Chapter 15

26 12 0
                                    

2 bulan kemudian...

Kevin melirik ayahnya yang sedang memakan iga bakar yang di pesannya. Sekarang ayah dan anak itu sedang berada di resto legend yang terkenal sangat mewah dan mahal itu. Lalu Kevin menyeruput juce pesanannya.

"Kalo begini keadaannya, kamu lebih baik pindah sekolah" ucap jesson kemudian.

"Hah!?!" kaget Kevin yang langsung meletakkan minumannya.

"Baru 2 bulan. Belum sampai 5 bulan saja papa sudah muak lihat kamu gak ada kerjaan seperti ini. Lebih baik kamu langsung pindah ke sekolah baru" jelas jesson.

Kevin mendengus kesal. Sekolah baru? Ah yang benar saja...

"Papa gak mau ngeliat kamu kayak berandalan tawuran dimana-mana" lanjut papanya. "Kamu harus giat belajar supaya perusahaan papa ada jaminan turunan" sambungnya.

"Hh, bukannya ada vino? Kenapa Kevin jadi repot?"

"Kamu tau kan selama ini ada masalah apa. Kakak kamu juga udah milih tinggal sama mama kamu, dan papa udah gak ada hubungan lagi sama mama kamu. Kamu harus giat dan kalahkan vino seperti waktu itu"

Kevin menatap papanya anntusias. Dia tak percaya ini semua.

"Papa kenapa? Kok jadi aneh gini?" Tanya Kevin curiga.

"Sebenarnya papa tidak suka dengan mama kamu. Dulu, kita di jodoh dan gak pernah suka satu sama lain. Karna bisnis, orang tua kita harus ngelakuin pernikahan ini. Sebenarnya papa gak mau"

"Terus? Terus kenapa ada Kevin sama vino?" Tanya Kevin.

"Karna kita di paksa" jawab jesson.

Hening...

Tak ada lagi percakapan antara keduanya.

"Papa gak mau kelihatan gagal dalam mendidik. Kamu harus bisa bikin papa bangga"

"Bangga? Oooh Kevin tau! Alasannya karna papa gak mau kalah sama mama yang punya vino si juara umum. Iya kan?"

Jesson hanya menjawab dengan diam. Ya, dia tidak mau kalah dari Elena.

***

Ina menyandang tasnya ke dalam kelas. Sudah 3 bulan dia bersekolah disini. Ya, SMA Power School. Inilah sekolah yang sesungguuhnya! Dimana semua murid harus bersaing demi nilai dan rangking. Awalnya dia tidak mau masuk kesini, tapi karna inilah sekolah terdekat dengan perusahaan dimana ayahnya bekerja, maka dia harus sekolah di SMA ini. Dia kesulitan dalam bersaing terhadap nilai karna dia bukan golongan orang yang cukup berpotensi. Perkalian tidak hapal, rumus-rumus apakatalagi, yang dia bisa hanyalah mencatat semua pelajaran kedalam buku dan menyalin semua Pr yang dia contek dari teman sebangkunya, tasya. Entah bagaimana temannya itu mau-mau saja memberi contekan pada si anak baru yang satu ini. Ckcckckk...

"Na, ntar ada tugas ekonomi. Gimana entar sore kita ngerjainnya di cafe depan sekolah? Gue denger...kak bagas sering nongkrong disana loh..." ucap tasya.

Ina yang sedang menyalin Pr IPA dengan antusias, melirik temannya sekilas.

"Kak bagas yang jago itu ya?" tanyanya tanpa menoleh.

"Iya! Kesana yuk ntar sore!"

"Ok..."

BRAKKk!!!

Pintu kelas terbuka. Semua murid langsung duduk di bangku masing-masing. Menatap siapa cowok yang sedang bersama pak fendi si wali kelas. Ina memicingkan matanya, memastikan apa dia salah lihat atau tidak.

'Itu...kayak si Kevin most wanted di sekolah trisakti...' batinnya.

2 hari sebelumnya...

Kevin POV

Gue pikir ucapan papa semalam Cuma main-main. Eh gak taunya gue bener-bener di pindahin ke SMA baru. Disini, gue harus giat dan harus dapetin juara umum. Basi! Gue gak mau belajar! Lagian kalo papa masukin gue ke SMA yang parah sekalipun, gue tetep gak mau belajar! Ok ok...bener, tuh bokap bener-bener masukin gue ke SMA dimana semua murid harus bersaing. Siapa yang gak tau SMA Power School? Sekolah gila yang gak peduli kita bersaing sama siapa! Mau temen kita, musuh, atau sahabat sekalipun! Ini, adalah sekolah paksaan dimana semua murid harus berhasil 10 besar kalo mau duduk nyaman! Dan lagi...uang harus jadi kunci dari semua kesuksesan. Ya, disini orang kaya adalah yang paling diutamakan. Yaaah....hidup ini begitu kejam!!!

Untung gue orang kaya! Kalo nggak, gue bisa jadi bahan bullyan disini! Apalagi gue bukan siswa yang giat. Aakhh!!! Gue gak peduli!

Yang gue pentingin sekarang, gue harus jadi most wanted disini! Tunggu dulu! Gue baru inget masalah gue. Disini, gue...kelas 11 IPA-1 karna gue murid yang di skorsing dari SMA lama gue, jadi gue mesti balik lagi ke bawah. Dan sebenarnya murid kayak gue masuk ke IPS-8. Tapi karna gue orang kaya...ya gue jadi masuk kelas IPA-1. Dan itupun. Karna. Bokap. Gue. Yang. Kaya. Raya. Ckckckckck....

Author POV

"Hari ini kita kedatangan teman baru. Perkenalkan diri kamu" ucap sang guru.

"Hai guys! Nama gue kevin reyjesson. Dipanggil kevin gak pake jesson karna itu nama bokap gue. Senang bisa kenalan sama kalian" ucap kevin memperkenalkan diri nya.

Bisikan lirih mulai terdengar antara semua penghuni kelas.

"Dia kak kevin yang jago tawuran itu?"

"Sumpah!?! Ini orangnya?"

"Gnteng banget...."

"Gue gak mimpikan?"

"Jadi ini anaknya pengusaha terkenal yang katanya most wanted seantero trisakti?

"Wah..."

Mendengar semua komentar itu, kevin tersenyum miring melihat aksi mereka.

'Ok, ceritanya baru dimulai' batinnya.

***

"Loe pindah kesini? Kenapa? Di DO? Atau loe dihukum sama bokap loe? Ah...atau karna loe gak mau satu sekolahan sama kak vino?" tanya ina spontan.

Kini, semuanya berada di cafetaria Power School. Kevin meminum sprite nya dengan jakun yang naik turun. Setelah isinya habis, langsung saja di remasnya kaleng soda itu hingga penyot dan membuangnya ke belakang bangku cafetaria dengan santainya.

"Kenapa? Masalah buat loe?" ucap kevin balik bertanya.

"Yeee biasa aja kali!"

"Loe sendiri?"

"Gue? Ah...gue mau pindah aja. Emangnya kenapa? Masalah buat loe?"

"Gak ah B aja."

"Ck!" ina berdecak kesal.

"Kayaknya loe salah alamat! Disini tuh tempat dimana semua siswa-siswi bersaing buat jadi bintang bersinar! Bukan murid yang obsesi buat tenar!" sindir ina.

"Gue peduli apa? Disini...gue bisa bersinar tanpa belajar! Gue kan anak orang kaya. Loe lupa? Tuh barusan gue ingetin!" ujar kevin dan langsung bangkit meninggalkan tempat itu.

"Hah?...eh mau kemana loe?!! Aish" gerutu ina kesal.


Ok guys, gue masih nunggu Vomment kalian-,-

VANA ILUSIONWhere stories live. Discover now