17. Kejutan 2

48 5 0
                                    

"Kita mau kemana sih, Bil?" Gebi bertanya kepada Bilal yang sedang duduk di ruang tamu rumah Gebi.

Setelah dia menarik Gebi dari Sasa tadi, Bilal mengantar Gebi pulang untuk berganti baju. Bilal dengan paksa mengajak Gebi pergi sampai dia rela menunggu Gebi berganti baju.

"Udah selesai 'kan?" Bilal bangkit dari duduknya. Kemudian menarik Gebi untuk keluar rumah. Tidak lupa Gebi mengunci pintu rumahnya.

"Mau kemana sih," gerutu Gebi kesal tangannya ditarik seenak jidat oleh Bilal.

"Pakai helm!" perintah Bilal sambil memberikan Gebi helm ketika sudah sampai di samping motor matic kesayangannya.

Gebi menurut saja, dia sudah lelah bertanya, toh tidak mendapat jawaban juga dari Bilal. Gebi naik ke atas motor setelah Bilal duduk di motornya.

"Pegangan dong," kata Bilal usil melihat Gebi melalui kaca sepion.

Gebi memukul bahu Bilal kuat "udah buruan jalan!" ucap Gebi sambil berpegangan dipundak Bilal.

"Pegangan dipinggang dong!" Bilal menarik satu tangan Gebi untuk berpegangan pada pinggangnya.

Gebi yang tangannya ditarik Bilal langsung saja mencubit perut Bilal. Dia lelah harus menghadapi Bilal yang seperti ini. Tidak tau kah dia akibat perbuatannya jantung Gebi berdetak dengan cepat. Kalau jantungnya lepas dari tempatnya ke perut gimana? Gebi mendesah dengan pemikiran konyolnya.

"Aaw...aw... sakit gila. Cubitan lo luar binasa." Bilal mengusap-ngusap perutnya yang di cubit Gebi.

Gebi menjulurkan lidahnya "jadi pergi enggak sih," gerutu Gebi kesal.

"Jadi kok jadi." Bilal menyalakan mesin motornya, setelah hidup dia mulai mengegas motornya.

Di sepanjang perjalanan Gebi diam saja. Sebenarnya dia tidak tahan ingin bertanya Bilal ingin membawanya kemana. Tapi karena takut mengganggu konsentrasi Bilal, dia mengurungkan niatnya. Bahaya kan kalau mengobrol di atas motor. Apa lagi Bilal dan Gebi tidah hanya mengobrol. Pasti salah satu dari mereka ada yang kesal nantinya dan terjadilah kekerasan fisik.

Motor Bilal berhenti di lampu merah. Dia melirik Gebi yang sedang melihat-lihat sekitar jalan. Dia tersenyum melihat Gebi yang menampilkan muka datarnya disepanjang perjalanan. Sesekali Bilal tadi meliriknya dari kaca sepion. Lampu berubah menjadi hijau, Bilal mengegas motornya dengan laju.

Gebi yang terkejut karena Bilal tiba-tiba mengegas motornya hampir terjengkang ke belakang. Setelah sadar dia langsung memukul bahu Bilal dengan kuat berkali-kali. Sedangkan Bilal terbahak di atas motornya karena berhasil mengerjai Gebi sekali lagi

"Dasar Bilal sialan...," teriak Gebi di atas motor. "Anak siapa lo sih kampret!" sambung Gebi masih memukul bahu Bilal.

"Jangan mukul-mukul, Bi," kata Bilal masih terbahak. "Nanti jatuh cinta loh." Bilal menoleh kebelakang sambil menampilkan senyum miringnya. Sebenarnya sia-sia saja Bilal tersenyum, toh Gebi enggak liat karena ketutupan helm.

"Jatuh ke bawah kali." Gebi melihat Bilal sinis. "Kita mau kemana sih?" tanpa sadar Gebi memajukan duduknya agar suaranya dapat di dengar Bilal.

"Rahasia," balas Bilal tersenyum miring.

****

Setelah menempuh perjalanan dengan waktu setengah jam mereka sampai di sebuah taman. Anehnya pengunjung taman ini tidak ramai. Padahal biasanya banyak orang berkeliaran di taman ini.

Gebi turun dari motor Bilal, dia membuka helm lalu di letakkan di tempat duduk yang di dudukinya. Bilal juga meletakkan helmnya di atas sepion. Dia menarik Gebi masuk ke taman. Tapi sebelum itu mata Gebi sudah di tutup terlebih dahulu.

Bilal menuntun Gebi dengan perlahan. Sesekali Gebi mengaduh karena tersandung sesuatu. Ketika Gebi ingin jatuh Bilal dengan sigap menolong Gebi. Dia tersenyum melihat Gebi yang kesusahan berjalan. Sungguh bahagia melihat Gebi susah bagi Bilal.

"Mau kemana sih!! sok-sok rahasia banget," gurutu Gebi kesal. "Awas lo jahatin gue ya!! abis lo nanti."

Bilal terkekeh geli mendengar Gebi mengomel dengannya tak lupa juga dengan ancamannya yang tidak akan pernah membuat Bilal takut. Kecuali Gebi jadian sama cowok lain. Mungkin saja.

"Bentar lagi sampek kok. Tenang aja." Bilal berusaha menenangkan Gebi sambil berusaha menahan tawanya.

Gebi masih tersandung beberapa kali, dia berpegangan erat dengan lengan Bilal. Sesekali dia mencoba mengintip dengan membuka sapu tangan yang menutup matanya. Tentu saja langsung dicegah Bilal.

Mereka berdua berhenti di sebuah tempat yang luas. Di depan mereka ada air mancur dan kursi taman berwarna putih. Suasananya juga sepi, hanya terdapat beberapa orang yang ada di tempat mereka saat ini.

"Udah sampai?" Gebi bertanya, tangannya yang memegang lengan Bilal tadi sudah dilepasnya.

Gebi tidak mendapat jawaban dari Bilal. Dia juga merasa tidak ada Bilal di sampingnya. Perlahan dia mengangkat kedua tangannya ke arah penutup mata. Kemudian dia membukanya dengan gerakan tidak terburu-buru.

Setelah dibuka, Gebi menyesuaikan matanya terlebih dahulu, matanya di kedip-kedipkan beberapa kali. Lalu dia melihat sekitar taman tempat dia berdiri. Merasa tidak ada Bilal, Gebi mendengus. Dia menduga Bilal sudah mengerjainya.

Gebi menghela napasnya kemudian dia berjalan menuju kursi yang ada di depan air mancur. Dia duduk di sana sambil melihat-lihat sekitar. Dia mencoba berpikir positif dengan Bilal. Mungkin saja dia sedang buang air kecil. Itu alasan yang di buat Gebi untuk menunggu Bilal di sini.

Saat dia menunggu dengan sabar, datang maskot beruang menghampirinya. Maskot tersebut memberi Gebi satu balon berwarna merah jambu. Setelah itu dia pergi. Kemudian datang lagi maskot buaya, dia juga memberikan Gebi balon berwarna merah jambu. Begitu seterusnya dengan maskot sapi, maskot singa, maskot micky mouse, maskot kelinci, maskot marsha, maskot kucing, maskot domba, maskot kanguru, maskot jerapah, maskot zebra, maskot itik, maskot upin, maskot ipin dan terakhir maskot hello kitty.

Maskot hello kitty membawa balon beserta kue yang bertuliskan "selamat ulang tahun Bi". Dia memberi balon terakhir yang menandakan umur Gebi yang ke enam belas tahun.

Gebi yang mendapat kejutan seperti ini termangu. Dia belum bisa mencerna ini semua dikepalanya.

Maskot hello kitty itu menaruh kue di bangku taman tempat Gebi berdiri. Kemudian dia membuka kepala hello kitty tersebut. Bilal tersenyum menatap Gebi setelah kepala hello kitty itu terlepas.

"Selamat ulang tahun, Bi."

****

Maaf typo dan kekurangan yang ada di dalam cerita ini.

Dumai, 3 April 2018

Gebi #ODOCTheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang