Kevin POV
"Pah, kevin mau pindah" ucap gue.
Malam ini, gue udah duduk di ruang kerja bokap gue.
"Alasannya?" tanya papa yang masih sibuk ngetik di keyboard komputer.
"Kevin capek setiap hari bangun jam 5 berangkat jam 6 kesekolah. Kevin mau pindah ke apartement yang agak dekat sama sekolahan" jelas gue. Ya, selama ini, itu lah alasan kenapa setiap hari gue sampe kesekolah jam 8, karna dari rumah bokap gue ke sekolahan itu butuh waktu 2 jam.
"Ok...nanti papa kasih tau sama temen papa" ucap papa yang masih pokus sama komputernya.
"Kok ngomong sama temen papa sih? Kevin kan bilangnya sama papa!" celetuk gue.
"Ya biar papa yang urus. Kamu tinggal terima aja! Sudah sana! papa lagi sibuk!"
Sial! Gue malah di usir-,-
Ok, gue Cuma nunggu aja kan?
2 minggu kemudian...
Author POV
Di ujung koridor, vino sedang berjalan menuju kelasnya. Masih cukup pagi hingga saat ini sekolahan terlihat sepi. Sudah dua minggu dia bersekolah di SMA PS dan selama itu juga dia menjadi sorotan pertanyaan penghuni sekolah. Awalnya dia merasa risih, tapi karna sudah terbiasa ditatap intens oleh teman-teman barunya, vino menjadi lebih santai seperti biasanya dia bersekolah. Di dudukinya kursi yang berada di paling belakang. Membuka buku tebal yang berada di dalam tasnya dan mencoba fokus pada isi buku itu. Ya, untuk saat ini dia memang harus fokus pada sekolahnya. Mengingat keadaan keluarganya yang sekarang sudah berubah total, vino tak mau menyusahkan mamanya.
"Gimana kabar mama?"
Vino mendongak melihat seseorang yang barusan bertanya. Itu kevin, adiknya.
"Gue tanya sama loe! Gimana kabar mama!?" sekali lagi, kevin bertanya dengan nada yang cukup keras.
"Mama baik" jawab vino singkat dan kembali fokus pada bacaannya.
Kevin yang melihat perlakuan vino tak terima dan langsung menarik buku itu dari tangan vino. Vino tersentak dan menatap kevin dengan kening berkerut.
"Mau loe apa?" tanya vino datar.
"Gue. Mau. Kita tukar posisi"
Sedetik kemudian vino terbelalak tak percaya dengan ucapan kevin.
"Loe gila!?" ucap vino dengan tawa hambarnya.
"Gue mau loe jadi kevin. Dan gue bakal jadi vino" ucap kevin.
Vino tersenyum miring mendengar pernyataan adiknya itu. "Gue gak mau"
"Sayangnya gue gak minta persetujuan loe" ucap kevin sambil menghempaskan buku tersebut ke meja.
"Tapi bukannya loe lebih senang ya? Tinggal sama papa yang banyak duit? Dan loe gak perlu susah-susah buat belajar giat kayak gue" ucap vino.
"Gue cuma mau tinggal sama mama"
"Dan mama gak pernah sudi sama loe" ucap vino.
Kevin terdiam. Ya, dia tau itu. Mamanya tak pernah peduli dengannya.
"Dan gue gak peduli itu" ucap kevin dan langsung keluar dari kelas vino. Di ambang pintu, dia bertemu dengan repi, kakak kelasnya alias teman sebangku vino. "Apa loe liat-liat!?" bentak kevin.
Repi yang di dibentak oleh kevin pun langsung menciut dan buru-buruu masuk kedalam. Kevin melirik sebentar ke arah vino dan langsung pergi begitu saja.
"Adek loe sangar bener ya! Gue serasa junior angkatan awal tau gak" ucap repi yang langsung duduk di sebelah vino.
Vino tak merespon ucapan repi dan dia malah mengambil buku yang tadi sempat terabaikan olehnya.
Setelah kembali dari kelas IPS alias kelas vino, kevin duduk di kursi panjang depan kelasnya. Mengunyah permen karet sambil memainkan handphonenya.
"Woik monyet! Ngapain loe disini? Mikir utang?"
Kevin berdecak kesal mendengar ledekan si rio yang langsung duduk di sampingnya tanpa izin.
