23. Pura-Pura

552 34 4
                                    

"Kamu nggak ke kantin?" Suara itu membuat Gisca mendongak.

"Lho, kamu? Ada apa?" tanya Gisca sedikit terkejut dengan kehadiran Geo. Tumben. Apalagi sekarang hari Senin. Ini kan jadwalnya latihan.

Geo duduk di bangku milik Ghea. "Nemenin kamu,"

"Kamu nggak latihan?"

"Enggak. Diganti sama besok. Kamu nggak laper?"

"Lumayan sih," kekehnya.

"Ya udah, ke kantin yuk?"

"Hmm, nggak deh,"

"Lho, kenapa?"

"Tadi aku bilang sama Gavin, Ghea, dan Acong nggak laper. Masa tiba-tiba aku ke sana?"

Geo terkekeh. "Itu urusan mudah. Nanti aku yang bilang," .

Akhirnya Gisca setuju dan berjalan beriringan menuju kantin. Setibanya di sana Geo malah mengajak Gisca mendekat pada meja yang berisi Gavin, Ghea, dan Acong. Gisca sempat menarik lengan Geo agar putar arah. Namun Geo malah tersenyum memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik aja.

"Hai." Sapa Geo pada ketiga orang yang masih sibuk makan.

Ghea dan Acong mendongak. Sedangkan Gavin tidak. Ia sudah tahu itu suara siapa.

"Kita boleh gabung?" Gavin langsung mendongak ketika Geo menyebut kata 'kita' yang berarti ada seseorang selain Geo. Dan matanya melotot kaget melihat Gisca di samping Geo yang tengah menunduk.

"Boleh lah, ini kan kantin milik semua, bukan milik gue doang," sahut Acong riang.

Geo tersenyum ramah dan duduk di samping Acong berhadapan langsung dengan Gavin. Sedangkan Gisca duduk berhadapan dengan Ghea. Geo memesan bakso untuk dirinya dan Gisca. Selama menunggu pesanannya. Acong angkat bicara.

"Tadi lo bilang nggak laper Gi, kok tiba-tiba ke kantin sama Geo?"

Gisca menoleh tapi bingung harus bilang apa. Geo langsung menyahut.

"Tadi Gigi emang nggak laper. Tapi katanya ngeliat muka gue langsung laper,"

Acong melongo lalu tiba-tiba tertawa renyah. "Lah iya, mukanya Geo kan kayak adonan batagor,"

"Sialan lo," umpat Geo bercanda.

Akhirnya bakso mereka pun datang.

"Gav, aku mau ke kelas," seketika Ghea angkat bicara. Namun hanya pada Gavin.

Gavin merasa bingung. Astaga ia harus bagaimana sekarang? "Hah? Ya--iya ayok deh,"

Ghea pun bangkit dan berlalu tanpa berpamitan pada yang lain.

"Sorry, gue duluan ya," pamit Gavin pada Acong, Geo, dan Gisca.

Ketiganya mengangguk setuju. Sebenarnya hati Gisca merasa sakit. Terlihat sangat jelas sahabat yang disayangnya sekarang bersama orang lain. Geo yang tahu perubahan wajah Gisca langsung menggenggam erat tangan kanan Gisca.

"Everything gonna be okay. I'll be there for you Gi,"

Dan Gisca tersenyum manis.

-FFZONE-

"Aku nggak suka kalau kamu masih deket-deket sama Gigi."

Gavin menghela napas panjang. "Dia sahabat gue--aku." Sial, lidahnya tiba-tiba terasa jijik ketika berbicara aku-kamu dengan Ghea. Sebenarnya tidak jijik kalau berbicara dengan orang yang benar-benar dicintainya. Tapi... yang dicintainya saja bersama orang lain.

"Aku mau kamu move on Gav,"

"Lho? Emangnya aku move on dari siapa?"

"Ya dari Gigi lah!" bentaknya. Untung koridor masih sepi karena siswa-siswa masih memenuhi kantin.

"Pacaran aja enggak, masa disuruh move on. Suka ngada-ngada deh lo--eh, kamu," balas Gavin sedikit jengkel dengan sikap Ghea yang tiba-tiba berubah drastis.

