EPILOG

1.3K 39 0
                                    

Check👆: Hanin Dhiya ~ Suatu Saat Nanti 🎵

***

Sekian lamanya, ku melangkah lewati cerita.
Begitu jauh, dan berwarna, namun tetap saja.
Tak ada yang sanggup tandingimu tuk membuatku luluh.
Abadi di hati.

Kau, yang tak pernah hiraukanku.
Tak pernah pedulikan aku yang selalu kagumi dirimu.

Dari kisahnya, Meyla belajar. Bahwa hidup tidak selamanya tentang tawa dan kebahagiaan. Karena ada kalanya, seseorang merasa bahagia, lalu dijatuhkan begitu saja hingga merasakan sakit.

Meyla sadar, apa yang dilakukannya selama ini terlalu egois. Dia selalu memaksakan kehendaknya sendiri demi mendapat kebahagiaan. Meyla yang kurang bisa menghargai orang lain, yang pada akhirnya semua itu didapatnya diakhir.

Dulu, Meyla selalu berkata bahwa ia harus bahagia dan harus tetap terlihat bahagia didepan orang lain. Ia selalu ingin orang lain tidak boleh sampai mengetahui bahwa ia tidak baik-baik saja. Hingga pada akhirnya, ia mulai tidak bisa menyembunyikan semuanya setelah Revan hadir dalam hidupnya.

Meyla tersenyum.

Berbagai cara tlah aku tempuh tuk hapus dirimu.
Namun engkau lagi, dan engkau lagi, tetap engkau lagi.
Cinta sejati yang enggan mati dan kokoh berdiri.
Mungkin hingga mati.

Revan dan segala tentangnya mengajarkan Meyla untuk selalu menghargai setiap hal dalam hidupnya. Rasa sakit dan kebahagiaan yang hadir hanya sesaat, membuat Meyla sadar, tak selamanya yang ia inginkan akan ia dapatkan.

Revan, orang pertama yang mengajarkan Meyla banyak hal. Walau cowok itu berulang kali menyakiti Meyla, tapi sedikitpun Meyla tidak pernah memendam benci sekalipun mulutnya berkata benci.

Satu hal yang selalu Meyla ingat dari Revan, saat Revan berkata, "Percaya diri saja. Jangan dengarkan kata orang,". Kalimat sederhana yang akan selalu Meyla ingat sekalipun cowok itu sudah pergi dari hidupnya.

Meyla menghela nafas.

Kejadian-kejadian tak terduga hadir dalam hidup Meyla. Mulai dari Erin dan Sisil yang pergi dengan kesibukannya hingga terkesan melupakan Meyla setelah mendapat teman baru, hingga tentang Revan yang hadir dengan caranya yang mampu merebut hati Meyla.

Semua itu tanpa sadar membuat Meyla menjadi seseorang yang lebih kuat. Hingga saat ini, ia bersyukur karena bisa melewati semua ini.

Meyla menghela nafas.

Tak ada hati yang dapat menggantikan Revan untuk saat ini. Meyla tidak mudah untuk jatuh cinta, tidak mudah untuk menerima orang baru untuk dipercayainya. Meski orang selalu berkata bahwa ia tidak memiliki beban hidup, yakinlah bahwa Meyla juga manusia biasa yang bisa merasakan sakitnya kehidupan dan jatuh cinta.

Thalita selalu berkata, hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup Meyla akan membuat Meyla menjadi orang yang lebih baik. Meyla akan belajar banyak hal dari kisahnya dengan Revan, dan Meyla akan selalu mengingatnya untuk dikemudian hari.

Meyla ingin bicara banyak hal. Mengatakan segalanya pada Revan. Menyelesaikan semua masalahnya. Hingga suatu saat apabila Meyla memutuskan untuk pergi dari Revan, tak ada lagi hal yang perlu diingat dan ditangisi olehnya.

Jauh didalam benaknya, Meyla selalu ingat bagaimana Revan tersenyum, bagaimana Revan tertawa, dan bagaimana Revan menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Semuanya seakan jelas membekas dalam hatinya. Hingga tanpa ia sadari, semuanya telah hancur dan tak lagi dapat kembali.

Meski perih kuterima.
Meski sakit kunikmati.
Tak mampu, aku sedikitpun lupakanmu.
Meski aku takkan mungkin, milikimu.
Satu do'aku, suatu saat nanti kau kan mencintaiku.

Tapi, jauh dari itu semua, Meyla selalu berharap yang terbaik untuk Revan. Meyla selalu ingin Revan tetap tersenyum, meski bukan karena dia dan untuknya lagi. Dan Revan harus tahu, meski Revan membenci Meyla, tetapi Meyla tidak akan pernah membenci Revan.

***

~ SELESAI ~

DISAPPOINTED [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang