Gue keluar kamar, "Kai kamu udah pu-" ucapan gue berhenti pas gue liat wajah perempuan itu.
"Lah chaeng?" ucap gue bingung. Gimana bisa Chaeng kesini malem-malem?
Chaeyoung menoleh, "Eh mba, hehe aku minta mas Kai jemput di rumah abis aku nya sendirian, mama pergi mba" kata Chaeyoung menjelaskan.
Gue cuma senyum dan mengangguk, "yaudah nginep disini temenin Anka haha" kata gue ke Chaeyoung.
"Boleh kan mba?" tanya nya.
Gue mengangguk sambil menuang minum di gelas, "ya boleh lah" jawab gue.
"Anka mana?" tanya nya.
"Di kamar, masuk aja gih" kata gue ke Chaeyoung.
Chaeyoung mengangguk dan berlari kuda ke kamar buat nemuin Anka. Chaeyoun ini udah 20 tahun tapi nggak ada tuanya, bocah banget deh.
Gue ke dapur nyusulin Kai yang nyiapin martabak dan nasi goreng pesenan gue. "Mama emang kemana?" tanya gue ke Kai.
"Si Reynaldi sakit" kata Kai menyebut Om nya tanpa embel-embel 'om'.
Gue cubit lengannyan, "Hush nggak boleh gitu. Om Rey!" kata gue.
"Nggak sudi aku! Istri aku ditendang gitu, si anjing emang" kata Kai mukanya nahan emosi.
Gue tatap dia sinis, "Ih apaan sih kamu. Mulutnya kok gitu sih?" kata gue yang nggak suka dengan perkataan Kai barusan.
Gue nggak mau nanti dia dianggap songong nggak ada sopan santun, etika, tata krama nya dengan om nya sendiri.
"Bodo amat nggak peduli. Udah lah ini makan, tadi minta" katanya ngasih piring ke gue dan berlalu pergi.
Gue cuma menggelengkan kepala dan berjalan menuju meja makan. "Mba, kapan lahirannya?" tanya Chaeyoung yang tiba-tiba keluar gendong Anka.
"Belum lah Chaeng, masih 5 bulanan" kata gue sambil memakan nasi goreng yang Kai beli tadi.
Chaeyounh duduk sambil memangku Anka, "Aunty bawa martabak nih,Anka suka kan?" tanya Chaeyoung.
Ini si Chaeyoung modal dusta banget deh, padahal ini martabak kan pesenan gue.
"Mana ada" kata gue meledeknya.
Chaeyoung ketawa, "Haha ah mba mah" jawabnya merengek.
Chaeyoung menyuapi Anka martabak redvelvet toping keju coklat pesenan gue.
Kai keluar dari kamar dan langsung duduk di samping gue dan mengambil satu potong martabak di piring.
"Sakit apaan si Rey?" tanya Kai.
Gue yang denger udah geregetan banget, langsung aja gue cubit pahanya tanpa sepengetahuan Chaeyoung.
"Aw sakit yang, apaan sih?" katanya protes.
Gue berdecak "kamu yang apaan. Udahlah udah sembuh juga kan aku" kata gue ke Kai.
"Kenapa sih mba, mas?" tanya Chaeyoung yang langsung mengalihkan pandangannya ke gue dan Kai bergantian.
Kai menyeruput minuman, "Emang kamu belum tau rumah nenek di jual si Reynaldi?" tanya Kai.
Ih sumpah ya,kok gue gemes banget pengen cubit mulutnya sih? Astaga Kai nggak ngerti dibilangin sekali ya? Hadu.
"Oh iya tau, kok gitu ya mas? Aku kan nggak berani, mas tau sendiri dia kalo ke aku diskriminasi banget" jawab Chaeyoung yang langsung menunduk.
Kai mengangguk, "Emang tuh anjing nggak tau diri Chaeng. Kesel aja mas tuh, masa (yn) di tendang pas lagi hamil? Otaknya kemana sih bangsat emang" kata Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kai as My Husband
Fanfiction'Aku cinta kamu sampai siang menjadi gelap, malam menjadi terang' -Kim Jong In a.k.a Kai 'Aku cinta kamu sampai air laut mengering tak tersisa' -(your name) WARNING!! TYPO EVERYWHERE. SOME CHAPTER ARE PRIVATE 1. Follow me 2. Add the story to your li...