"Ya udah, bisa nggak sih kamu berhenti peduli sama dia?!"

"Enggak!" Gavin membantah. "Emangnya kenapa kalau gue peduli sama Gigi? Dia temen gue dari kecil Ghe, apa salahnya sih. Lagian, lo juga sahabat kita. Lo mikir nggak sih gimana perasaan Gigi sekarang saat tahu sahabatnya malah ngejauhin dia cuma karena cowok?!"

Ghea meringis mendengar ucapan Gavin. Tiba-tiba hatinya terasa sangat sakit. "Kalau perasaan bisa gue atur, gue nggak mau Gav suka sama lo, gue nggak mau..." suara Ghea tiba-tiba memelan.

Biasanya Gavin akan langsung merasa bersalah. Namun kali ini tidak. Ini sudah kesekian kalinya Ghea berbicara seperti itu tapi tidak mau menghargai Gigi yang juga sahabatnya.

"Gue tahu Ghe kalau perasaan nggak bisa diatur secepat mungkin. Tapi, setidaknya, lo bisa dong ngehargain Gigi? Anggap di sini Gigi adalah sahabat lo. Sahabat yang udah lama lo kenal. Sahabat yang lo udah tahu kejelekannya. Apa pernah dia ngerebut apa yang lo mau? Jangan kemakan ego lo dong Ghe. Mana Ghea yang dulu? Mana?!" bentak Gavin. Ia langsung pergi tidak peduli dengan Ghea yang sudah mengeluarkan air matanya dan terduduk di lantai.

Dan tanpa mereka ketahui kalau ada Gisca yang mendengar dan menyaksikan kejadian itu. Tanpa disengaja juga air matanya lolos. Ia memegang dadanya merasa nyeri.

-FFZONE-

Semua murid sudah pulang semua. Tadinya Geo mengajak Gisca pulang, namun Gisca menolak dengan alasan ingin sendiri. Ghea dan Acong juga sudah pulang. Lagipula hari ini Gisca piket kelas, mau tak mau ia ditinggal berdua dengan Gavin.

Setelah Gavin mengangkat seluruh kursi, kini Gisca yang menyapu kelas seraya menunggu Gavin mengambil air dari kamar mandi untuk mengepel.

Keduanya sama sekali tidak berbicara. Berbicara pun hanya menanyakan letak sapu ataupun mengambil air dengan apa. Padahal, mulut Gisca sudah gatal sekali berbicara dengan Gavin.

Tapi ternyata bukan Gisca saja yang gatal ingin berbicara. Tapi Gavin benar-benar ingin berbicara. Ia menaruh ember yang sudah berisi air itu di dekat pintu kelas lalu menghampiri Gisca yang sedang fokus menyapu.

"Gi," panggilnya pelan.

Gisca menoleh memasang tampang bingung. Seketika semua ucapan yang ingin Gavin lontarkan macet di tenggorokan.

"Apa Gav?" tanya Gisca bingung karena Gavin tidak mulai berbicara.

"Itu... ember ada di luar, gue beli air dulu," katanya gemetar langsung pergi meninggalkan Gisca sendirian.

Gavin berjalan cepat menuju kantin. Sialan. Kenapa tiba-tiba nggak bisa berbicara sih. Gavin duduk dan membeli air mineral. Ia meneguknya seperti orang yang tidak minum berhari-hari.

"Tolol banget sih Gav. Ini sama aja cara mudah menurunkan kekecean lo Gav," rutuknya sendirian.

Sedangkan Gisca ia malah tersenyum ketika melihat wajah Gavin yang tadi sangat gugup. Ia yakin Gavin ingin mengatakan sesuatu, namun tidak bisa karena tiba-tiba gugup. Tapi tidak masalah, setidaknya Gisca tahu kalau Gavin masih mau berbicara dengannya. Dan Gisca yakin hubungannya tidak akan buruk lagi dengan Gavin. Semoga.

****
eak!
Hope u enjoy it!
Happy reading ya gais!
5/5/18

Fanzone vs Friendzone // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang