Chapter XXI - Alpha's Feeling

35.6K 3.1K 81
                                    

Part 21

meluncur~~~

Happy reading

Bunyi sendu dari rantai yang bergesek dengan lantai, senada dengan cuaca hati seorang Yunani Sven kini. Dia tak dapat lagi menghitung hari. Entah, berapa waktu telah berlalu sia-sia dalam kungkungan tubuh besar seorang pria bejat.

Kaki pucat yang kian pucat, gemetar ketika memaksakan diri melangkah. Dingin lantai marmer telah tak hinggap pada syaraf kaki yang mati. Pria Alpha yang mengurungnya sudah keluar sejak pagi tadi. Meski sebelumnya laki-laki itu menyempatkan diri untuk bergumul dengan brutal sebentar dengan gadis bernetra perak peliharaannya.

Tangan pucat memegang erat pinggiran meja, meremasnya kuat. Rasa nyeri, perih dan panas kembali merayap pada daerah sensitif ketika tak sengaja kakinya melangkah terlalu lebar. Bibirnya terus mendesis ngilu. Berusaha keras hingga Yunani dapat meraih cermin besar dengan bingkai emas. Cermin yang merangkum seluruh bagian tubuh polos tanpa penghalang, memperlihatkan betapa kacau dirinya sekarang. Wajahnya jauh lebih tirus dari yang terakhir kali diingat dan kantung mata tampak jelas terlihat. Ada sulur-sulur rumit yang menguntai membentuk pola indah, menjalar dari pundak hingga tengkuk dan leher jenjang. Iris lembu terpaku dibuatnya. Kemudian bergulir dari tanda kepemilikan hingga dada. Ada begitu banyak bercak merah—sebagian telah menggelap. Bercak yang terus merambat hingga ke celah selangkangannya.

Rasanya sesak.

Dia, seorang Yunani Sven telah mendapatkan penghinaan terbesar yang pernah terpikirkan seorang Shewolf. Membuat hancur tak bersisa harga dirinya. Yunani mencengkram erat pinggiran cermin. Ada emosi tersulut dalam tatapan perak yang menajam.

Dirinya memuja laki-laki itu. Sangat memuja hingga tak sedikitpun mampu mengalihkan pandangan pada hal lain. Tergila-gila dan memilih menutup mata pada kenyataan yang jelas terpampang di depan mata. Menolak fakta ketika dirinya sendiri pun merasa, bahwa sang Mate tercinta tampak seolah menjauhinya. Terus menerus memupuk pemikiran positif dan mengunci logika.

Kemudian dengan begitu keras laki-laki itu menampar kunci yang dibuatnya. Memaksanya terhempas kuat dengan jiwa hancur tak bersisa. Menunjukkannya dengan cara paling kejam yang pernah terpikirkan oleh seorang Werewolf pada Matenya. Yunani tak akan lupa, ketika iris suci serupa bulan miliknya harus menyaksikan adegan laknat antara Mate dengan adik angkatnya.

Setelah bertahun-tahun, pria itu kembali ingin memilikinya. Begitu egois dengan melakukan klaim paksa ketika kondisi tengah sangat tak adil. Di saat Yunani nyaris menggenggam daratan Borcest sebagai The Great United yang mengemban misi untuk menyatukan kembali kedaulatan Borcest, dan menyerahkannya pada pemilik sah.

Sialan!

Apa maksud keparat itu!

"Hah!"

Buku-buku jari pucat ternoda oleh cairan merah kental berbau anyir. Cermin yang menampilkan keseluruhan tubuh telanjang seorang gadis retak dibuatnya. Iris lembu menyorot tajam pada pantulan dirinya yang menjamak di antara retakan kaca. Mutiara bulan menajam sesaat dengan amarah meluap-luap.

Snow White tak bisa dihubungi. Sekeras apapun Yunani mengirim pesan, serigalanya tak jua memberi respon. Dia khawatir, sebagai seorang manusia apa yang telah terjadi meruntuhkan harga dirinya. Efek dua kali lipat pasti dirasakan oleh sang setengah jiwa.

Sangat menyakitkan. Entah apa maksud Moon Goddess memberikan jalan cerita suram pada hidupnya. Rasanya Yunani ingin berteriak murka pada Dewi sialan itu. Terlalu lelah batin jika terus memikirkan nasib. Yunani bertopang tubuh pada cermin retak, menghela nafas dalam-dalam. Matanya dia tutup rapat untuk meresapi energi alam yang hendak diserapnya untuk menstabilkan emosi.

YUNANI : A Rebellious Luna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang