Yang di atas itu cast nya Arka Sergio Madjat ya, emang rada mirip sama Andrio, kan masih saudaraan.
.
.
.
Jangan pernah bosen baca ya ❣️
Aku terbangun pagi ini dari tidurku yang di bilang tidak nyenyak. Semuanya gara-gara ulah Andrio tengil itu. Aku jadi kepikiran terus menerus masalah kejadian dirumahnya dia, akhirnya aku baru bisa tidur sekitar jam tiga pagi.
Aku harap kejadian kemarin sore itu hanya mimpi. Bikin aku malu aja. Lagian aku juga sih yang Oon pake meremin
mata segala'kan kesannya aku juga udah siap banget dicium sama Andrio.Tak hentinya aku mengutuki diri sendiri.
Dasar aku cewek Oon.
Entah nanti wajah seperti apa yang harus aku pasang saat bertemu Andrio. Andaikan ini muka bisa di bongkar pasang kayak barang rakitan udah aku lepas aja nih muka. Kemarin aja pas dia nganterin aku balik ke rumah, dia sama sekali gak mau nengok ke arahku. Mau ngajak ngomong pun kayaknya malu sendiri gitu.
Apa sekalian aja kali ya aku bolos sekolah? Aku malunya gak ketulungan, apalagi pas ngingat bagian di mana dia ngeraba-raba punggungku.
Untuk memperlambat waktuku untuk sampai ke kelas, aku sengaja mengelilingi sekolah lebih dulu, sampai akhirnya langkah kakiku terhenti di sebuah lapangan baseball, setauku memang hanya sekolah kami yang memiliki lapangan selengkap ini.
Mataku terpaku pada satu sosok yang sedang akan memukul bola dengan tangkai kayu pemukul baseball.
Cowok yang banyak di idam-idamakan semua kaum cewek, di lirik sama dia aja sudah sujud syukur.
Iya, dia Arka Sergio Madjat, cowok yang aku sukai sedari dulu. Dia terlihat sangat tampan dengan topi dan baju baseballnya, walau sekilas dia sangat mirip dengan Si menyebalkan itu.
Bukan hanya aku yang berdiri di pinggir lapangan, puluhan cewek lainnya sedang menanti Arka memukul bolanya.
Ya wajar saja dia adalah Prince Charming di sekolah ini. Muda, kaya, pintar, berbakat dan satu lagi yang membuat semua cewe bertekuk lutut, yaitu kepiawaiannya dalam memainkan alat musik gitar akustik, benar-benar romantis.
Membayangkan dia menyanyikan lagu diiringi gitar saja,sudah cukup membuatku melayang di angkasa. Itulah indahnya ngehalu.
Mataku kembali melihat ke arahnya, tak peduli jika dia tidak melirikku sedikit pun. Wajarlah, gadis freak seperti ku siapa yang hendak melirik? Aku rasa dia biasa saja melihat isi curahan hatiku yang di tayangkan saat ulang tahun saudaranya, Zee.
Aku membetulkan posisi kacamataku agar lebih jelas melihatnya memukul bola baseball.
Dia mulai mengambil ancang-ancang untuk memukul bolanya, semua kaum hawa yang hadir berteriak menyuarakan nama Arka.
ARKA!
ARKA!
Aku ikut menghitung dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Dora! [Cinta Lama Belum Kelar]
Teen FictionGenre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka bahwa surat cinta yang ia buat akan menjadi pembuka cerita untuknya. Ia tak pernah menyangka bahwa...