Saat ini Gebi sedang duduk di meja makan bersama kedua orang tuanya. Mereka sedang menikmati makan malam bersama.
Bilal mengantarnya tadi dari cafe sekitar pukul lima sore. Tujuan Bilal mengajaknya makan adalah untuk meminta maaf atas perbuatan Putri terhadapnya. Dia merasa bersalah karena telah melibatkan Gebi dalam masalahnya dengan Putri. Walau Putri sudah berbuat jahat terhadapnya, itu bukan salah Bilal. Salah Bilal adalah mengakuinya sebagai pacar untuk menyelesaikan masalah dengan Putri. Tapi bukannya selesai, malah semakin berdatangan masalah-masalah lainnya.
Gebi memilih memaafkan Bilal, toh dia tidak berhak untuk tidak memaafkan. Tuhan saja maha pemaaf masa sebagai umatnya dia tidak mau memaafkan. Itu yang dipikirkan Gebi ketika Bilal meminta maaf.
Aah... Bilal juga benar-benar mentraktirnya. Dia tidak meninggalkan Gebi seperti yang dipikirkannya tadi.
"Geb," panggil Mama Gebi, dia menyentuh punggung tangan anaknya yang sedang mengaduk-aduk makanan di piring.
Gebi mengangkat kepalanya untuk melihat mamanya. "Kenapa, Ma?" tanya Gebi masih terus mengaduk-aduk makanannya.
"Makanannya enggak enak ya? mau Mama ganti?" Mama Gebi berniat mengambil piring Gebi untuk mengganti makanannya. Tapi Gebi mencegahnya lebih dulu.
"Enggak usah, Ma. Enak kok makanannya. Ini Gebi makan." Gebi menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.
Papa Gebi yang melihat anaknya seperti itu heran. Kemudian dia bertanya, "Kamu kenapa, Geb?"
"Enggak apa-apa kok, Pa. Mikirin tugas sekolah aja," balas Gebi melihat raut muka Papanya yang manatapnya sayang.
Sebenarnya Gebi masih memikirkan kejadian ketika dia berada di Cafe. Dia melihat papanya bersama wanita dan anak kecil yang berumur sekitar lima tahun. Dia ingin bertanya, tapi dia takut.
"Papa tadi siang ada di mana?" Gebi memutuskan untuk bertanya keberadaan papanya saja.
"Papa ada di kantor sayang, memang kenapa? kok tumben-tumbenan kamu nanyain, Papa," gantian Papa Gebi yang bertanya. Dia heran Gebi bertanya seperti itu, biasanya anaknya itu tidak pernah bertanya apa-apa.
"Ooh... enggak apa-apa. Gebi cuman nanya aja." Gebi menatap Papanya yang juga sedang menatap kearahnya. Papa bohong. Itu yang ada dipikiran Gebi sekarang.
Mereka melanjutkan acara makan malam mereka. Gebi masih bergelut dengan pikirannya. Kenapa papanya berbohong? apakah ada sesuatu yang tidak dia ketahui? itu pertanyaan yang ada di kepala Gebi sekarang.
Tidak mau berlama-lama dengan pikirannya, Gebi memilih untuk menghabisikan makanan yang ada di piringnya.
"Gebi udah selesai makannya, Ma, Pa. Gebi ke kamar dulu." Gebi membawa piring kotornya ke wastafel. Lalu dia berjalan menuju kamarnya. Rumah Gebi ini cuman berlantai satu. Mamanya tidak kuat harus membersihkan rumah yang besar sendirian, walau terkadang di bantu Gebi ketika hari libur.
***
Gebi tiduran di atas kasurnya. Kakinya yang menggantung dipinggiran kasur diayunkan ke depan ke belakang. Dia mengambil ponselnya yang di atas meja belajar. Dia lupa membawa ponsel ketika pergi ke sekolah tadi pagi.
Ada notif dari Line. Gebi membukanya.
Bilal Saputra (10)
Sasa Andriani (5)
Grup kelas (999+)Gebi membuka pesan paling atas.
Bilal Saputra
Yang
Oy
Gila chat gue di kacangin
Gebi Sanjaya
Sayang
Gebi bahlul
Gebi cewek galak
Gebi suka makan😂
Karung beras
Good Night yang😊 Mimpiin aku ya😘😜
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebi #ODOCTheWWG
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] Ini lucu, sungguh menggelikan, di saat aku berjuang untuk mendapatkan sesuatu malah orang lain yang mendapatkan. Bukankah takdir ini lucu. Gebi salah satu siswi di SMA Harapan Jaya, sekarang duduk di bangku XI Ipa 1. Kebiasaan Gebi...