No Title Needed (2)

4.9K 400 34
                                    

Pegang tanganku
Bersama jatuh cinta
Kali kedua
Pada yang sama
Sama Indahnya

Gue menangis didada Kai cukup lama. Gue rindu, rindu semua hal yang gue lakuin bareng dia. Selama lebih dari 4 bulan gue diputusin Kai, tapi rasa gue selalu ada.

Gue melepaskan pelukan gue, "Udah jangan nangis jelek" kata Kai meledek gue.

Gue nggak menjawab cuma menutup wajah gue dengan kedua tangan gue. Gue mencoba mengontrol sesegukan gue saat ini.

Gue tarik nafas dalam-dalam dan akhirnya mengeluarkan satu kalimat yang mewakili perasaan gue selama ini, "Ayo kita balikan!" ucap gue.

Kai menatap gue kaget, seperti nggak percaya apa yang gue katakan. Dan gue berfikir gue itu orang paling bodoh di dunia, kenapa?

Gue udah diputusin sama Kai tapi malah ngajak dia balikan. WHAT THE HELL? ini gue waras apa enggak sih. Gue berharap omongan tadi bukan gue yang ngomong.

"I'm so sorry, I can't. Honestly, I hate this situation. I love you more than I love she is. Sure that" Katanya sambil memegang kedua pundak gue yang sekarang udah gemetar hebat.

Gue menatap dia sendu, "why? you told me that you love me more than she is. So?" gue nggak bisa melanjutkan kata-kata gue saat ini. Sakit, perih, rindu, benci, apalagi yang gue rasa saat ini? Of course, semua udah bercampur jadi satu.

"Maafin aku" jawabnya. Hell? gue nggak butuh maaf lo tapi gue butuh penjelasan lo sekarang Kim Jong In!

Gue menangis hebat di depannya, nggak perduli beberapa banyak orang yang lewat depan rumah gue memandang gue.

Gue menarik nafas dalam, "Tapi aku mau kita balik" kata gue. Shit, kenapa juga gue harus memohon gini?

"Udah jangan nangis, you know that i love you. But, u must be happy with other guy. Not me" Katanya yang malah memperburuk gue.

Seenak jidatnya ngomong gitu tanpa memikirkan keadaan gue sekarang? sial.

Gue mengangguk, "I know. Maaf kalo aku maksa kamu, terimakasih udah jadi bagian hidup aku selama ini. Please be happy with your choices. Thank you" kata gue yang mengakhiri segalanya. Gue langsung masuk kedalam rumah tanpa sepatah katapun yang dikeluarkan Kai.

Gue berharap dia bakalan ngejar gue, bicara satu kata aja enggak, gimana mau ngejar gue? Haha harapan yang konyol.

---

Setelah kejadian hari itu, gue semakin mencoba membuka diri untuk melihat dunia.

Sudah 2 bulan setelah kejadian itu, gue nggak pernah ketemu sama Kai lagi. Kalopun gue ikut nongkrong bareng anak EXO tetep aja nggak ada dia.

Di kampus juga sama, padahal udah sering gue lewatin kelasnya tapi hasilnya nihil. Setiap gue tanya Bang Chanyeol ataupun yang lainnya mereka cuma jawab "Kai sibuk".

Kalo kalian tahu, gue sama sekali belum bisa ngelupain dia. Kai yang selama ini jadi apapun demi gue, sahabat, pacar, keluarga, abang, adik apapun. Tapi sekarang, Krystal lah yang punya itu semua.

"Lo nggak mau ikut kita?" tanya Bang Suho ke gue. Ya, sekarang gue lagi ada di kampus dan Bang Suho ngajakin gue buat makan bareng sama anak-anak.

Gue menggeleng, "Nggak deh. Mau belajar nih besok ada kuis" kata gue menjawab dengan gaya andalan, mencebik.

"Haha, yaudah semangat yaa! Kalo nilai bagus bilang mau apa, oke?" katanya mengelus puncak kepala gue.

Kai as My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang