Gebi dan Bilal keluar dari rumah Udin setelah membereskan buku-buku mereka. Hari ini mereka cukupkan umtuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Berhubung waktu yang di berikan Bu Dian satu minggu membuat mereka sedikit lega.
"Pamit ya, Din!" Bilal berpamitan dengan Udin. Mereka saling tos ala-ala anak lelaki.
"Pulang dulu ya, Din. Makasih buat cemilan yang udah di siapin mama lo." Gebi menatap Udin dengan senyum tipis.
"Yoo... santai ae mah kalau sama gue." Udin nyengir ke arah Bilal dan Gebi.
"Yaudah, balik gue ya. Jangan rindu, cukup doi aja." Bilal nyengir mendapat pukulan dari Udin.
Gebi yang mendengar perkataan Bilal mendengus malas. Dasar lelaki buaya umpat Gebi di dalam hati.
"Najis woy...," teriak Udin.
Bilal dan Gebi menghampiri motir Bilal yang tidak jauh dari keberadaan mereka. Bilal mengambil helm Gebi lalu memberikannya pada Gebi. Lalu dia memakai helmnya sendiri.
Gebi memakai helm yang di berikan Bilal. Setelah selesai dia naik ke atas motor Bilal sesudah sang punya motor naik lebih dulu. Gebi memegang pundak Bilal agar lebih mudah saat naik.
Setelah Gebi naik, Bilal menghidupkan mesin motornya lalu mengegas motornya. Mereka berdua pergi dari rumah Udin setelah Bilal membunyikan klakson pada Udin.
Udin melambaikan tangannya kepada Bilal dan Gebi. Lalu dia beranjak dari sana masuk kerumah, tak lupa dia mengunci pintu.
****
"Mau langsung pulang?" Bilal bertanya kepada Gebi. Mereka sekarang berhenti di lampu merah. Bilal ingin mengajak Gebi berjalan-jalan sebenarnya, lagian ini masih jam lima sore.
"Emang mau kemana lagi?" Gebi balik bertanya.
"Jalan-jalan dulu yuk. Lagian ini masih sore."
Gebi berpikir sejenak untuk menjawab ajakan Bilal. Dia ingin pulang sebenarnya, tapi di rumah juga tidak ada siapa-siapa. Kemungkinan orang tuanya pulang malam.
"Yaudah deh." Gebi memajukan sedikit badannya agar Bilal dapat mendengar suaranya.
Bilal tersenyum di balik kaca helm yang di pakainya. Dia senang Gebi menerima ajakannya. Dia akan tidak heran bila Gebi menolak. Tapi siapa sangka Gebi akan menyetujuinya.
****
Mereka berdua duduk di bangku taman di dekat rumah Gebi sambil menikmati es krim yang di beli Bilal. Taman ini cukup ramai di sore hari. Ada yang berlari mengelilingi taman, ada yang berolahraga sambil berpacaran, ada juga yang hanya duduk-duduk saja. Yang pasti tidak ada seperti Bilal dan Gebi. Mereka teman bukan, musuh juga bukan, apa lagi punya hubungan. Jelas bukan.
Gebi memakan es krim rasa vanilanya sambil menggoyangkan kakinya yang menggantung di kursi yang dia duduki. Dia memandang lurus yang ada di depannya. Tidak tau mau berbuat apa dari tadi dia hanya diam saja. Dia heran dengan dirinya dan Bilal saat ini. Bukan siapa-siapa tapi kok seperti siapa-siapa pikir Gebi.
Bilal menyandarkannpunggungnya di kursi. Sambil memakan es krimnya Bilal memandang Gebi yang sedang fokus melihat kedepan. Senyumnya merekah karena bisa duduk berdua dengan Gebi. Dia senang menghabiskan waktu bersama Gebi dari siang hingga saat ini.
"Bi...," panggil Bilal.
"Hmm...." Gebi bergumam menjawab panggilan dari Bilal.
"Bi...," panggil Bilal lagi.
"Mmm...."
"Bi...." Bilal menahan senyumnya saat memanggil Gebi lagi.
"Apa?" Gebi menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari es krim yang dia pegang.
![](https://img.wattpad.com/cover/141544747-288-k629607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebi #ODOCTheWWG
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Ini lucu, sungguh menggelikan, di saat aku berjuang untuk mendapatkan sesuatu malah orang lain yang mendapatkan. Bukankah takdir ini lucu. Gebi salah satu siswi di SMA Harapan Jaya, sekarang duduk di bangku XI Ipa 1. Kebiasaan Gebi...