BAB 26

628 31 4
                                    

"Perihal hati, siapa yang tahu?"
~ Meyla

***

Revan keluar dari kamarnya dengan wajah yang masih penuh kebingungan. Cowok itu lalu terlihat menghampiri ayahnya yang sedang duduk sambil minum kopi bersama dengan Bayu.

Revan ikut duduk bersamaan dengan ibunya yang membawa piring yang penuh dengan pisang goreng yang nampaknya masih hangat. Cocok untuk camilan saat udara dingin seperti ini.

Revan mengedarkan pandangannya. Hingga beberapa saat kemudian, matanya menatap Bayu yang sedang asik bermain ponsel yang ia yakini adalah permainan favorit kakaknya itu.

"Van, kamu nggak belajar?" Tanya ayah Revan.

"Udah tadi, Pa,"

Terlihat ayah Revan hanya mengangguk sambil matanya yang masih fokus membaca koran hari ini.

Revan lalu menatap Bayu lagi. Teringat kembali kejadian beberapa menit yang lalu saat ia menerima pesan dari Meyla yang teramat membuatnya kebingungan.

Revan sedikit ragu apakah dia harus menanyakannya pada Bayu atau tidak. Akan tetapi, Revan sangat penasaran dengan fakta mengenai Meyla dan Bayu.

"Kak, gue mau bicara sebentar," ucap Revan pada Bayu.

Bayu mendongak, mengalihkan pandangannya ke Revan sesaat setelah ia menutup aplikasi game favoritnya.

"Mau bicara apa?"

Revan memberi isyarat pada Bayu agar jangan berbicara ditempat tersebut. Lalu, seakan mengerti dengan isyarat yang diberikan Revan, Bayu segera bangkit meninggalkan ayahnya yang tampak biasa saja ketika kedua putranya beranjak pergi.

Revan duduk dikasur milik Bayu. Sedangkan kakaknya itu tampak ikut duduk berhadapan dengan Revan.

"Mau bicara apa, sih? Serius amat lo," tanya Bayu.

"Gue mau nanya soal adik kelas yang seangkatan sama gue, yang pernah lo ceritain ke gue waktu itu,"

Bayu terdiam.

Sore itu, Bayu terlihat menghampiri Revan yang sedang fokus mengerjakan tugas kimianya. Bayu memang bukan anak IPA, akan tetapi, Bayu tidak membenci mata pelajaran kimia yang menurutnya unik itu.

Bayu lalu duduk disamping Revan yang mendadak merasa terganggu dengan kehadiran dirinya. Revan berdecak melihat tingkah Bayu seperti anak kecil yang mengganggu dirinya.

"Kenapa, sih?"

Bayu menyengir mendengar ungkapan kekesalan Revan. Cowok itu hanya tersenyum, kemudian kembali menjahilu Revan dengan menghentak-hentakkan tubuhnya dikasur Revan sehingga adiknya yang sedang menulis itu merasa terganggu.

"Lo bisa diem, nggak?"

Bayu terkekeh melihat adiknya yang bertambah kesal karena ulahnya.

"Van,"

"Hm?"

Bayu mengabaikan tingkah adiknya yang tengah menyalin tugas dari ponselnya itu. Lalu memasang wajah serius.

"Van, temen seangkatan lo ada yang namanya Meyla?" Tanya Bayu.

Tanpa menghentikan aktivitasnya, Revan menjawab, "Ada,"

"Dia waktu itu chat gue," ucap Bayu

"Oh,"

Bayu terdiam. Kembali mengingat sosok Meyla yang mendadak mengiriminya pesan dan seperti ingin mengenal Bayu lebih dekat?

DISAPPOINTED [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang