Hari ini vino tak masuk sekolah. Dia harus membereskan semua perabotan rumah yang di tempatinya sekarang. tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan rumah papanya, ini jauh lebih biasa dari istana yang ada disana. Elena hanya mampu membeli rumah dengan 2 kamar dan satu kamar mandi. Termasuk dapur yang tak begitu besar. Usaha butiknya sekarang kehilangan modal karna jesson memblokir semua kartu kreditnya dan mengambil separuh keuntungan hasil butik itu. Ya, mantan suaminya itu berhak melakukannya karna memeang dari awal, jesson lah yang memulai usaha tersebut untuk mantan istrinya.
Vino menghembuskan nafas kesal. Diliriknya lelaki selingkuhan mamanya yang sedang duduk menonton TV di ruang tengah. Dia sempat heran kenapa mamanya lebih memilih lelaki kere itu dibanding papanya yang punya segalanya. Dia benar-benar kesal saat ini. Jika dia tau akan tinggal dirumah seperti ini, dia pasti akan memilih tetap tinggal di rumah papanya dan membiarkan kevin yang menggantikan posisinya saat ini. Diliriknya jam dinding kamarnya, 10:45. Seharusnya dia kesekolah hari ini. Tapi karna dia harus membereskan semua barang-barangnya, dia harus libur dulu. Ya, tak da lagi pelayan yang akan menyelesaikan semuanya karna sekarang dia bukan lagi tuan muda yang selalu dilayani layaknya pangeran di istana.
Tok tok!!!
vino menoleh kearah pintu. Mamanya tersenyum simpul dan langsung menghampirinya yang sedang duduk di ranjang kasurnya. Di tatapnya lekat-lekat wajah putra nya itu. Lalu menarik nafas sejenak.
"Mama udah gak punya uang tabungan lagi buat bayar uang semester kamu di sekolah. Uang bulanan trisakti serasa hutang buat mama" ucap elena.
Vino tau itu. Dan dia sudah tau maksud dari ucapan mamanya.
"Kalo kamu sekolah di SMA Power School, kamu bisa dapet beasiswa...kamu harus jadi juara umum disana! Kamu tau sendiri kan...kondisi ekonomi kita sekarang gimana...kalau kamu masih tetep sekolah di trisakti, kamu Cuma dapet tenar karna kepintaran kamu. Uang semester disana juga tetap harus dibayar walaupun kamu juara umum setiap tahun" lanjut elena.
"Tapi mah, vino udah kelas 3! Sebentar lagi juga vino bakalan tamat dari sana"
"Ya karna itulah mama gak sanggup buat bayar biaya perpisahan kamu! Lebih baik kamu sekolah di SMA itu. Disana, kalau kamu bisa jadi juara, biaya sekolah kamu bakalan diringankan...jadi mama gak perlu susah-susah buat cari uang lagi buat sekolah kamu"
"Kenapa harus mama? Kenapa harus mama yang cari uang? Selingkuhan mama emangnya pengangguran? Kenapa gak suruh dia aja yang cari duit mah! Vino heran sama mama! Kenapa sih mama lebih milih laki-laki gak jelas kayak dia diaripada sama papa yang kaya raya???" seru vino emosi.
"Mama tuh egois! Maunya menang sendiri terus! Ok kalo mama mau vino pindah sekolah itu gak masalah! Vino bakal lakuin semuanya biar mama gak susah-susah cari uang!" balas vino dan langsung keluar dari kamarnya. Dia langsung pergi keluar dari rumah itu karna dia benar-benar muak.
Dilajukannya mobil silver itu keluar pagar dan pergi entah kemana dia tidak tau. Yang ingin dilakukannya adalah pulang kerumah papanya. Tapi dia terlalu malu untuk pulang kesana. Dia sangat malu dengan dirinya sendiri.
***
Sekarang sudah dua hari kevin sekolah di SMA Power School. Dia merasa sedikit betah karna setidaknya, disini dia memiliki banyak orang yang sedikit peduli terhadapnya. Dia punya Rio pengganti Dava, dan rendi pengganti reza. Masih banyak lagi teman-temannya yang seiras dengan perilakunya disini. Awalnya dia berpikir anak SMA PS semuanya teladan dan taat aturan. Tapi malah sebaliknya dan lebih parah dari SMA Trisakti.
"Gimana menurut loe?" tanya rio yang sedang duduk santai diatas tumpukan kursi di gedung Fisika-2.
"Sebenarnya sih...gue gak pandang duitnya...kalian pada taulah...gue kan orang kaya...tapi karna kalian udah nantang gue...ya gue bisa apa?" ucap kevin dengan sombongnya.
"Hahaha ok ok...karna elo orang kaya...jadi...duit taruhannya kita tarik lagi dan loe Cuma cukup abisin tuh mangsa...gimana?" balas rendi dengan alis yang dinaik turunkan.
"CiiElaaahh masalah itu mah, gua gak peduli kali!" jawab kevin dan langsung bangkit.
"Mana orangnya? Biar gua abisin hari ini juga!" ucapnya dengan bangga.
"Hati-hati loe!!! Noh, orangnya ada di depan cafe depan sekolah!" kata rio.
"Janji jam berapa nih? Dia udah tau kan kalo gue ngajak tawuran?" tanya kevin.
"Ini gue baru aja kasih tau. Jam abis sekolah katanya" jawab rendi yang sedang sibuk dengan handphonenya.
"Ok...."
"Eh tapi katanya loe harus siapin duit tawuran 500 rebu! Mau gak loe?" tanya rendi lagi.
"Bilang sama dia! 1jt gue taruhin!" jawab kevin dengan nada sengaknya.
"Wah wah wah...kayaknya temen baru kita bener-bener orang kaya nih...." goda rio dengan senyum jahilnya.
"Hahahaha!!!!" balas rendi.
![](https://img.wattpad.com/cover/144417205-288-k893182.jpg)
YOU ARE READING
VANA ILUSION
Roman d'amourKamu, adalah alasan ku untuk hidup ~Baca aja dulu...ntar suka😁~