Author POV
"Ngapain loe disini?!"
Kevin terperanjat dan langsung mengambil sebelah sepatu ina.
"Harusnya gue yang nanya. Ngapain kalian disini? Bukannya sekarang giliran kalian yang ngetrek?" jawab kevin balik bertanya.
"Mana tuh cewek?" tanya salah satu dari mereka.
"Cewek? Siapa?" tanya kevin.
"Jangan pura-pura gak tau! Mana dia sekarang!?!"
Ina yang mendengar itu, langsung memeluk lututnya sendiri mencoba menyembunyikan diri di balik lemari besar itu.
"Satu menit gue tunggu loe di lokasi" ucap kevin acuh dan berjalan meninggalkan mereka.
SREEKKk!!!
Lengan kemeja kevin di tarik mereka dengan kasar.
"Kasih tau kita dimana tuh cewek!?!"
Kevin menggeram kesal dan melempar sebelah sepatu itu ke lantai. Ditatapnya mata cowok yang menarik kemejanya tadi.
"Kalo gue kasih tau, gue dapet apa dari loe?" tanya kevin datar.
Ina membekam mulutnya. Dia tak percaya bahwa kevin berpikiran begitu.
"Heh, kita nikmatin sama-sama...ya gak guys?!? Hahahaha!"
Kevin tersenyum miring. Lalu berjalan memasuki ruangan yang tadi. Dilihatnya ina yang sedang menatapnya tak percaya. Kevin menaikkan sebelah alisnya melirik gadis itu. Sedangkan ina hanya menggeleng perlahan seakan jawaban dari dirinya. Lalu kevin berbalik menatap beberapa orang di belakangnya.
"Dimana?" tanya salah satu dari mereka.
Sebelah tangan kevin perlahan terangkat menunjuk ke suatu tempat. Ina memejamkan matanya berharap kevin tidak memberi tahu keberadaannya. Hingga akhirnya tangan kevin berhenti tepat didepan hidung cowok yang berada di paling depan.
"Kayaknya loe kebanyakan nge-Vape" ucap kevin.
"Maksud loe apa!?! Loe jangan main-main ya sama kita!" balas cowok itu yang langsung menepis tangan kevin.
Kevin tersenyum miring dan melipat tangannya di depan dada.
"Udahlah...mending loe pada ke area. Gak ada siapa-siapa disini" ucap kevin.
"Ok..." balas cowok itu dan mengangkat tangan kanannya. "Guys...."
Seperti di interupsi, semua teman-temannya langsung saja menghajar kevin habis-habisan. Kevin tak mau kalah dan malah membalas menghajar mereka dengan beringas. Kakinya menendang sana-sini dan tangannya terus saja mengepal menghantam wajah mereka.
BUKK!!! BUUKKKk!!!
Perkelahian besar-besaran antara satu orang dan rombongan lawan. Ina hanya mampu menutup mulutnya rapat-rapat dan memejamkan matanya. Dia tak bisa apa-apa. Jika dia keluar dari sana, itu sama saja dengan menyerahkan dirinya sendiri. Tapi dia terlalu takut untuk terus bersembunyi di tempat itu.
"Awalnya gue gak mau cari gara-gara sama kalian. Tapi karna niat kalian bener-bener kotor, ya gue terpaksa ladenin kalian" ujar kevin melepaskan kemejanya.
"BANGSATTt!!!"
Cowok itu mengambil besi yang berada di pojok ruangan.
BUUKKKk!!!
Satu hantaman besi berhasil mengenai punggung kevin. Namun si kevin tak merespon apapun. Hanya saja, dia tumbang seketika. Melihat keadaan itu, rombongan lawannya langsung menghajarnya mati-matian. Memukul wajahnya hingga darah mengalir dari ujung bibir kevin. Saat itu juga, dia sudah merasa down. Tak bisa apa-apa lagi, terlebih lengannya juga belum sembuh total. Kepalanya pusing. Benar-benar pusing. Tapi dia bisa melihat ina yang meringis menatapnya dari ujung sana. dalam keadaan itu pun, si kevin masih sempat tersenyum.
"BROO!!!"
Teriakan seseorang menghentikan aksi gebukan mereka.
"Ayo ke Area sekarang!" ujar cowok yang baru datang itu.
"Kenapa?"
"Anak Trisakti ngamuk!!!"
Dengan terpaksa mereka meninggalkan kevin yang sudah babak belur.
"Ayo!!!"
Setelah memastikan mereka sudah tak ada lagi disana, ina keluar dari sana dan langsung menghampiri kevin yang terbaring lemah menatap langit-langit ruangan yang sudah di penuhi sarang laba-laba. Hanya ada lampu kecil yang tergantung disana. Itupun cahayanya sangat redup.
"Vin! Kevin!" panggil ina mengguncang-gincang tubuh kevin.
Tanpa menunggu lama, kevin langsung terduduk dan menatap ina. Ina yang kaget pun hanya diam melotot melihat cowok itu. Kevin menghembus nafas berat dan mengambil kemejanya yang tadi di bukanya.
SREEEKKkk
Di robeknya kemeja itu. Ina hanya bungkam dan hanya diam melihat apa yang akan kevin lakukan. Cowok itu menarik kaki kananya dan melilitkan kemejanya yang sudah di robeknya. Dengan telaten kevin mengikatnya di pergelangan kaki ina yang sudah melebam.
"Gue rasa dengan begini, loe udah bisa berdiri pelan-pelan" ucap kevin dan memberi isyarat pada ina agar dia berdiri.
Ina manut dan berdiri perlahan. Ya, dia bisa berdiri walaupun serasa sedikit sakit. Pelan-pelan, dia berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Lalu ina langsung menghampiri kevin yang sedang menatapnya bingung.
"Kenapa ditutup?" tanya kekvin.
Tanpa bicara, ina langsung menaikkan baju kaos kevin yang berwarna putih ke atas. Dia meringis perlahan melihat punggung kevin yang begitu banyak bekas luka. Lalu ditutupnya lagi. matanya beralih pada wajah kevin yang juga sama banyaknya bekas luka.
"Kenapa? Loe niat buat grepe-grepein gue?" canda kevin dengan senyum miringnya.
"Masih bisa ketawa? Itu bibir loe udah berdarah!" celetuk ina.
Gadis itu memasukkan tangannya ke saku celana kevin. Mengambil ponsel cowok itu dan mencari kontak siapa saja yang ada disana. Tapi dia tak menemukan apa-apa.
"Jangan telpon bokap gue" ucap kevin.
"Gak ada siapa-siapa di kontak loe! Ini handphone loe ada gunanya gak sih?"
"Ada. Buat maen game" jawab kevin.
Ina berdecak kesal dan mengetik nomor darurat.
"Halo? Tolong pak...temen saya abis di keroyok...di gor gedung sebelah kiri"
Ok guys! Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote and comentnya ya...
See you next part!
![](https://img.wattpad.com/cover/144417205-288-k893182.jpg)
YOU ARE READING
VANA ILUSION
RomanceKamu, adalah alasan ku untuk hidup ~Baca aja dulu...ntar suka😁~