"Eh bro! Gue denger-denger nih ya...hari ini bakalan ada anak baru!" ujar rio.
"Sabodo lah! Ga ngurus" balas kevin sibuk memainkan game ML yang sekarang lagi ngetrand-ngetrand nya.
"Cewek bro! Syapa tau loe niat" ucap rio.
Kevin tak merespon.
"Woik anying! Lagi pada ngapain nih? Curhat ya njir?!" seru rendi yang baru datang dan malah menyempil di tengah-tengah rio dan kevin.
"Wah...bangsatt! ini hero gue jadi down, kamvret!" rutuk kevin dengan raut kesalnya.
"Hehe. Sorry berry bluberry mas..." ucap rendi dengan tampang tanpa berdosanya.
"Ck!" kevin berdecak kesal dan memasukkan handphonenya ke saku celana.
"Eh lurr! Gue dapet berita kalo hari ini ada anak baru" ucap rendi.
"Loe orang yang ke namratuspatpuluhtujuh yang bilang gitu ke gue" ucap kevin.
"Really?! Waw! Banyak yaah" balas rendi.
Kevin memutar bola matanya.
"Gue denger-denger sih, tuh anak baru, cowok yah? Dari amrik katanya" ucap rendi serius.
"Sembarangan! Yang bener tuh cewek! Ah dapet berita hoax dari mana lu nyet?" celetuk rio.
"Anjritt! Ini gue bawa berita fakta ya nying! Enaks ajah maen ledeks-ledeks-,-" balas rendi ketus.
"Yang ada tuh anak baru is girl! Cewek bro! Cewek!" sergah rio tak terima.
"Cowok nying! Cowok!" balas rendi tak mau kalah.
"Berisik!!!" teriak kevin. Spontan, kedua kunyuk itu langsung terdiam.
"Mau cewek, mau cowok, yang jelas anak baru! Ribet amat lu pada!" celetuk kevin dan langsung masuk ke kelas.
Rio dan rendi saling tatap.
"Tuh, denger!" ucap rio.
"Elo tuh, yang denger!" balas rendi.
"Ah bacott!" rio langsung masuk kekelas menghampiri kevin yang sudah duduk santai di habitatnya.
***
Di koridor, ina berjalan malas menuju kelasnya. Dia kesal, karna si rian bakal masuk ke SMA PS hari ini. Semalam dia berdebat hebat dengan mamanya untuk memasukkan rian ke SMA Trisakti saja, tapi rian malah berhasil membujuk mamanya dengan uang-uang dolar yang cukup banyak. Ya, bisa di bilang adiknya itu menyogok mamanya.
"Pagii!!!" sapa tasya yang tiba-tiba berada di sampingnya.
"Page" balas ina.
"Eh gue denger hari ini bakal ada anak baru ya? Dari amrik katanya" ucap tasya.
"Kok loe tau?"
"Ya seantero sekOlah juga pada tau kali na! Emang loe gak liat grub PS?"
"Oh. Di grub" respon ina dan langsung meletakkan tasnya setelah sampai di dalam kelas.
"Gue penasaran deh gimana tuh anak baru. Mukanya gimana ya? Pasti rada-rada bule gitu kan? Pasti! Kalo dia masuk kelas kita, gue pacarin!" celoteh tasya.
"Ya kalii lah sya! Gue mah ogah jadi kakak ipar loe!" celetuk ina.
"What?! Kakak ipar?! Hellow!!! Loe pikir si bule turis itu adek loe? Please deh na, jangan ngaku-ngaku gitu deh" ledek tasya.
"Serah loe dah!" balas ina tak mau membahas tentang anak baru yang nyatanya adalah si rian kamvret alias adiknya.
Dia tak habis pikir jika rian benar-benar bakal masuk ke kelasnya. Secarakan, dia dengan rian memang satu angkatan karna mereka mulai masuk sekolah SD bersama-sama karna waktu itu ina tidak mau sendirian. hanya karna umur mereka saja yang beda satu tahun.
I'm back!!! Tinggalin jejak tinggalin jejak!!! Vommentnya don't forget guys! Ok see you next chapter

YOU ARE READING
VANA ILUSION
RomansaKamu, adalah alasan ku untuk hidup ~Baca aja dulu...ntar suka😁~