🔝
Play lagunya."Oh jadi kamu mantan yang sering di ceritain sama Andrio? Kenalin, aku calon istrinya."
Aku diam tertegun, mengalihkan pandangan pada Andrio yang tetap diam tak bergeming, no koment. Seolah hal yang baru saja di ucapkan wanita ini bukanlah perkara besar. Iya, mungkin baginya dan calon istrinya itu hal kecil tapi bagiku? Aku bahkan mendengar karyawan lain bisik-bisik sambil ngelirik aku.
Terus apaan coba maksudnya dia ngenalin diri secara pribadi cuma ke aku doang? Kesannya kan kayak pengen banget bikin aku cemburu.
Bukan cuma itu aja ya yang bikin aku gak habis pikir, maksudku itu, buat apa juga Andrio sering ceritain aku ke calon istrinya? Tujuannya apa? Mau cerita kalau aku itu cewek yang dia jadiin pacar lelucon pas SMA dulu, terus di bikin sayang sesayang-sayangnya eek kucing, terus dia ninggalin aku, terus ngilang entah kemana. Bagoss!
Kalau aja sekarang gak banyak orang, cuma ada aku dan Andrio, aku jamin tanganku sudah melayang ke pipinya dia.
Jujur aku bingung harus menjawab apa pada Hanin calon istrinya. Aku maunya terlihat baik-baik saja, tapi aku yakin, dari raut wajahku pun harusnya mereka sudah bisa membaca kalau aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Jal, lu beneran mantannya Pak Andrio!?"
Tanya Bimo terang-terangan dengan ekspresi wajah kaget, makin bikin aku gugup. Vika melotot padanya lalu, kemudian memberi kode pada karyawan lain untuk bubar.Tinggalah aku, Andrio dan Hanin--calon istrinya. Bayangin deh, kalian ketemu mantan kalian sama calon istrinya. Gila gak sih?
"Eungh... I-itu--"
Di saat tanganku sudah keringat dingin untuk memberi penjelasan yang tepat, tiba-tiba saja aku merasakan sebuah rangkulan di bahuku."Hai Rio. Apa kabar?"
Tanya Arka tiba-tiba, aku gatau kapan dia datangnya.Rio melihat tangan Arka yang ada di bahuku, lalu segera mengalihkan pandangannya ke Hanin.
"Baik," jawabnya singkat. "Khem, kayaknya hubungan kalian makin serius aja ya, kapan mau ke pelaminan?"
Aku bisa merasakan tangan Arka yang mencengkram bahuku cukup kuat. Sepertinya dia terbawa kesal dengan pertanyaan Andrio yang terdengar menantangnya.
Namun bukan pacarku namanya jika dia terbawa emosi, saat SMA dulu saja, ia tetap kalem saat Andrio hampir memukulnya di kelas. Ingat? Jika hal itu saja bisa ia kendalikan, maka hari ini pun ia pasti bisa.
Arka hanya tersenyum seperti biasa, senyum yang ia tujukan saat ada orang yang mengajaknya ribut.
"Emm, kapan ya? Maunya sih secepatnya, tergantung Anjali aja maunya kapan. Iya kan sayang?" tanya Arka padaku. Setiap kali Arka bilang sayang, aku masih suka agak gimana gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Dora! [Cinta Lama Belum Kelar]
Teen FictionGenre :TEENFICTION [Story 2] Semua berawal ketika masa orientasi sekolah dulu. Anjali--gadis dengan rambut mirip seperti Dora--tak pernah menyangka bahwa surat cinta yang ia buat akan menjadi pembuka cerita untuknya. Ia tak pernah menyangka bahwa...