Setelah kejadian tadi siang, aku hanya berdiam diri dalam tenda, sesekali Andrio datang membawakanku minuman hangat dan roti coklat, tapi aku tolak. Masih kesal sama yang tadi siang, kenapa dia gak lebih dulu nolongin aku coba?
Malam ini, malam tidak sesepi biasanya, walaupun di tengah hutan, namun sorak sorai jiwa muda membuat suasana di siniterasa sangat ramai. Acara yang paling dinanti oleh semuanya, apalagi kalo bukan acara api unggun.
Semuanya membuat lingkaran mengelilingi api unggun yang cukup besar.
Aku yang mendengar kebisingan itu akhirnya keluar juga dan bergabung. Sialnya lagi, aku mendapatkan tempat duduk yang berhadapan dengan Andrio, walaupun jarak antara kami berdua cukup jauh, Andrio di seberang sana, aku ia disini, kami terpisah oleh api unggun.
Oh tunggu--ternyata ada Calista yang duduk tepat disisi kanannya.
Sesekali aku bisa melihat Calista menggelayut manja dan bersandar dibahu Andrio, aku yang melihat itu hanya buang muka. Ntah kenapa juga ada sekelibat rasa kesal yang muncul dihatiku saat melihat itu.
Ini perasaan apa ya? Kenapa ngeliat Andrio nempel sama Calista bikin kesel?
"KYAAAA!" suara histeris kaum hawa menggema, mungkin penghuni dihutan merasa terganggu juga dengan teriakan itu. Semuanya berteriak karena Arka. Yup, dia akan segera memainkan gitar akustiknya ditengah-tengah lingkaran. Moment yang dinantikan oleh semua kaum cewek, termasuk aku.
Banyak dari mereka yang teriak ngaku-ngaku jadi pacar Arka.
ARKA YA AMPUN GANTENG BANGET!
ARKA!!! RAHIM GUE SENAT SENUT!
SARANGHEYO ARKA!
IH PACAR GUE MAU TAMPIL!
ARKA! ANAK DI RUMAH NYARIIN!
Kira-kira itulah kalimat yang diserukan para cewek-cewek yang ngefans berat sama Arka. Untung aku gak selebay itu.
Arka hanya tersenyum mendengar mereka menyeru-nyerukan namanya, mungkin karena ia sudah terbiasa mendapatkan pujaan dari banyak gadis seperti ini, jadi ia bersikap sangat biasa.
Lalu, ia mulai memetik lembut gitarnya. Petikan gitarnya aja udah bikin yang dengar jadi hanyut kebawa nada. Semilir angin malam yang datang, membuatku memeluk erat tubuh dengan kencang. Ih dingin.
Namun di tengah-tengah lagu, aku di buat makin dingin. Gimana gak coba? Masa dari sekian banyak orang yang ada di sini, tatapan mata Arka tertuju padaku. Aku sempat menoleh kiri kanan depan belakang, siapa tau akunya yang GR sendiri tapi di sisiku semuanya cowok, masa Arka ngeliatin cowok sih?
Duh pasti ini aku yang terlalu ngerasa geer.
Yakali cowok kayak Arka ngeliatin aku? Masa cuma karena di tolongin di telaga tadi terus sekarang aku mulai ngehalu.
Tak ingin Arka berpikir aku GR, dengan agak salah tingkah aku mengalihkan pandangan. Namun yang aku lihat justru lebih membuat tubuhku jauh lebih dingin dari sebelumnya, kalian mau tau apa yang aku lihat? Tidak, bukan hantu setan atau semacamnya.
Tapi Andrio. Dia terus ngeliatin aku dengan sorot mata tajam. Sejak kapan? Jangan bilang sejak aku dan Arka tatap-tatapan?
Tatapan matanya seolah ingin memakanku hidup-hidup setelah ini.
Di saat mataku dan mata Andrio masih saling memandang tanpa ada yang ingin menyerah lebih dulu, saat itu juga Arka menyanyikan lagu yang kedua.
🎤found a love for me
Aku temukan cintaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Dora! [Cinta Lama Belum Kelar]
Teen FictionGenre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka bahwa surat cinta yang ia buat akan menjadi pembuka cerita untuknya. Ia tak pernah menyangka bahwa...