Ini Calista ya gaiss
.
.
.Bel istirahat sudah berbunyi, para siswa berhamburan keluar dari kelas, seolah seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya.
"Dora," panggil Andrio padaku yang sedang sibuk mencatat semua materi pelajaran tadi. "Lu gak makan siang?" tanya Andrio.
Aku masih terus lanjut menulis, gak liat apa aku lagi nyalin catatan buat aku dan juga buat dia.
"Seperti yang anda lihat." jawabku pelan.
Namun dia langsung datang merebut pulpen ditanganku. "STOP! Nanti aja ngerjainnya, makan dulu."
"Balikin gak? Gue mau nyelesain sekarang, kalo entar gak bakal keburu Rio!"
"Yaudah ntar kita ngerjain bareng aja pas pulang sekolah, ngerjainnya di rumah gue tapi ya." ujar Andrio sambil menahan jidatku yang siap menyundul dada bidang Andrio.
"Rio!" panggil seorang cewek dari pintu kelas. Siapa tuh cewek? Kayak baru liat, tapi cakep sih emang.
"Calista?" Andrio segera melepaskan tangannya dari jidatku.
Oh jadi namanya Calista? Dia bukan sih cewek yang tadi pagi di anter sama Andrio?
Calista datang nyamperin Andrio,
"Rio, kita makan bareng yuk di kantin." ajaknya."Wuidih, boleh kenalan gak nih?" Alfi mendekat ke-arah Calista, giliran ada cewek bening dikit langsung bungkus! Urusan ngegebet Zee aja belum selesai, ini udah mau nyari sasaran baru. Dasar cowok buaya.
"Kenalin gue Alfi, temannya Andrio." ucapnya tebar pesona seraya mengulurkan tangannya.
Calista menyambut uluran tangan itu dengan senang hati.
"Udah berapa lama di Jakarta?" tanya Ernes dari tempat duduknya sambil mengemut permen kaki favoritnya.
" Baru seminggu sih, gue pindahan dari Surabaya." Calista tertawa kecil yang membuatnya semakin terlihat cantik.
Tapi, dia ngeliat aneh ke arahku apalagi saat Andrio seolah sangat dekat denganku.
"Dia siapa?"
Tanya Calista."Ceweknya An--" belum sempat Elios menyebut nama Andrio. Namun Andrio lebih dulu memotong pembicaraan mereka.
"Teman sebangku gue, lu bisa panggil dia Dora. Oh ya, katanya mau ke kantin. Yaudah ayo kita ke kantin. Laper nih." Andrio segera beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi bersama Calista.
Kok tumben banget ya dia gak ngaku ke orang-orang kalo aku pacarnya. Biasanya dia gembar gembor ke sana sini kalau aku ini pacarnya.
Oh atau mungkin dia naksir sama anak pindahan itu ya? Ah bodo amatlah.
Justru aku senang, dengan begitu aku bisa segera terbebas dari manusia tengil kayak Rio.
***
"Dora, sesuai janji kita hari ini kita kerja kelompok ya di rumah gue." Andrio mengingatkan.
"Harus banget di rumah lu ya?" aku bertanya begitu bukan tanpa alasan, hanya saja aku sedikit risih jika pergi ke rumah orang tajir kayak dia, bikin aku minder. Belum lagi kalo ntar orangtuanya nanya-nanya.
"Ayah kamu di mana, kerja apa? Di bagian apa?" pertanyaan seperti ini sudah biasa aku temukan ketika pergi kerja kelompok kerumah temanku saat SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Dora! [Cinta Lama Belum Kelar]
Teen FictionGenre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka bahwa surat cinta yang ia buat akan menjadi pembuka cerita untuknya. Ia tak pernah menyangka bahwa...