BAB 29

605 39 3
                                        

Bayu memandang malas kearah ponselnya. Sedari tadi ia bermain ponsel namun tak kunjung dapat mengobati rasa bosannya.

Bayu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Saat berada didepan pintu, cowok itu hanya menemukan mainan adik-adiknya yang tersebar hampir diseluruh ruangan.

Bayu kemudian memutuskan untuk menemui Revan di kamarnya. Cowok itu masuk ke dalam kamar bernuansa biru muda itu.

"Van?"

Bayu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan. Namun, cowok itu tak kunjung menemukan keberadaan adiknya itu.

"Revan!"

"Elah, ni anak kemana, sih?"

Bayu menghela nafas ketika tidak menemukan keberadaan Revan di kamarnya. Cowok itu lalu duduk ditepi kasur Revan.

Bayu meraih ponsel Revan yang kebetulan berada diatas nakas samping tempat tidur. Sekilas senyum jahil menyelimuti bibirnya. Cowok itu yang mengetahui kunci ponsel adiknya langsung membuka layar benda pipih tersebut.

Bayu paling suka mengecek pesan-pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Kemudian, jika ada sesuatu yang aneh, pasti cowok itu langsung melaporkannya kepada mama. Alhasil, pasti selalu saja terjadi keributan yang diciptakan oleh Bayu. Sedangkan Revan, biasanya cowok itu akan diam saja dan pasrah sambil melirik sinis kearah kakaknya.

Jika dilihat, Bayu memang memiliki sifat yang lebih humoris dibandingkan dengan Revan. Begitu juga yang sempat dirasakan Meyla sampai detik ini. Meyla yang merasa lebih menghangat didekat Bayu dibandingkan berada didekat Revan.

Mendadak, Bayu mengerutkan keningnya ketika mendapati nomor tidak dikenal yang masuk ke dalam ponsel adiknya beberapa menit yang lalu. Cowok itu mengernyit heran. Kemudian, mulai membuka pesan demi pesan dari sang empu.

+628********** : Meyla ngerasa kalo lo menghindar dari dia.

Revan : Nggak, biasa aja kayaknya.

+628********** : Tapi kenapa setiap pesan Meyla cuma lo baca?

Revan : Gue gitu ke semua orang

+628********** : Lo ngerti alasan Meyla chat lo panjang lebar?

Revan : Nggak.

+628********** : Lo harus tahu alasan Meyla chat lo panjang lebar itu karena dia pengen lo paham kalo dia ngerasa lo jauhin dia karena sesuatu yang nggak dia pahami. Dia pengen lo tahu kalo sebenernya dia suka sama lo dan pada dasarnya cuma nganggep kakak lo sebagai kakak, nggak lebih.

Revan : Wah, nggak tahu gue.

Bayu terdiam. Setelah membaca pesan dari seseorang dengan nomor tanpa nama itu membuat Bayu sedikit sesak.

Dengan cepat, Bayu lalu menyambar pesan roomchat yang Revan dengan Meyla yang berada tepat dibawah pesan dari seseorang dengan nomor yang tidak bernama itu.

Dan benar saja, dari cara Meyla mengirim pesan itu menunjukkan bahwa Meyla memang menyukai Revan, adiknya.

"Lo ngapain, Kak?"

Revan muncul dari arah pintu. Cowok itu langsung berlari menghampiri Bayu setelah mengetahui bahwa kakaknya sedang duduk dengan memegang ponsel ditangannya.

"Lo apain ponsel gue?" Ucap Revan sedikit kesal sambil merebut ponsel itu dari tangan Bayu.

"Meyla suka sama lo?"

DISAPPOINTED [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang