Thirty Seven

5.5K 493 83
                                    

Gue nggak inget lagi, pokoknya yang gue inget terakhir gue di gantiin baju sama (yn). Dan sekarang gue lagi ada di mobil, tepatnya di jok belakang tiduran di paha istri cantik gue, (yn).

"Kamu udah sadar?" tanya (yn) yang duduk di samping gue. Gue mengernyitkan dahi melihat Anka duduk di depan dan sampingnya?

"Pak Andri satpam komplek" ucap (yn) seakan tau apa yang gue tanyain dalam hati. Gue cuma mengangguk dan malah mengusel ke perut istri gue tempat dedek bayi berada.

(yn) mengusap rambut gue, "Kamu kenapa pingsan sih? aku khawatir, hiks" kata (yn) yang gue denger udah menarik nafas nangis.

Gue mau bangun buat duduk, tapi kepala gue rasanya pusing banget, nggak bisa kayaknya.

"Maaf" lirih gue sambil memeluk pinggang (yn). Dia menutup kedua wajahnya dengan telapak tangannya. Wanita teramat cengeng yang gue sayang lagi nangis.

Gue liat dia lusuh banget, kayak orang nggak keurus. Rambut hitamnya cuma ia cepol dan tidak memakai makeup sedikitpun, tapi tetep bikin gue terpesona.

"Jangan nangis, maafin aku" kata gue pelan karena nggak enak sama satpam komplek. Gue tarik tangannya yang menutupi wajahnya.

Dia sesegukan, "Hiks, hiks". Gue senyum ngeliat dia yang lagi sesegukan, cantiknya bidadari gue.

(yn) sesayang ini sama gue, see? waktu gue kecelakaan dia ngurusin gue sampe bener-bener definisi buluk yaitu dia. Dan sekarang kalo lo mau tau, (yn) lebih parah dari itu.

Dia lusuh, bajunya juga amburadul disembunyiin cardigan yang dia pake, matanya sembab, lingkaran dan kantong mata nya udah kayak panda sumpah, rambutnya juga awut-awutan.

Kalo gue bapaknya Shafa haris, gue udah selingkuh kali sama Jedun. Tapi sayangnya gue bukan dia haha.

Lagi pula, gue selingkuh belum tentu dia kayak (yn) setia sama gue, always listening, always understanding. Lo cari yang kaya dia rela nggak tidur buat gue dan Anka semaleman. Ga akan gue duain dia.

"Bu rumah sakit Meilia kan?" tanya Pak Andri. (yn) mengangguk dan menjawab pelan, "Iya pak".

Gue pegang tangannya dan gue cium punggung tangannya, "You are my everything. Just you who always understand what i need. Thank u wifey" ucap gue yang sukses bikin dia mencebikkan bibir mau nangis.

Gue ketawa, "Aku ngerepotin kamu ya? Maaf ya" kata gue menghapus air matanya.

"Nggak kok" jawabnya sambil menggeleng, like child banget. Kenapa sih (yn) sebegitu menggemaskannya?

Setelah sampe di Rumah Sakit Meilia, gue turun dibantu Pak Andri. (Yn) berjalan di belakang gue sambil menuntun Anka.

"Bapak mau pulang aja pak? nggak papa kok pak" kata istri gue ke Pak Andri. Mungkin dia juga nggak enak kalo Pak Andri harus nunggu.

Pak Andri menggeleng, "Nggak papa kok bu, saya takut nanti kalo Ibu yang bawa pulangnya. Soalnya Ibu kayak kecapek-an banget" kata Pak Andri ke (yn).

"Makasih ya pak" ucap gue. Pak Andri mengangguk, "sama-sama pak" jawabnya.

Setelah mengantri sekitar 20 menit, nama gue dipanggil. Gue dan (yn) masuk ke ruangan Dokter untuk di periksa. Sedangkan Anka duduk menunggu bersama Pak Andri.

"Silahkan pak, bu" suruh Dokter. Gue langsung ikutin (yn) yang memegang lengan gue membantu gue berjalan.

Gue duduk di depan meja Dokter, "Dok, suami saya panas dari kemarin pagi. Semalem udah dikasih obat apotek pagi udah lumayan turun. Pas dikasih sarapan bubur malah muntah terus makin pucet, tadi juga sempet pingsan" kata (yn) menjelaskan.

Kai as My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang