Forty Nine

3.9K 511 97
                                    

FOLLOW INSTAGRAM  :  @KKAI94

"Kai, hiks. Aku harus a-apa? hiks hiks" ucap Krystal buka suara di dalam pelukannya Kai.

Gue menelan ludah gue kasar. Gue memang paham, tapi gue cuma wanita dan manusia biasa yang hatinya juga bisa rapuh.

Kai memeluk erat tubuh Krystal seakan berbicara, everything's gonna be okay because i'm here to you.

"Khm, d-duduk dulu Krys" ucap gue yang berusaha tenang tak mengambil pusing.

Kai mengelus puncak kepala Krystal, "everything's gonna be okay" ucapnya. See? apa yang gue fikirkan terbukti.

Krystal semakin menangis deras di pundak Kai, "A-aku harus apa Kai, hiks" ucap Krystal dalam tangisnya.

"You must keep this baby" Jawab Kai.

Krystal mengeratkan tangannya yang menutup mulutnya agar tangisannya tak semakin kencang, "Aku benci s-semuanya Kai, hiks hiks" kata Krystal.

Kai melepaskan pelukannya dan memegang wajah merah Krystal, "Maafin aku yang ninggalin kamu waktu itu. Kalo aja aku nggak ninggalin kamu berdua dengan Beni, pasti nggak akan gini Krys" ucap Kai menangis.

Gue disini, berdiri di hadapan  mereka berdua. Melihat adegan suami sah gue memeluk mantan pacarnya di depan mata kepala sendiri. I'm not okay.

"Aku udah nggak punya siapa-siapa Kai, nggak punya apa-apa!" ucap Krystal menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Nafasnya masih tersedat karena sesegukannya.

"Beni pergi dan nggak mau akuin anak ini Kai, hiks hiks hiks" kata Krystal. Kai memegang kedua tangan Krystal, "I'll keep you" ucap Kai menatap Krystal.

Mendengar perkataan Kai membuat nafas gue tercekat, tenggorokan gue pun sama tercekat, keringat dingin gue bercucuran, tangan gue lemas seketika, jantung gue berdegup sangat cepat.

Krystal mengangguk, "Kan k-kamu tau, Mama udah pergi ninggalin aku. Aku harus hidup sendiri tanpa pemasukan. I can't life with this baby. Seriously" jelas Krystal.

"Aku akan biayain semua kebutuhan kamu, kamu nggak perlu khawatir Krys" jawab Kai dengan masih memegang kedua tangan Krystal.

Krystal makin menangis hebat mendengar pernyataan Kai. Tak hanya Krystal, airmata gue yang sudah gue tahan namun berhasil menembus benteng pertahanan yang gue buat.

Gue menangis di depan mereka. Are you going to do the same with what I'm doing right now?

Hati gue seperti dicambuk, sangat sakit namun tak berdarah melihat adegan ini tepat di depan kedua mata gue.

"Duduk dulu, Krys" ucap Kai menuntun Krystal.

Gue hanya terpaku dengan Ayana yang berada di dalam gendongan gue.

Kali ini menurut gue Kai udah berlebihan karena berlaku lebih ke Krystal dibandingkan ke gue istrinya. Tapi gue nggak bisa apa-apa, gue masih berusaha menahan dan memahami.

Gue berjalan masuk ke dalam, memasuki kamar dan meletakkan Ayana di samping Anka di kasur. Gue berjalan ke arah kamar mandi. Thats right, gue ingin mengeluarkan unek-unek gue kali ini sendirian disini tanpa ada yang mendengar.

Istri mana yang rela melihat suami sah nya memeluk dan menangis untuk mantan pacarnya di depan mata? Tidak ada.

Bukan karena gue bodoh, tapi sekali lagi gue hanya mencoba memahami situasi saat ini.

Gue keluar dari kamar, membawakan segelas air minum untuk Krystal. "Minum dulu Krys" ucap gue memberikan segelas air.

Krystal duduk berhadapan dengan Kai yang masih memegang erat tangan Krystal, "M-makasih (yn)" jawabnya menerima segelas air putih yang gue berikan.

Gue hanya mengangguk dan tersenyum.

Gue beranjak pergi dari hadapan mereka berdua, karena gue baru aja denger adzan maghrib berkumandang. Gue mengambil air wudhu dan langsung melaksanakan sholat.

Kali ini beda, gue sholat sendiri nggak berjamaah dengan Kai, Anka, dan Ayana.

Selesai sholat, gue menghampiri Kai dan juga Krystal di sofa ruang tamu depan. "Eungh, maaf ganggu. Mau sholat? udah adzan soalnya" ucap gue sambil berjalan mengangkat bawahan mukenah.

"Oh iya, Krys ayo sholat dulu" ucap Kai mengajak Krystal dan menarik tangannya.

Krystal menggeleng, "Nggak Kai, aku hina hiks" ucap Krystal yang membuat dirinya menangis kembali.

"Jangan gitu, ayo sholat minta petunjuk dan mohon ampun. Allah maha pengampun kok" ucap Kai mengingatkan Krystal.

Kai menarik tangan Krystal untuk berdiri, "Yuk!" ajaknya.

Krystal mengangguk setuju dan mengikuti Kai berdiri, "Mukenah nya ada lagi kan (yn)?" tanya Kai.

Gue mengangguk, "A-ada kok di lemari" jawab gue.

Kai memasuki kamar. Tunggu, ia mengajak Krystal untuk ikut masuk kedalam kamar kita. Airmata gue tak lagi tertahan, jatuh begitu saja melihat ini semua.

Kenapa Kai tega seperti ini dihadapan gue, istrinya. Memeluk dia di depan gue, mengelus lembut kepalanya, memegang erat tangannya, mengajak nya sholat berjamaah, sampai mengantarnya wudhu dengan masuk ke dalam kamar kita.

Gue merasa nggak di perduliin saat ini olehnya. Padahal gue udah cukup memahami Krystal di situasi ini, tapi kenapa Krystal nggak menghargai dan memahami perasaan gue?

Gue bukan mau jadi orang yang meminta imbalan saat kita melakukan sesuatu, tapi menurut gue ini udah kelewat batas. Bahkan suami gue sendiri rela mendiamkan gue seperti ini.

Gue berjalan ke arah dapur untuk meredam tangisan gue agar tak terdengar siapapun, hati gue sakit hari ini.

Airmata gue dan sesegukan gue membuat nafas gue tersedat-sedat. Gue berusaha menstabilkannya dan berjalan ke arah kamar.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

Hari ini, detik ini, hati gue rapuh melihat suami gue sholat berjamaah dengan mantannya. Namun, satu hal yang bikin gue makin rapuh. Krystal mencium punggung tangan Kai.

Is that real? I saw she is kiss my hubby's hand!

Terimakasih, karena kalian airmata ku selalu berhasil menembus dinding pertahanannya hari ini.

Hi, double update yang tak jelas ceritanya wkwkwk.
Yaudahlah bodo amat. Gimana nih? tengah malem gue update haha.

Menurut kalian part ini gimana? apakah sesuai dengan dugaan kalian lagi? atau tidak? haha silahkan komen!!!

Vote dan komen kalian sangat penting untuk diriku. Semoga menghibur, see you!❤❤❤❤❤❤

Kai as My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang