Netra biru menyipit pada pandangan gelap ratusan meter di depan. Nyaris tak nampak lagi warna selain pekat malam. Beberapa yang mulai kewalahan bahkan menggunakan mata serigalanya meski belum ada satu pun yang berganti shift[4] sampai detik ini. Steven melompati dahan besar hingga dirinya masuk ke celah-celah ranting pohon. Dia seperti tak sudi menginjak tanah dan memilih melompati dahan demi dahan. Menggulirkan mata ke kanan, sosok gagah berusia tiga puluhan memberikannya sebuah ultimatum.
"Alpha Steven, ini sudah semakin jauh. Aku pikir sudah waktunya kita menurunkan kecepatan dan waspada."
Steven tidak setuju. Apapun yang terjadi, sebesar apapun konsekuensinya, dia dan semua yang ikut wajib segera sampai pada tempat bernama Roisu itu.
"Alpha Kenneth, anda lupa tentang pembicaraan kita di tanah Red beberapa waktu lalu?"
Pria tiga puluh tahunan itu terdiam, lebih memilih bungkam ketika iris emas yang menoleh padanya mempersembahkan suatu titah yang tak dapat dielak.
***
"Sudah berkumpul semua?"
"Ya, Alpha. Tetapi saya ragu Luna Vigra dapat diajak berkomunikasi"
"Tak apa, Joan. Biarkan dia kelak berkoar-koar di tengah rapat. Aku ingin melihat reaksi dari pemimpin kawanan dari tanah yang lain. Itu akan semakin meyakinkan mereka."
Pintu terbuka. Meski tak se megah yang ada di Golden Palace, Steven cukup menikmati apa yang ter jamu di hadapannya. Dia melangkah menuju singgasana tertinggi. Selalu seperti itu karena sejak lahir, memang itulah haknya.
Pertemuan empat Pack besar yang tersisa secepat mungkin harus digelar. Raja Werewolf harus memberitahu apa yang terjadi sebenarnya pada pemimpin kawanan dalam jumlah besar yang lain.
Dia duduk dengan tenang. Mengamati satu persatu wajah yang menatapnya menuntut penjelasan segera. Pemilik iris biru tersenyum. Dia mempersilahkan omega yang ada untuk menghidangkan jamuan.
"Jadi, kau sudah menggantikan posisi Alpha Dominic yang sudah tiada dengan duduk di kursi kebesarannya? Atau kau juga ingin menikahi Vigra segera?"
"Geraldo of Silver Moon, kata-katamu sangat tak pantas untuk King-mu yang tampan ini." memasukkan sebuah anggur ke mulut, Steven tersenyum kecil sambil mengunyah.
Geraldo bukan Anak kecil. Dia tidak mau mencari masalah dengan Alpha muda yang masih labil. Lagi pula, kalau pun melawan dia tak mungkin menang. "Maaf, King. Tapi kau mengumpulkan kami semua di tengah malam, memaksa kami untuk datang ke tanah Red secepat mungkin, pasti ada alasannya bukan?"
"Tentu saja." Steven kembali memuntir sebuah anggur. "Apa kalian tau Red Moon Pack sudah diserang Rogue?" inti kalimat dan ekspresi terlalu kontras. King of Werewolf berniat mempermainkan hati dan otak kaumnya sendiri. Membicarakan tentang penyerangan Rogue seperti sedang membahas cuaca.
"M-maksud anda?"
Anggur dalam genggaman dia kembalikan lagi pada piring buah di sisi singgasana. Steven menatap lekat pada Kenneth, Alpha dari tanah Blood yang baru saja bertanya. Menjawab pertanyaan dengan sebuah pertanyaan lain. "Alpha Kenneth, apa yang kau ketahui tentang kematian Alpha Dominic?"
Kenneth mengerutkan kening. Tak lama dia menjawab, "beliau meninggal karena wabah penyakit yang juga mengakibatkan kematian setengah dari penduduk Red Moon Pack"
"Bodoh" tunggal Aecryll menanggapi dengan ringan. "Kau sangat bodoh jika berasumsi demikian."
Gemuruh tanya memenuhi aula Pack House Red Moon Pack. Selain karena ungkapan kasar Raja Werewolf pada salah satu pemimpin kawanan yang masih dalam ranah kekuasaannya, juga tak paham maksud dari kalimat tersebut. Steven sudah memprediksi ini akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUNANI : A Rebellious Luna [COMPLETED]
WerewolfKecewa dan patah hati menuntun seorang Yunani pada kegelapan. Di suatu malam perayaan, dia melihat sendiri Matenya bermain api bersama adik angkatnya. Semua orang menghakiminya, untuk suatu perbuatan yang tak pernah dilakukan. Dia disingkirkan dari...