PLAK
"K-k-kai?" tubuh gue gemeter setelah Kai nampar pipi gue. Anka yang lagi di gendongan gue langsung dangak ngeliat Kai.
"Anka keluar dulu bisa nggak? jangan kemana-mana ya tapi?" pinta gue. Dia mengangguk dan langsung turun dari paha gue.
Sekarang tinggal gue, Kai dan juga Nenek yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.
Gue narik nafas dalem, nyoba buat nahan semua airmata gue. Gue nggak bisa ngomong, karena kalo gue ngomong satu kata aja bisa bikin airmata gue jatuh.
"Kenapa?" Tanya Kai ke gue. Gue bingung jawabnya, toh gue nggak ngerti apa yang di maksud sama dia. "Kenapa kamu biarin Nenek ke kamar mandi sendiri, ha?" Lanjutnya.
Gue diem, bukan apa. Karena selain gue jaga airmata, gue juga nyadar kalo ini emang salah gue. "Kamu kan yang mau jagain Nenek padahal aku suruh pake suster, ha? Jawab (yn)!" Bentak Kai.
"Hiks" Kali ini airmata gue dan sesak di dada gue hadir dengan mudahnya. Gue masih nggak bersuara.
Gue nunduk, nggak ngeliat Kai sama sekali. Tapi gue tau dari suaranya dia nangis, nangis karena kejadian ini. Ya, kejadian yang gue bikin ini.
"Kalo kamu nggak ikhlas ngurus Nenek harusnya ngomong, jangan gini. Sekarang liat? Nenek bisa jatoh gini. Kamu mikir nggak?" Tanya nya. Suaranya udah naik dus oktav.
Gue masih sesegukan pelan, "m-maaf a-aku nggak tahu k-kalo kaya g-gini Kai" ucap gue yang akhirnya buka suara.
"Aku kira kamu ikhlas ngurus nenek, tapi aku salah" Ucapnya memalingkan muka dari gue.
Gue makin sesak, "a-aku ikhlas kok Kai. T-tapi-" belum gue selesai ngomong Kai udah ngebentak gue.
"Diem kamu!" Ucapnya.
Sumpah demi apapun, selama pernikahan gue sama dia nggak pernah dia ngebentak gue kayak gini. Sampe nampar gue pula.
Dari semua perkataannya bisa gue simpulkan, gue yang salah. Kalo aja gue nggak ngebiarin Nenek sendirian ke kamar mandi, kalo aja gue nemenin Nenek. Pasti nggak akan gini jadinya.
"Kai!" teriak Mama Kim yang udah nangis sambil lari buka pintu. Dia menghampiri Nenek yang terbaring di ranjang.
Gue makin nggak kuat sama rasa bersalah gue. Anka lari ke arah gue, dia peluk gue. Makasih udah kasih mama ketenangan walau cuma sedikit, ujar gue dalam hati.
"Wali dari pasien bisa ikut ke ruangan saya" Ucap dokter yang menangani Nenek. Kai langsung pergi dari hadapan gue.
Gue berdiri, gue samperin Mama Kim yang lagi duduk di bangku samping ranjang Nenek, di seberang gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kai as My Husband
Fanfiction'Aku cinta kamu sampai siang menjadi gelap, malam menjadi terang' -Kim Jong In a.k.a Kai 'Aku cinta kamu sampai air laut mengering tak tersisa' -(your name) WARNING!! TYPO EVERYWHERE. SOME CHAPTER ARE PRIVATE 1. Follow me 2. Add the story to your li...