang Golden Warrior yang tiba. Steven segera bangkit dari posisi duduk di padang rumput luas pada kegelapan malam. Sedikit sinar yang terpantul dari bulan tak mempengaruhi kemampuan penglihatannya. Bulan yang menggantung di atas, ditatapnya sekali lagi.

"Ayo kita pergi ke Red moon Pack."

***

Benar saja, aura tanah ini terlalu berbeda dengan saat terakhir kali dia berkunjung. Sesuatu yang salah pasti telah terjadi di sini. Dalam tampilan fisik, tak ada yang salah memang. Tetapi musibah yang tengah menimpa pasti terselubung dengan sempurna oleh kegelapan.

Steven mengendus pelan mencoba mencermati aroma yang ada. Aromanya, terasa agak familiar.

"Alpha, aku sudah memastikan tak ada yang mengetahui kunjunganmu kemari. Seperti titah Anda, kunjungan Anda kali ini adalah misi investigasi dadakan."

YUNANI : A Rebellious Luna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang