Chapter 09

18 13 0
                                    


Tari menoleh dan meletakkan poselnya di atas meja.

"Emangnya tadi loe ketemu sama siapa tadi?" tanya tari.

"Anjay?!! Berarti dari tadi gue Cuma di respon receh doang?" ujar ina dengan nada kesal.

"Sorry sorry...gue terlalu pokus tadi...eh beneran nih gue gak tau loe ketemu sama siapa"

"Elah...Gak ada replay!" celetuk ina.

"Ya ampun na...ngambek?"

""Iya! Kenapa? Masbuloeh!?"

"Gue seriusan ini, kunyuk!!!"

"Idih... malah elo yang marah?" ina menatap temannya itu dengan kesal.

"Ya elo! Di tanya malah ngambek gitu! Emang loe ketemu sama siapa sih?"

"Gue bilang...gue tadi ketemu sama kak vino si ketos cogan!" ujar ina.

"Kak vino? Truz?"

"Ya gue kayak pernah liat aja mukanya...padahal kan gue baru tau kalo itu yang namanya vino" ucap ina.

"Anjayy!!! Loe gak tau?!?" pekik tari.

"Nggak"

"Kak vino itu sodaranya si most wanted!" seru tari.

"Maksud loe?? Maksud loe si kevin?!!!" kaget ina.

"Iya!!! Kevin itu adeknya kak vino!"

"Jadi maksud loe, mereka kembar gitu!?!" tanya ina tak percaya.

"Loe belum tau?" tanya tari tak percaya.

"Udah, barusan" jawab ina.

Tari hanya geleng-geleng kepala menatap teman Ogeb nya itu.

"Jadi, selama loe ketemu sama orang, loe gak penah liat muka nya gimana? Sampe loe gak bisa bedain yang namanya kembar?" ledek tari.

"Sempak loe, tai! Loe pikir gue buta apa!" gerutu ina dan mengambil ponsel tari yang tergeletak di atas meja.

"Eh eh! Itu handphone gue mau di apain?" tanya tari.

"Nebeng hostpot dong. Wifi sekolah lagi lemotttt" ujar ina.

"Anjay"

Ina terus mengotak-atik handphonenya dengan santai setlah mencuri hostpot tari. Jari-jarinya terus mense-croll ke atas dan ke bawah pada layar ponselnya. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk bersantai sepuasnya ketika tak ada guru yang mengajar.

"Permisi? Di sini ada yang namanya Alexa?" tanya seseorang yang berdiri di depan pintu dengan tangan ke belakang.

"Alexa?"

"Iya. Katanya anak baru di kelas ini. Ada gak?" tanya cowok itu dengan nada ketus.

"Maksud loe Ndriana Alexa?" tanya ketua kelas.

"Maybe. Itu disuruh ke ruang osis sama kak vino. Katanya mau minta KK sama akte buat tanda apalah katanya" ucap cowok itu.

"Katanya 5 menit harus sampai" lanjutnya dan langsung ngacir.

"Udah sana! 5 menit harus nyampe!" kata tari.

"Tunggu dulu! Ruang osis dimana ya?" tanya ina.

"Yaelah...Gedung XII IPA III" ucap tari.

"Ok. Thanks hostpotnya. Gue cabut dulu ya!" ucap ina dan langsung berlari keluar pintu.

"Hati-hati, awas nyasar loe!!!" seru ivan yang duduk di depan sekali dekat pintu masuk.

Ina berlari kesana kemari mencari pintu yang bagian atasnya bertuliskan "IPA III" sudah berulang kali dia mondar-mandir kesana-kemari mencari ruang osis. Gadis itu hampir saja putus asa mencari tempat itu. Ah! Gedungnya terlalu luas untuk di kelilingi tanpa peta.

"Cewek gila"

Ina menoleh dan menatap orang yang baru saja lewat di dekatnya.

"Apa loe bilang!?!" seru ina yang langsung mengikuti langkah cowok itu. Dia tak terima dengan perkataan makhluk asing tadi yang mengatakannya gila.

"Eh! Loe bilang apa barusan? Hah?" tanya ina saat langkah cowok itu berhenti di depan pintu coklat yang ada di hadapannya.

Cowok itu tak menggubris dan malah masuk meninggalkan ina di luar. Gadis itu menggeram kesal melihat perilaku cowok itu yang tak ada sopan santunnya. Matanya melirik bagian atas pintu coklat itu. RUANG OSIS. Dengan senyum tipisnya tiba-tiba tangan ina langsung menarik gagang pintu itu dan masuk kedalamnya.

"Kalo elo gak mau di keluarin dari sekolah, mending loe jangan buat onar!" ucap vino pada kevin yang sedang duduk di sofa yang berada di hadapannya.

Kakinya malah di angkatkan ke atas meja. Benar-benar tidak sopan.

"Gue mau loe berhenti bikin rusuh di sekolah. Gue heran sama loe! Dulu loe gak gini. Kenapa loe jadi keliatan kayak preman? Loe gak malu? Tiap hari bikin onar, bolos, ngaca dong vin! Muka loe udah gak kayak muka tau gak?" omel vino.

"Loe jangan lupa kalo kita satu darah! Kalo elo kenapa-napa, gue juga ngerasa sakit!" lanjutnya.

"Sedarah? Maksud loe apa?" tanya kevin dengan nada remehnya.

"Gue abang loe! Loe udah lupa kalo elo dapet darah bekas gue? Hah?"

Kevin hanya tersenyum miring mendengar itu.

VANA ILUSIONWhere stories live. Discover now