Yang sebenarnya adalah yang ada pada sang pemilik hati.
***
Siang itu, Meyla terlihat sibuk menyalin tugas Thalita di kantin. Gadis itu lupa membawa buku tugasnya yang seharusnya dikumpulkan hari ini. Jadilah sekarang dirinya harus mengulangi tugasnya itu.
Thalita bersama seorang gadis yang juga bersama dengan mereka terlihat mengobrol asyik, lalu sesekali mengejek Meyla yang lupa membawa buku tugasnya. Meyla pun menanggapinya dengan wajah yang ditekuk, namun tetap berusaha fokus pada tugasnya.
"Gimana sih, lo! Masak tugas sendiri bisa lupa!" Celetuk Thalita
"Ya namanya juga manusia," jawab Meyla dengan mata yang masih fokus pada bukunya.
"Kan yang diingat Meyla cuma Revan. Ya kan?" Ucap teman Meyla yang duduk didepannya.
"Ck, apaan sih,"
Thalita dan temannya tertawa melihat Meyla yang malu-malu namun berusaha ditutupi dengan tetap fokus pada tugasnya.
"Tuh, tuh! Si Revan!" Ucap Thalita sambil menunjuk Revan yang duduk dimeja yang tak jauh dari pandangan ketiganya.
"Eh, jangan ditunjuk-tunjuk dong!" Kesal Meyla.
"Nggak gue tunjuk, Mey!" Elak Thalita
"Itu tadi apa? Lo tunjuk itu!"
Thalita tertawa lagi melihat wajah Meyla yang kesal.
"Eh, si Revan kesini thu, jangan-jangan mau nyamperin lo, Mey!"
Meyla mendongak. Melihat kearah Revan dan memastikan ucapan Thalita salah. Gadis itu membulatkan matanya melihat Revan yang telah bangkit dari tempat duduknya dan seperti akan berjalan kearah mejanya.
Meyla berusaha menyembunyikan malunya ketika Thalita dan temannya berulang kali menggodanya tentang Revan. Meyla jadi malu sendiri. Gadis itu lantas hanya tersenyum malu-malu dan menyembunyikan wajahnya dimeja.
Tanpa sadar, sikap Meyla tadi sangat memalukan. Hingga nampaknya menimbulkan kecurigaan. Karena saat Revan melewati menja Meyla, gadis itu maah salah tingkah hingga tak tahu harus melakukan apa.
Setelah Revan melewati mejanya, ketiganya lalu menatap kearah Revan yang sudah mengeluarkan motornya dari tempat parkir. Nampaknya cowok itu bersama temannya akan pulang lebih dulu.
Meyla melihat motor Revan melintas begitu saja. Padahal, hujan kembali turun. Namun, nampaknya Revan memang orang yang nekat.
"Huh, syukurin thu si Revan, kehujanan di jalan," ucap Meyla
"Jahat banget, sih, Mey. Kasihan tahu," ucap teman Meyla
"Biarin,"
***
Revan mengusap rambutnya dengan handuk biru mudanya. Cowok itu baru saja mandi karena kehujanan di jalan tadi.
Revan lalu menggantung handuknya di belakang pintu. Cowok itu lalu duduk di kasur sambil meraih handphone yang sedari tadi ia letakkan diatas nakas.
Revan lalu menghempaskan tubuhnya sambil mendengarkan lagu kesukaannya, Too Good at Goodbyes milik Sam Smith.
Sekilas kejadian di kantin tadi saat ia akan pulang sekolah terlintas dipikirannya. Revan tidak tahu mengapa begitu ia mengingat kejadian itu, dirinya menjadi bingung dengan Meyla.
Tanpa Meyla sadari, saat Revan melintas disamping meja Meyla, cowok itu sempat melirik kearah Meyla dan mendapati sikap Meyla yang terlihat salah tingkah saat teman-temannya menggodanya.
Tidak, bukannya Revan terlalu percaya diri. Hanya saja, hal tersebut bertepatan ketika dirinya melewati meja Meyla. Tentu saja ia curiga jika mereka bertiga sedang membicarakan dirinya.
Apalagi melihat sikap Meyla yang terlihat salah tingkah seperti itu. Ditambah lagi teman-teman Meyla yang sempat melirik kearahnya. Tidak salahkan jika Revan curiga?
Revan takut jika Meyla menyukainya. Akhir-akhir ini sikap gadis itu tampak berbeda dan aneh. Seperti menunjukkan tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta. Apalagi sejak kejadian waktu itu yang membuat Revan memilih untuk menghindar sejenak dari semua itu.
Entahlah. Hanya saja, mengingat semua itu membuat Revan menjadi bingung. Jika memang benar Meyla sedang menyukai seseorang, atau mungkin dirinya, lalu mengapa sikap gadis itu juga tampak seperti menyukai kakaknya?
Dulu, Meyla selalu bertanya tentang kakaknya kepada dirinya. Lalu, tentang pengakuan jika Meyla ingin membuat seseorang lebih mengerti perasaannya dengan kode seorang cowok dengan nama yang terdiri dari 5 huruf. Kemudian pesan Meyla waktu itu. Seakan semuanya tidak memiliki alasan yang jelas.
Disisi lain, terlihat bahwa Meyla menyukai Bayu. Bayu pun pernah bercerita bahwa ada adik kelasnya yang seangkatan dengan Revan mengirimi cowok itu pesan. Dan setelah lebih lanjut kakaknya itu mengatakan bahwa gadis itu mengenal Revan. Lalu setelah itu Revan tahu jika gadis itu adalah Meyla.
Setelah menghubungkan semua itu akhirnya Revan menyimpulkan bahwa Meyla menyukai kakaknya.
Namun, disisi lain, sikap Meyla juga terlihat seperti menyukai dirinya. Dari pesan waktu itu, sikapnya sehari-hari, dan masih banyak lagi.
"Sebenarnya Meyla itu sukanya sama gue atau kakak gue, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPOINTED [Completed]
Novela Juvenil"Akan aku ceritakan bagaimana rasa sakit ini dimulai," Cover illustration from Pinterest