Chapter 19

27 11 0
                                    

Sore ini suasana belakang kantor gubernur benar-benar ramai. Banyak orang yang berjualan disana. Para remaja yang sedang berjalan-jalan melihat jualan bazar juga tak kalah ramai. Salah satunya dua orang gadis yang sedang berjalan-jalan disekitar sana. hari sudah pukul 17:15 dan mereka masih belum menemukan barang yang mereka inginkan.

"Dari tadi muter-muter gak ada yang minat" lirih tasya.

"Tau gini mending belanja ke mall" sambung ina.

"Eh na, itu ada yang jual bando! Kesana yuk!" ajak tasya yang langsung menarik lengan sahabatnya itu.

Sampainya disana, ina langsung menyambar satu bando kain berwarna pink dan langsung di kenakannya.

"Gimana? Bagus gak?"

"Uuumm pas sama baju loe"

"Ok...Bang, yang ini berapa?" tanya ina.

"17000 dek"

"Nih bang. Makasih" ucap ina memberikan uang kepada abang-abang itu.

"Nah, sekarang giliran elo yang cari baju kaos buat gue" ujar tasya.

"Yaudah. Lewat sini!"

Setelah mondar mandir mengelilingi lokasi, akhirnya mereka menemukan barang yang diinginkan tasya. Temannya itu memilih beberapa baju untuk di belinya.

"Loe gak beli baju? Diam aja dari tadi" tegur tasya yang sedang membolak-balikkan baju yang ada di tangannya.

"Nggak ah. Baju gue masih banyak di lemari"

Tasya hanya ber 'oh' ria membalas ucapan ina.

"Eh, gue mau pipis nih...buruan dong..." lirih ina.

"Yaudah sana, ketoilet! Ngapain bilang ke gue?"

"Gue gak tau dimana toiletnya..."

"Yaelah... eh mbak! Toilet disini mana ya mbak?" tanya tasya pada mbak penjual disana.

"Di gedung belakang dek...itu tuh, sebelah kiri" jawab mbak itu.

"Ah yaudah. Gue duluan ya sya! Makasih mbak!" seru ina yang langsung berlari menuju arah gedung sebelah kiri.

Setelah sekian lama gadis itu mutar-mutar mencari toilet, akhirnya dia menemukan tempat itu dan langsung masuk kedalamnya.

"Uuhh lega" gumamnya dan langsung keluar dari sana. Saat ingin kembali ke tempat bazar tadi, ina malah berada di area belakang gedung yang ramai anak ABG.

Deru mesin motor terngiang keras disana. Karna merasa salah tempat, gadis itu langsung berbalik dan kembali kebelakang. Sudah berkali-kali dia memutari tempat itu, dia malah balik lagi ke tempat racing.

"Duuh...perasaan tadi gue lewat sini deh" gumamnya.

Disisi lain, tasya yang sedang memegang kantong kresek belanjaannya, menatap ke segala arah mencari sosok ina yang sedari tadi tidak muncul. Diliriknya arloji di pergelangan tangannya. 17:42. Langit sudah mulai menggelap.

"Si ina kemana sih" celetuknya. Lalu di ambilnya hp dari saku celana. Mencari kontak ina dan menelpon temannya itu.

Ddrrrtttt Drrrtttt

Tasya langsung menoleh ke kanan dan menggerutu saat mendapati ponsel ina yang berada di atas kursi plastik disampingnya.

Di gedung sebelah kiri, ina sudah putus asa dengan keadaan. Langit sudah menggelap dan dia belum juga menepukan jalan ke arah bazar tadi. Dia berdecak kesal dan berjalan menuruni tangga yang menuju ke arah bawah. Karna tadi dia sempat naik ke atas gedung untuk melihat keadaan dibawah. Siapa tau dia melihat keramaian bazar tadi. Tapi hasilnya nihil. Yang dia lihat hanyalah rerumputan ilalang yang menutupi penglihatan.

VANA ILUSIONWhere stories live. Discover now