BAB 5

946 48 2
                                    

"Ketika kamu pergi menghadirkan kekecewaan demi kebahagiaan lain, maka suatu saat kamu akan datang dan menginginkan semuanya kembali."

***

Meyla menjalani hidupnya seperti biasa lagi. Setelah demam beberapa hari yang lalu, Tak ada yang spesial, hanya saja perasaannya yang berubah.

Bukan hanya tentang perasaannya kepada Revan. Belakangan ini ia jadi sering chatting dengan Revan setiap saat. Sifat Meyla yang selalu memiliki akal yang terbilang konyol karena membicarakan hal-hal yang sangat tidak penting dan tidak perlu untuk dibicarakan, bisa jadi menjadi alasan mengapa ia sering chatting dengan Revan.

Setiap kali pesan dari Revan masuk kedalam roomchatnya, saat itu juga jantung Meyla berdetak lebih kencang dari biasanya. Keinginan untuk selalu berada dan bercakap dengan Revan, membuatnya terkadang menjadi orang gila dikamar.

Meyla sering mengecek handphone berulang kali ketika Revan lama membalas pesannya. Meyla yang sering tertawa sendiri ketika Revan membicarakan hal yang sangat lucu. Bahkan Meyla pernah ingin menjerit ketika Revan mengucapkan 'selamat belajar' kepadanya.

Hal-hal kecil yang membuat Meyla sangat bahagia belakangan ini.

Akan tetapi, perasaannya juga berubah selain tentang Revan. Yaitu tentang kedua sahabatnya, Erin dan Sisil. Keduanya kini seakan menjauh darinya. Tapi entahlah, mungkin hanya perasaan Meyla saja karena terlalu banyak membaca novel tentang persahabatan.

Tetapi yang pasti, sejak dua hari yang lalu, kedua sahabatnya, mengikuti ekskul tari. Keduanya terlihat sangat bersemangat. Sampai-sampai akhir-akhir ini Meyla sering menjadi pendengar setia saja dan tak tahu harus mengatakan apa.

Meyla membuka grup chatnya, pesan dari Sisil, Erin, dan Vina telah ramai menghiasi handphonenya. Meyla menyimak sebentar karena terlalu cepat pesan itu masuk dan dia tidak tahu harus membalas yang mana dahulu.

Setelah beberapa saat, setelah memastikan bahwa grup chatnya telah sedikit tenang, Meyla kemudian membalas pesan yang membuatnya sangat tertarik.

Meyla
Bnran kumpul nggak?

Vina
Gue sih nggak bisa Mey, nggk tahu yg lain

Sisil
Gue bisa

Erin
Gue bisa (2)

Sisil
Ikut2an aja lo rin😒

Erin
Suka2 gue dong😛

Vina
Lo gmn mey?

Meyla
Gue bisa kok 😂

Vina
Yah, jadi cuman gue yg nggak bisa dong😧😩😭

Meyla
Hahaha

Vina
Jahat lo mey

Sisil
Nyimak

Erin
Nyimak (2)

Sisil
Tuhkan lo ngikutin gue muluuuu😪

Erin
✌✌

Sisil
Dirumah gue ya gaisss

Erin
Oke

Meyla
Oke (2)

Sisil
Sukurin lo di copy sama Meyla😜

Erin
😭

Meyla hanya membaca pesan terakhir dari Erin. Ia tidak membalasnya lagi. Sudah lama sekali mereka tidak kumpul. Ya walaupun mereka satu sekolahan.

Meyla ada-ada saja.

***

Meyla mengambil jus jeruk dari dalam kulkas. Kemudian duduk dimeja makan, meminum jus jeruk segar disore yang sangat panas setelah pulang sekolah, sambil tangan kiri yang terus memegang handphone.

Hari ini sangat melelahkan. Untungnya besok hari Sabtu dan dia bisa bersantai sejenak. Selain itu juga dia menjadi sangat excited karena esok hari dia dan teman-temannya akan berkumpul.

Meyla mengerutkan keningnya ketika ternyata dua minggu lagi dia akan melaksanakan ujian tengah semester 1. Cepat sekali. Bahkan Meyla merasa baru saja dia duduk di kelas 11.

Meyla mengscroll roomchatnya. Sudah beberapa hari ini ia tidak lagi chattingan dengan Erin maupun Sisil secara pribadi. Bahkan nama mereka pun sudah tenggelam diposisi paling bawah.

Gadis itu menghela nafas. Entah mengapa ia merasakan perbedaan dari persahabatannya dengan Erin dan Sisil. Tadi sewaktu disekolah pun keduanya malah sibuk memikirkan ekskul tari yang baru saja mereka ikuti. Sampai-sampai Meyla hanya terdiam.

Satu perasaan takut terbesit dalam benaknya. Apakah nanti jika mereka berkumpul, Meyla hanya akan tersisihkan?

Meyla segera menepis pikiran buruk mengenai sahabat-sahabatnya. Tidak mungkin terjadi bukan? Erin dan Sisil adalah sahabat Meyla, dan mereka pasti tidak akan membuat Meyla sedih.

Meyla
Hai Van?

Meyla menunggu pesan balasan dari Revan. Saat ini yang ia butuhkan adalah pikiran yang tenang. Ia ingin sekali bercerita pada orang lain tentang masalahnya. Tidak mungkin jika ia bercerita pada Erin dan Sisil karena merekalah yang ingin Meyla keluhkan. Vina? Dia pasti sedang sibuk sekarang.

Terlintas pada benaknya untuk menghubungi Revan. Tetapi ia tidak sebodoh itu akan bercerita pada seseorang yang bahkan begitu jauh darinya.

Revan
Knp mey?

Meyla
Gpp

Meyla mengirim pesannya dan dengan cepat Revan membacanya. Meyla menunggu, ia kira Revan akan membalas. Tidak tahunya hanya dibaca saja.

Meyla mendengus sebal. 'Dasar cowok nggak peka,' batinnya lalu meletakkan gelas di dapur dan melenggang ke kamar.

***

Aku upload partnya pendek2 ya? Wkwkwk...😂😂😂

Jangan lupa vote dan komentarnyaaa...

DISAPPOINTED [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang