Hallo guys! gue balik lagi, dan kali ini gue beneran bawa kevinoina yang kalian tunggu-tunggu kayaknya. ok langsung aja, lets read guys!
"Na...ina...please...liat gue dong...ina..." tasya terus saja merengek dihadapan ina yang sedang menjilat lolipop pelanginya yang super besar.
"Kenapa? Gue lagi marah sama loe!" celetuk ina kesal.
"Sorriiiii kemarin gue abis nemenin nyokap gue ke salon...makanya gak jadi...maafin gue ya....pleaseeeeee"
Ina menoleh, "Terus?"
"Ya...gue janji, ntar pulang sekolah gue bakal ajak loe ke cafe depan sekolah terus kita ketemu sama kak bagas. Pokoknya gue yang traktir loe hari ini!"
Mendengar itu, ina tersenyum sumringah dan mengangguk dengan senyuman mengerikan itu. "Ok, Deal!" serunya.
Sejenak, tasya merasa menyesal telah mengatakan itu pada teman barunya. Ingin rasanya dia menepuk mulutnya sendiri.
***
Sehabis jam sekolah, kedua gadis itu langsung berjalan memasuki cafe di depan sekolahnya dan mengambil tempat duduk di bagian dekat dengan kaca supaya mereka bisa melihat orang-orang yang sedang berjalan diluar.
"Mau pesan apa dek?" tanya pelayan cafe disana yang memberikan buku menu pada mereka.
"Uum...spagetthi, pizza daging, sama orange juce. Satu lagi! milk shake satu, sama cappucino latte sekalian" ucap ina dengan senyum manisnya.
"Ok...Adek yang satunya pesan apa?" tanya pelayan itu.
"Ha? Ee...ketoprak ada?" tanya tasya.
"He?" pelayan itu langsung mengernyit.
"Ah, gue pesen humburger sama coklat panas" ucap tasya sedikit tersenyum hambar.
"Ok..di tunggu ya..." ucap pelayan itu dan langsung pergi kebelakang.
Ina menatap temannya sedikit takut dan heran. Tasya yang merasa diperhatikan, langsung menoleh membalas tatapan ina padanya.
"Kenapa loe?" tanya tasya.
"Ketoprak ada?" ucap ina meniru gaya bicara tasya tadi.
"Anjay!!!" balas tasya yang merasa diledek.
"Hahahahaha!!!!" tawa ina langsung meledak.
"Diem lu!"
"Haha...segitu kagetnya loe sama gue? Kan loe sendiri yang bilang, kalo elo yang bakal traktir gue hari ini. Iya kan? Hahaha..."
"Kamvret! Gue bukan gak sanggup bayar ya. Gue Cuma takut aja ntar loe makan gak abis. Kan mubazir..."
"Hahaha iye iye..."
"Lagian, gue kan punya 5 kartu kredit" ucap tasya dengan bangganya.
Ina mencibir dan hanya mengangguk meng-iya kan saja ucapan tasya. Tanpa menunggu lama, semua pesanan mereka sudah sampai.
"Makasih mbak..." ucap tasya.
Pelayan itu tersenyum dan langsung pergi kembali mengerjakan pekerjaannya. Sedetik kemudian, ina langsung saja menyambar spagetthi nya dan memakan lahap. Menyeruput orange juce nya, dan menggigit potongan pizza daging yang dipesannya.
"Astaghfirullah...loe lapar apa lapar? Nafsu amat..." lirih tasya.
"Ha? Hehe" ina hanya terkekeh.
"Makan loe selalu banyak, badan loe gak gede-gede...heran gue" ujar tasya yang menggigit humburger pesanannya.
"Itulah kelebihan gue. Walaupun makan banyak-banyak, badan gue tetep ideal dan langsing. Gue juga sempet heran sih...tapi yaaa mau gimana lagi...mungkin gue udah ditakdirkan hidup di dunia dengan segala kesempurnaan pisik" ucap ina sok dramatis dan ekspresinya yang berlebih-lebihan.
Tasya mencibir. "Ideal darimana? Krempeng gitu. Ditiup angin juga bakalan tumbang" celetuk tasya.
"Krempeng???????!?!?!?!!?" ulang ina dengan mata melotot.
Tasya angkat bahu dan lebih memilih sibuk dengan humburgernya. Sebenarnya sih...tubuh ina tak begitu kurus...hanya saja...yah...badannya sedikit kecil kayak anak SMP yang baru kelas 2. Tapi nyatanya, dia sekarang kelas 2 SMA. Untung tingginya seukuran dengan umurnya hingga terlihat sedikit ideal.
"Eh betewe, kak bagas mana? Kok gak keliatan?" tanya ina.
"Iya ya. Biasanya dia duduk di sana! Tapi kok gak ada ya?" jawab tasya yang menunjuk kursi yang berada di paling pojok.
"Eh udah jam 4 nih...Gue mau ke Mall. Mama gue mau belanja soalnya. Sekalian gue mau beli baju perang" ucap tasya.
"Bajau perang? Paan tu?" tanya ina.
"Biasa...Alat-alat wanita..." jawab tasya dengan senyum malu-malunya.
"Anjirrr gue kira paan" celetuk ina yang ikut senyam-senyum. "Yaudah yuk! Gue juga mau beli lolipop di toko sebelah"
"Kuyy!"
Setelah selesai membeli lolipop extra besar, ina langsung berjalan menuju halte karna tasya sudah pulang duluan dengan mamanya. Sambil menjilati lolipopnya, ina melirik sepanjang jalan.
"Gue gak nyangka bakalan ketemu loe disini" ucap seorang cowok didekat Gang sempit belakang sekolah.
Ina menghentikan langkahnya. Pelan-pelan dia melangkah keasal suara dan mengintip sedikit dari balik tembok.
"Sayangnya gue gak mau lagi tawuran sama loe. Gue kan udah pernah kalah sebelumnya. Lagian...gue gak mau muka ganteng gue ancur lagi gara-gara loe"
Ina tau itu. Itu bagas, senior disekolahnya.
"Ok...gue paham...Karna elo ngebatalin taruhan...ya gue bisa apa?" balas lawan bicaranya.
'Itu kan kevin?' batin ina.
Mohon tinggalin jejak vroh:v caranya, Vote and Coment. ok?
biar gue jadi tambah semangat buat lanjutin...
YOU ARE READING
VANA ILUSION
RomanceKamu, adalah alasan ku untuk hidup ~Baca aja dulu...ntar suka😁~