Pagi yang cerah, baru kali ini Kevin bersemangat untuk ke sekolah. Sudah lebih 3 minggu setelah kematian mamanya. Dia berusaha untuk terlihat lebih terbiasa seperti biasanya. Dia memang kurang dekat dengan mamanya, walupun begitu, dia masih menyimpan rasa rindu untuk orang tuanya yang bahkan tak pernah memberinya kenangan yg indah sekalipun.
Akhir² ini dia sering menghabiskan waktunya dengan Ina. Gadis itu benar² membuatnya berubah seketika. Ntahlah, hanya saja...akhir-akhir ini dia lebih sering tertawa.
Langkahnya menuju kelas dengan siulan yang sedari tadi memenuhi lorong koridor yang cukup ramai. Kevin menyelempangkan tas nya asal-asalan.
"Vin, abis sekolah ikut gak?" Tanya Rio yang langsung duduk di bangku di depan Kevin.
"Kemana?"
"Biasa nongkrong" jawab Rendi yang duduk di atas meja sebelah meja Kevin.
"Liat ntar ya. Soalnya gue sibuk..."
"Jalan sama Ina?" Potong Rio dengan nada menggodanya.
"Jalan paan?! Orang gue ga ngapa²in kok sama tuh cewek" cetus Kevin.
"Aelah...suka ya suka aja bro...ga usah ngelakk yekan ren?" Ledek Rio.
"Yoii!!!" Timpal Rendi.
"Lagian nih ya...akhir² ini Lo tuh jarang banget nongkrong bareng kita. Asik sibuk maen sama Ina. Kalian udah jadian?" Lanjut Rendi."Paan sih Lo!:v orang gue sama Ina ga ada apa²nya kok" sanggah Kevin.
"Yayayaaa...serah Lo deh" ucap Rendi.
"Jadi gimana nih? Mau ikut ga? Ngafe di tempat biasa" tanya Rio sekali lagi.
"Besok² ajalah. Soalnya gue ada janji"
"Sama Ina kan? Wkwk" Rendi masih menggoda temannya itu.
"Paan sih-,-"
"Ckckck yaudahlah. Kita paham kok. Terkadang, cinta itu emang butuh perjuangan bro! Spirit ya! Moga pelor Lo cukup buat nembak tuh cewe! Hhhh" ujar Rio.
"Jhhhhh!!!" Rendi dan Rio malah tertawa meledek teman mereka yang sepertinya sedang jatuh cinta.
"Paan sih lu pada-,- cabut Sono ah!:v bacot!!!" Kevin mengusir kedua orang itu.
Sedangkan Rio dan Rendi masih awet dengan tawa ledekan mereka.
"Jhhhhh!!!"
Seorang gadis baru masuk dari ambang pintu. Ina melihat Rio dan Rendi yang tertawa melirik ke arahnya. Merasa malas meladeni, Ina hanya memelototi keduo makhluk itu.
"Eh ntar jadi ya. Awas Lo kabur!" Ujar Ina pada Kevin yang menunjukkan jempol ke arahnya.
"Ngedate bareng tuh! Azekk!!!" Seru Rendi dari bangku depan.
"Ciiieeeee!!!" Seru penghuni kalas ikut menggoda.
"Apaan si-_-" cetus Ina dan duduk di kursinya.
"Kalian udah jadian???" Tanya seorang cewek yang berada di bangku tengah.
"Belom tuh! Si Kevin lagi ngumpulin pelor buat nembak!!!" Bukannya Kevin atau Ina yang menjawab, si Rio menyeru dari kursinya.
"Azekkkk!!!"
"Cihuyy!!!"
"Cieeee!!!"
Seisi kelas dibuat heboh olehnya.
Ina yang mendengar itu, merasakan pipinya hampir terbakar. Ntah kenapa, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
Kevin acuh dan menyumbat telinganya dg headset, pura² pendengaran musik.
YOU ARE READING
VANA ILUSION
RomansaKamu, adalah alasan ku untuk hidup ~Baca aja dulu...ntar suka😁~