8. Saos Tomat

71 3 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Gebi dan Sasa bergegas menuju kantin untuk memberi makan cacing yang ada di perut mereka.

"Lo mau pesen apa, Geb?" Sasa bertanya kepada Gebi. Sekarang mereka sedang duduk di kursi kantin.

"Bakso deh, sama air putih dingin ya, Sa." Sasa berjalan menuju penjual bakso. Setelah memesan dia kembali ke tempat Gebi.

"Gue traktir lo hari ini." Sasa menatap Gebi dengan cengirannya.

"Tumben, dalam rangka apa nih?" tanya Gebi. Tumben-tumbenan Sasa ingin mentraktir Gebi. Biasanya saja jika Gebi ingin meminjam uangnya tidak dikasih. Kalau tidak bener-bener kepepet sampai nangis darah mungkin enggak bakalan dipinjemin Sasa.

"Enggak dalam rangka apa-apa. Tapi besok gantian lo yang traktir gue!" Sasa tertawa melihat muka Gebi yang langsung berubah menjadi datar.

"Sama aja itu, Sasa micin," kesal Gebi melempar tisu yang ada dimeja.

Sasa terbahak melihat Gebi yang kesal karena ulahnya.

"Boleh gabung nggak?" tanya seseorang yang mengakibatkan tawa Sasa terhenti.

Sekarang di depan Sasa berdiri seorang cowok berponi. Sedangkan yang satunya sudah duduk di sebelah Gebi.

"Aah... boleh kok, Din. Duduk aja, nggak ada yang ngelarang kok," ucap Sasa kepada Udin.

Udin langsung duduk di sebelah Sasa. Sementara didepannya Gebi dan Bilal sedang bertengkar.

"Ngapain lo duduk disamping gue? sana duduk tempat lain!" usir Gebi kepada Bilal yang sedang duduk nyaman.

"Suka-suka gue lah mau duduk di mana," balas Bilal santai. Tangannya bergerak menuju sandaran kursi Gebi.

"Gue enggak mau duduk di samping lo. Pergi deh!" Gebi mendorong bahu Bilal.

"Ciee... jadi maunya duduk di pelaminan sama gue ya? tak ku sangka, Gebi se agresif ini." Bilal menggeleng-geleng melihat ke arah Gebi.

"Diih... apaan sih lo. Jijik tau enggak." Gebi memukul bahu Bilal kuat.

Sasa dan Udin yang berada di depan mereka hanya menikmati perkelahian itu. Mereka seolah melihat tontonan gratis sambil menyantap bakso yang sudah di antar teteh penjual bakso.

Gebi yang menyadari baksonya sudah datang segera memakannya tanpa mempedulikan bahwa dia sedang beradu mulut dengan Bilal.

Bilal yang melihat Gebi melupakan acara mengusirnya karena semangkuk bakso menggeleng tak percaya. Sepenting apakah bakso itu di bandingkan dengan dirinya. Karena sudah lapar Bilal juga ikut menyantap baksonya.

Bilal mengambil cabai yang ada di meja dan memasukkannya kedalam mangkuk baksonya. Setelah di aduk rata, Bilal menyingkirkan bagian cabai yang tidak terkena blender. Lalu menyantapnya.

Gebi dan Sasa yang melihat itu memandang Bilal, kemudian mereka saling berpandangan. "Aneh!" kata mereka berdua.

"Dia emang manusia aneh," ucap Udin ketika mendengar perkataan Gebi dan Sasa untuk Bilal.

"Lo lebih aneh mau temenan sama manusia aneh," balas Bilal kepada Udin sembari memakan baksonya.

"Iya ya, kok gue baru sadar," seru Udin heboh. Seketika pengunjung kantin melihat ke arahnya.

"Berisik kamu, Din. Jadi diliatin orang 'kan." Sasa menepuk bahu Udin kesal.

"Eeh... maaf deh, Raisa." Udin nyengir ke arah Sasa. Gebi dan Bilal yang mendengar kata Raisa memutar bola mata malas.

"Nama gue, Sasa. Bukan, Raisa. Sembarang aja lo ganti nama gue," sungut Sasa kepada Udin yang meringis ketika ditatap tajam oleh Sasa.

Tiba-tiba Putri datang ke tempat mereka berempat. Dia menyiram Gebi dengan jus yang ada ditangannya.

Gebi #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang