11. Kencan?

67 4 1
                                    

Gebi dan Sasa berjalan di koridor ssekolah menuju parkiran. Setelah bel pulang berbunyi tadi dia langsung keluar tidak seperti biasanya.

"Geb!!" teriak Adi sambil berlari menghampirinya.

Gebi berhenti diikuti dengan Sasa. Mereka berdua menoleh melihat Adi.

"Kenapa, Di?" tanya Gebi kepada Adi yang sedang mengembuskan napasnya.

"Gue ada pelajaran tambahan, jadi enggak bisa pulang bareng lo," ucap Adi menyesal karena tidak bisa pulang bersama Gebi.

Gebi melirik Sasa yang ada di sampingnya. "Yaudah deh enggak apa-apa," balas Gebi santai.

"Beneran?" tanya Adi untuk memastikan.

"Iya, gue nanti bareng, Sasa." Gebi meyakinkan Adi.

"Yaudah, gue pergi dulu ya!" Adi mengacak rambut Gebi tak lupa dia meberikan senyum manis. Kemudian dia berlari meninggalkan mereka berdua.

"Gue bareng lo ya, Sa," kata Gebi memasang muka melas.

"Yaudah yuk pulang!" Sasa menggandeng lengan Gebi, lalu mereka berdua berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor Sasa.

***

Gebi dan Sasa sampai di parkiran. Sasa sedang duduk di atas motornya sambil memakai helm. Gebi berdiri di dekat Sasa menunggu dia selesai memakai helm.

Gebi merasakan tarikan di lengannya. Sasa yang melihat Gebi ditarik berteriak memanggilnya.

"Woi... mau lo bawa kemana temen gue, Bil?" Sasa berteriak kepada Bilal yang menarik Gebi.

"Tenang aja, Sa. Lo pulang aja! biar temen lo sama gue," balas Bilal berteriak kepada Sasa tanpa mempedulikan Gebi yang sedang menatapnya bingung.

Sasa mengangkat kedua bahunya. Dia tidak mengerti mengapa Bilal selalu mendekati Gebi. Di bilang suka mungkin saja. Di bilang kayak domba dan babi yang ada di film Shaun the Sheep iya juga. Soalnya mereka sering bertengkar dengan hal yang sepele.

Terkadang Bilal yang mengganggunya. Contohnya ketika Gebi menulis dengan tidak rasa bersalahnya Bilal menyenggolnya yang mengakibatkan bukunya tercoret. Kadang juga Gebi yang mencari masalah ketika di mushola dia menyembunyikan sepatu Bilal yang sedang sholat.

Tidak mau mengambil pusing Sasa mengegas motornya meninggalkan parkiran sekolah yang sudah sepi.

***

Gebi mencoba melepaskan tangan Bilal yang sedang menarik lengannya. Sudah berulang kali dia memukul tangan Bilal tapi sang pemilik tangan seolah tidak merasakan apa-apa. Malah mukanya dihiasi dengan senyum. Melihat senyum Bilal tentu saja itu mencurigkan. Di dalam kepala Gebi sudah berpikir niat licik apa yang akan Bilal perbuat padanya.

"Lo mau bawa gue kemana sih?" Gebi bertanya sedari tadi tapi selalu diabaikan Bilal. Senyum Bilal tidak pernah luntur sedikit pun. Tentu saja itu membuatnya bertambah was-was.

Sampai di dekat motor matic Bilal, dia memberikan satu helm kepada Gebi. Gebi yang melihat itu tentu saja bingung. Bilal menyodorkan helmnya lagi. Tidak mendapat respon dari Gebi, Bilal memakaikan helm itu ke kepala Gebi. Aah... jangan lupakan itu helm pinjaman Udin dari adik kelas. Dia di paksa oleh Bilal untuk meminjamkan helm.

Setelah selesai memakainkan Gebi helm, sekarang Bilal yang mengenakan helm untuk dirinya sendiri. Setelah selesai Bilal menaiki motornya.

"Ayo naik!" perintah Bilal kepada gebi yang masih terbengong.

"Lo mau bawa gue kemana? gue mau pulang." Gebi melepaskan ikatan helmnya tetapi ditahan oleh bilal.

"Udah naik aja!" suruh Bilal lagi masih sabar dengan penolakan Gebi.

Gebi #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang