Chapter XXVIII - Released Mission (a)

32.6K 2.9K 30
                                    

Happy reading

Malam ini, aliran darah terasa agresif mengaliri nadi. Gila-gilaan sampai setiap Warrior yang berjaga khawatir jantung akan pecah segera. Detakannya, bahkan dapat dirasakan satu sama lain antar Werewolf. Mata kelam menyipit untuk angin dingin yang berhembus tiba-tiba. Tak wajar. Dia menengadah pada langit gelap demi meminta restu.

"Tolong berkati misi kami." Bisiknya sendu.

"Maheer, kau ini benar-benar yakin terhadap laki-laki asing itu? Maksudku—apa tak ada kecurigaan?" Seorang pria mendekat pada sang pemimpin dan bertanya pelan. Malam telah larut. Sebagai seorang Warrior yang cukup dipertimbangkan dalam klan Caëro, Giga cukup khawatir tentang jebakan yang mungkin saja telah disiapkan para serigala elit. Dirinya terlampau yakin aliansi Werewolf sedang membentuk sebuah rencana demi menghapuskan Rogue yang tersisa.

"Jangat takut. Aku sudah mempersiapkan diri jika saja hal itu terjadi. Walaupun, terus terang saja..." Maheer menatap bayang-bayang Golden Moon Pack dari balik gelap hutan Clev. Dia belum mendekat pada gerbang barat. "Aku merasa, apa yang dikatakan oleh laki-laki itu adalah sebuah kebenaran."

"Apa kau tak merasa terlalu yakin?"

"Aku sudah terlampau yakin, Giga. Mencurigakan memang. Tapi ketika aku mendengar suaranya, itu seperti sebuah ketegasan mutlak yang aku sendiri pun benci mengakuinya. Jadi, mari kita jalani ini terlebih dahulu."

Hening sejenak, tetapi kemudian Giga memilih untuk berpihak pada insting sahabatnya. "Hm, aku akan mendukungmu."

Mirip seperti de javu namun dalam kondisi berbeda. Beberapa minggu lalu mereka berdiri dalam situasi ini. Mengintai Pack terbesar di atas dataran Borcest dalam perlindungan bayangan Clev. Hanya saja, sang pemimpin kini tak berdiri menyokong mereka.

Hal ironi, sebab kawanan Caëro kembali berada di posisi sama namun untuk menyelamatkan sosok yang begitu penting dalam pengintaian sebelumnya. Maheer menelan ludah gugup untuk setiap detik yang berlalu. Dia memejamkan mata dan sekali lagi mengucap harapan dalam doa.

"Sven, apa pun yang sedang terjadi padamu... ku mohon bertahanlah. Sebentar lagi saja, karena kami akan segera tiba."

Bahkan jika dia harus kehilangan jiwa demi misi ini, itu tak apa. Sven adalah yang terpenting dalam klan Caëro. Semua nyawa yang telah tunduk pada kebengisan pemimpin Rogue, tak akan mampu membelot dari sumpah yang telah terucap.

Mereka boleh liar. Tetapi tak akan pernah sudi menjadi pengkhianat bagi klan-nya sendiri.

"Dia datang!" Salah seorang di antara kawanan Caëro berseru lantang. Kemunculan sosok yang telah dinantikan menyerap atensi seluruhnya di balik bayangan Clev. Mereka merapat, mendekat pada sosok misterius itu tanpa menurunkan kesiagaan.

"Aku bersyukur kalian benar-benar tiba. Seluruh Golden Palace sudah dalam pengawasanku. Ada sebuah acara yang sedang berlangsung dan itu adalah kesempatan emas bagi kita untuk menyusup." Laki-laki itu berucap tegas.

"Tunggu sebentar!" Giga menyela. "Kau, apa kau adalah salah satu penguasa di Golden Palace? Bagaimana kau tau kondisi di dalam sana? Atau, apa yang membuat kami harus percaya pada perkataanmu itu!?"

Menanggapi tuduhan yang tertodong padanya, sang makhluk misterius dapat maklum. Dia yang muncul tiba-tiba dalam suatu kawanan yang dalam kondisi terdesak, kelewat wajar jika mereka menaruh curiga.

"Kalian boleh pegang sumpahku sebagai Anak bulan, bahwa jika aku berdusta—maka Dewi Bulan sendiri yang akan mencabut nyawaku."

Kawanan Caëro membungkam. Mereka saling melirik satu sama lain meminta pendapat. Pada akhirnya, sang pemimpin sendiri telah memilih jalannya.

YUNANI : A Rebellious Luna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang