Andrio versi dewasa.
Berikan banyak cinta untuk cerita ini💕
Orang bilang cinta pertama itu sulit di lupakan, apa iya?
Tadinya, aku pikir cinta pertamaku adalah Arka. Sejak SMA dulu, aku begitu menyukainya, namun setelah bertemu dengan Andrio, aku baru menyadari bahwa cinta dan kekaguman itu beda tipis.
Jika sampai saat ini Rio masih mengganggu hatiku, maka aku mulai ragu jika Arka memanglah pria yang menjadi cinta pertamaku.
Pluk.
"Awh! Bim, elo-"
Aku pikir yang tadi memukul kepalaku dengan map itu adalah Bimo, soalnya dia yang tukang jailin orang. Tapi saat aku memutar kursiku, yang berdiri justru orang lain.
"Ngelamun aja kamu, kerja."
Andrio. Kenapa sih dia selalu datang di saat aku memang lagi mikirin dia. Kayak pas gitu loh momennya, mendukung orang buat makin susah move on.
"Kamu pikir saya gak tahu kalau sejak tadi kamu cuma bengong terus? Memangnya kamu itu di gaji untuk itu?"
Menyebalkan, dia kalau udah di tempat kerja sok tegas. Sok berwibawa. Halah kentut.
Mana dia negur aku di depan karyawan yang lain, lengkap sudah malunya.
"Kalian juga, jangan cuma main gadget, kalau ada kerjaan yang harus di selesaikan ya selesaikan sekarang juga, paham? Perusahaan gaji kalian untuk bekerja bukan buat ngelamun atau cuma menghabiskan waktu untuk main-main."
Tegasnya, aku menegakkan tubuh di kursi. Menatap kembali layar laptop.Usai mengomeli kami, Andrio kembali ke ruangannya. Bodohnya, aku pake acara ngeliatin dia. Alhasil, saat aku tanpa sengaja kepergok tengah memperhatikannya, Rio menatap tajam padaku, kedua jarinya ia arahkan ke matanya lalu ke arahku.
Tak hanya itu, ia mengambil remote untuk menutup tirai di ruangannya .
Ck, menyebalkan. Memang dia pikir dia udah sekeren itu apa? Penampilan sama gaya bicara doang yang di buat sok tegas, padahal mah aku yakin dia masih bobrok kayak dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Dora! [Cinta Lama Belum Kelar]
Teen FictionGenre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka bahwa surat cinta yang ia buat akan menjadi pembuka cerita untuknya. Ia tak pernah menyangka bahwa...