Untuk pria ini, tidak ada kata tidak rapi dalam harinya. Seperti sekarang, seragam pramuka nya tak keluar sedikit pun.
Tak biasanya pria ini mau di suruh kerja osis yang kerjanya di suruh jalan-jalan. Biasanya pria ini hanya duduk di depan komputer sambil mengetik sesuatu.
Si kedua tangannya sudah memegang beberapa helai kertas. Bisa juga di bilang daftar pengacakan kelas buat uts kali ini.
Kakinya yang dilapisi dengan sapatu kets putih ini, berjalan menuju mading di gedung kelas XI. Maklum, gedung paling tengah, gedung kelas XI.
Dengan cepat pria itu meraba kantongnya, mencari kunci mading.
"Nih" sontak pria tadi menoleh.
"Makasih. Pegangin tolong" pria itu memberikan setumpuk kertas yang dipegangnya lalu mulai membuka mading.
"Anjir hwi, rempong amat lo" wanita tersebut hanya menatap Daehwi heran. Kenapa nggak minta tolong.
"Betewe hwi, kok tumben lo kerjain ginian?"
"Tauk tuh si bantet" Daehwi dengan cepat mengambil sehelai kertas lalu menempelnya.
"Lo tumben mau bantuin hye?" Daehwi mengerutkan dahinya, tapi tangannya tetap telenten bekerja. Walau sebenarnya ia tau maksud kedatangan Sohye.
"Peka amat hwi" Sohye sedikit menundukkan kepalanya.
"Dia di rs" ucap Daehwi seketika. Membuat Sohye mengerutkan keningnya.
"Hah?"
"Samuel" ucap Daehwi lalu menatap Sohye. "Dia di rs" sambungnya. Lalu mengambil sesuatu di saku celananya.
"Nih". Sontak Sohye menatap dua lipatan kertas di tangannya.
Dengan cepat Sohye membuka satu lipatan.
Surat izin.
Yang kedua, malah membuat Sohye makin khawatir.
Rs ****
Kamar VVIP no.123Sohye terdiam. Tumpukan kertas di tangannya sudah habis ditempeli.
"Hwi" sontak Daehwi mengangkat alisnya.
"Antarin" sambung Sohye.
ㅡ
Dan disinilah Sohye di rumah sakit, di depan pinta kamar VVIP no.123.
Nggak tau kenapa, bukannya masuk, Sohye malah berdiri diam di depan pintu ruang inap Samuel.
Jujur, dari sini Sohye bisa liat Samuel yang lagi tidur, dengan kepala yang di balut dengan kain kasa. Tangan kanan pakai infus.
Dia heran. Kemana Samuel seminggu ini? Menghilang. Nggak ngasih kabar sedikit pun ke Sohye.
Dan begitu sudah tau kabar Samuel, malah ini yang Sohye liat. Gimana nggak shock Sohye begitu tau?
"Sohye?" dengan cepat Sohye menoleh ke samping.
"Samuel jahat ya, nggak ngasih tau kamu?" dengan cepat Sohye mengambil alih nampan yang di pegang wanita paruh baya tersebut.
"Iya tante. Apa kabar?" Sohye tersenyum tipis.
"Baik" ucap mamanya Samuel lalu tersenyum. "Suruh makan si Samuel. Tante mau pulang" sambungnya lalu menepuk pelan bahu Sohye dan berlalu pergi.
Dengan berat hati, Sohye masuk ke dalam ruang inap pacarnya tersebut.
Sohye meletakkan nampan tersebut di nakas begitu sudah berada di tepi kasur Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]together; 99-02L
Fanfictionkalau kata orang dulu, masa sma itu masa yang paling enak selagi berstatus pelajar.