Chapter 28

13 8 0
                                    

Tinggalin jejak ya guys!!! Vote and coment supaya gue tambah rajin buat update!!!

Ina berjalan menelusuri koridor sekolah yang cukup sepi. Dia datang pagi hari ini, sebab malas nungguin Rian yang jam segini baru mandi.

Gadis itu merecoki hp nya dan terus berjalan dengan pikiran kosong.

"Awas ada tembok" ucap seseorang yang duduk di pinggir koridor.

Ina terperanjat dan belum sempat melihat ke depan, dia sudah menabrak tembok koridor yg berbelok ke kanan.

"Auw!" Ina meringis sebab jidatnya berhasil dibuat merah.

"Dibilangin juga" gumam Kevin.

Ya, orang itu adalah Kevin.

Ina menghampirinya dan malah duduk di samping cowok itu. Menatap wajah Kevin yg tak seperti biasanya. Dia paham, kemarin dia mendapatkan kabar bahwa mama Kevin meninggal. Mungkin karna itulah dia masih tak bersemangat untuk melakukan sesuatu.

"Ngapain Lo disini" tanya Kevin tanpa menoleh.

"Harusnya gue yg nanya. Ngapain Lo disini? Bukannya di kelas?"

Kevin hanya diam.

"Katanya, di pohon ini ada mbak kuntinya lho...ntar kesambet baru tau rasa Lo!" Ucap ina mencairkan suasana.

"Udah tau"

Ina menoleh.

"Udah tau? Lo...pernah liat? Padahal tadi gue asal ngomong lho...ke kelas aja yok!" Ina mulai merinding. Apalagi sekarang memang sedang sepi.

"Nih kuntinya lagi duduk sama gue" ujar Kevin dan menatap Ina dengan senyum miringnya.

"Anjayy!:v" celetuk Ina kesal.
"Gue kira emang ada-,-"

Diam, sunyi. Beberapa orang sudah mulai berdatangan.

"Gue juga ikut prihatin. Atas kematian nyokap Lo...Lo yang sabar ya:)" ucap ina yang ntah kenapa tangannya mengelus punggung Kevin dengan perlahan.

Hangat
Itu yang dirasakan Kevin. Terakhir dia mendapatkan sentuhan itu saat dia masih SMP. Dan sentuhan Ina membuatnya merasa nyaman.

Kevin melirik tangan Ina yg mengelus punggungnya, dan wajah gadis itu bergantian.

"Ah, sorry...gue cuma..." Ina menghentikan tangannya.

"Hm" potong Kevin.

Agak sedikit canggung, Ina pura-pura memainkan hp nya. Sedangkan Kevin masih nyaman dengan tatapan kosongnya yang mengarah ke lapangan basket.

"Ina? Lo disini? Kekelas yok!" Ajak salah satu teman Ina.

"Ha? Eh iy...duluan aja!" Balas Ina.

"Yaudah gue kekelas duluan ya! Bye!"

"Hm"

Ina menatap wajah Kevin lagi. Cowok itu benar² terlihat galau dan kacau.

"Kekelas bareng yok!" Ajak Ina.

Kevin menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Sama gue?"

"Iya! Yok ah! Gue juga ga biasa jalan sendiri"

Ina menarik tangan Kevin dan mereka berjalan bersisian menuju kelas. Sepanjang koridor, banyak mata yang melihat mereka. Bahkan ada yg sesekali berbisik dan mengeringkan mata sinis mereka.

Sampainya di kelas, Kevin hanya diam dan mendengarkan musik lewat headset di telinganya. Matanya tertutup dan bersandar di kursinya.

Ina yang melihat itu, memikirkan cara supaya membuat cowok itu tak terlihat galau dan kacau.

VANA ILUSIONWhere stories live. Discover now