3.3 putus

149 9 0
                                    

Disini sohye sekarang. Di aula taruna yang gedenya kaya lapangan bola.

Tentu dengan sang kekasih yang ikut duduk di sampingnya.

Mereka hanya terdiam, nggak ada satu orangpun yang ngeluarin suara mereka setelah duduk 10 menit lamanya.

Setelah saling tidak tegur sapa selama 9 hari, keduanya hanya terdiam.

Suara angin pun tak terdengar saat ini. Hanya suara deruan nafas halus keduanya yang terdengar.

"Kamu kok nggak ngomong?" samuel mulai menatap sohye. Yang di tatap hanya diam, nggak mau respond apa-apa.

"Kamu hargai aku nggak sih yang notabennya cowok kamu?" ucap samuel kembali tanpa mengalihkan tatapan nya.

"Kamu masih anggap aku nggak sih?!" sohye membulatkan matanya. Samuel yang selalu lembut dengannya kini membentaknya.

"Kamu bisa ngomong nggak sih?!" kini tangan samuel mulai menyentuh dagu gadis di depannya.

"Seharusnya kamu ngerti samuel!" ucap sohye sambil menepis kasar tangan samuel.

"Aku nggak bilang ke kamu karena aku takut sakit hati! Aku jaga perasaan kamu! Aku diemin kamu supaya kamu tenang! Tapi waktu aku diemin kamu malah berduaan sama kak yeeun di perpus?! Sekarang seharusnya aku yang nanya! Kamu masih anggap aku nggak sih?!" pekik sohye. Wajahnya yang tenang, kini berubah menjadi penuh emosi.

"Aku nggak ada berduaan sama kak yeeun ya sohye!"

"Aku nggak mungkin bilang gitu ke kamu kalau aku nggak liat samuel! Aku liat! Pake mata aku! Aku liat- hiks" Sohye menunduk. Air mata yang iya tahan akhirnya turun juga.

"Aku liat kamu cium dia samuel" ucap sohye simpul.

Dan samuel?

Ia hanya terdiam. Memang betul dia berduaan dengan yeeun di perpus, memang betul dia pelukan sama yeeun di perpus, dan memang betul dia cium bibir yeeun di perpus.

"Bener kan?" ucap sohye sambil sesekali terbatuk.

"Aku minta maaf" samuel mendekat ke sohye, berusaha untuk memeluk gadis di depannya.

Samuel mengerutkan keningnya.

Iya, sohye mundur menghindari samuel.

"Aku nggak bisa"

Samuel tertegun.

"Aku nggak bisa lanjutin ini sam" kini samuel yang menintikan air matanya.

"Sakit" ucap sohye sangat pelan, sambil memegang dada atasnya.

"Makasih sam, lima bulannya" sohye membungkuk, lalu berlari kecil ke pintu keluar aula.

Sohye langsung menutup pintu aula kasar. Lalu bersandar sambil menangis.

Sampai ia terjongkok di depan pintu aula.

Sohye sadar, ia baru saja melepaskan kebahagian nya. Kebahagian yang buat dia selalu bahagia.

Ia hanya menangis, bahkan suara bunyi bel nggak buat ia berdiri untuk pergi.

"Nangis aja dulu, gue tutupin" sohye mendongakkan kepalanya.

"Fe..lix?" felix hanya tersenyum. Lalu duduk di depan sohye.

"Sini gue peluk" ucap felix sambil tersenyum dan sambil merentangkan tangannya.

Tidak melihat pergerakan dari sohye, felix segera menarik sohye ke pelukan nya.

"Nggak salah, kalau kita ngelepasin orang yang kita sayang kalau sakit. Rasa sakit lebih besar dari sayang."

[1]together; 99-02LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang