28. Kembali Seperti Semula

540 33 1
                                    

Geo memasuki ruang musik. Harusnya Geo menaruh tasnya dulu ke kelas. Namun hatinya menuntunnya menuju ruangan favoritnya. Ia duduk dan memainkan piano dengan melodi yang sangat indah. Membuat orang yang sedang memperhatikannya dibalik jendela merasa kagum.

Sepertinya Geo memang sedang menumpahkan semuanya yang ia rasa. Entah mengapa hatinya merasa sakit ketika melihat Gigi tertawa puas bersama Gavin. Padahal, kalau dipikir secara logis, itu tidak masalah. Gavin dan Gigi itu berteman. Mungkin saja, rasa ingin memiliki ini yang membuat dirinya sedikit iri pada Gavin. Tapi, Geo tidak mau egois.

Orang yang dari tadi memperhatikan Geo akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Geo sama sekali tidak menyadari kehadiran orang itu. Ia terus memainkan pianonya sampai akhirnya orang itu bertepuk tangan.

"Oke juga permainan lo," celetuknya membuat Geo langsung menoleh.

"Sori kalau gue ganggu lo," katanya mengambil bangku yang bisa ia duduki. Dan kini ia berhadapan dengan Geo. "Gue ke sini mau minta maaf sama lo," lanjutnya. Membuat Geo membulatkan matanya tidak percaya.

"Lo... kenapa Gav?" tanyanya tidak mengerti. Kenapa Gavin meminta maaf secara tiba-tiba begini. Ada apa sebenarnya?

Gavin tertawa renyah. "Gue mau minta maaf Yo, sama lo," ulangnya.

"Soal apa?" tanya Geo. Geo ragu-ragu kalau ternyata Gavin hanya bercanda atau apa.

"Emangnya soal apalagi? Semuanya lah, salah gue sama lo kan banyak. Masalah papah, band, sampai Gigi kita permasalahin," kekehnya.

Geo ikut terkekeh. Ah benar juga anak ini. "Gue maafin Yo, gue juga minta maaf bikin lo merasa gue mengambil apa pun yang lo miliki," Geo menjedanya. "Kecuali Gigi," katanya.

"Gigi termasuk lah! Lo kan pernah memilikinya walaupun hanya sebentar,"

"Sinting lo!" Geo tertawa ngakak, begitupun dengan Gavin.

"Jadi, Gaga dan Gege udah kembali nih?" Gavin tiba-tiba iseng bertanya hal itu.

Wajah Geo malah memerah. Ia sepertinya malu mendengar panggilan kecilnya disebut Gavin. "Sialan, jadi flashback,"

Gavin ikut tertawa. Tiba-tiba ia merasa lega telah ikhlas menerima semuanya.

Gigi emang bunda kedua ya. Batinnya bersuara.

***

Gisca memasuki kelasnya yang ternyata di sana sudah ada Ghea dan Acong yang sedang menonton sesuatu di layar hp Acong.

"Hayo! Pagi-pagi nonton apaan?!" Gisca mengagetkan keduanya.

Keduanya yang memang sedang serius langsung terlonjak mendengar suara Gigi.

Gigi terkekeh melihat itu. "Serius banget sih lo, lagi nonton apa sih?" tanyanya.

"Nonton Dora Gi," jawab Ghea.

Gisca mengerutkan keningnya. "Kartun?"

Acong dan Ghea mengangguk bersamaan. "Astaga, lucu amat sih kalian,"

"Kemana aja lo Gi, baru sadar sekarang?" ucap Acong percaya diri yang langsung dihadiahi tabokan kencang oleh Ghea.

Ghea melirik ke belakang Gisca. "Gavin mana Gi?"

"Oh, tadi ke ruang musik dulu,"

"Ngapain?" sahut Acong.

"Berak Cong!" balas Ghea sewot. "Udah tahu di ruang musik, kalau nggak main musik ya ketemu band-nya lah,"

Acong ber-oh ria sambil manggut-manggut membuat Gisca malah tertawa melihat itu dan Ghea semakin geram.

***

Pulang sekolah, lagi-lagi Geo bersama Gisca. Katanya Geo ingin mengajak Gisca ke kedai ice cream yang baru saja buka.

"Kamu ngapain segala minta ijin gitu ke Gavin? Emang Gavin mamah aku?!" protes Gisca ketika mendengar kalau Geo meminta ijin pada Gavin untuk mengajak Gisca pergi. Untungnya tidak ada Ghea. Kalau ada, pasti Ghea akan ngamuk-ngamuk lagi sama Gisca.

"Emangnya kenapa Gi? Salah?" tanya balik Geo membuat Gisca malah semakin kesal. Kok Geo menjadi menyebalkan begini sih.
Awalnya Gisca senang karena mereka berdua sudah berbaikan. Akhirnya Gisca bisa kembali menyatukan mereka. Melihat mereka ke kantin bersama membuat Gisca ingin terus tersenyum sepanjang hari. Ah, bahagia sedederhana itu.

Gisca menatap Geo kesal. "Untung Ghea nggak ada. Kalau ada, dia pasti marah,"

"Loh? Ngapain dia marah?"

"Kan dia pacarnya Gavin,"

"Belum istrinya kan? Jadi nggak mungkin dia larang-larang Gavin," jelasnya membuat Gisca berpikir.

"Kamu kalau punya pacar emangnya nggak akan dilarang ini-itu?" tanya Gisca dengan suara pelan membuat Geo ingin tertawa ngakak. Untungnya ia bisa menahannya.

Geo menggeleng. "Aku nggak bakal ngatur pacar aku mau ini-itu. Buat apa ngatur-ngatur? Tugas pacar kan menjaga, bukan mengatur," jawabnya membuat pipi Gisca langsung merasa panas. Ah, pasti sudah merah padam.

Geo yang meyakini hal itu langsung menoleh, mendapati wajah Gisca yang sudah merah padam. "Loh, mukanya merah Gi. Salting nih ceritanya?" katanya meledek.

Gisca mengibaskan tangannya. "Ih, apaan sih!"

"Daftar aja Gi," kata Geo membuat Gisca menoleh.

"Daftar apa?"

"Jadi pacar aku,"

*********

Eakk!
Pendek gak sih?
Enggak kan ya, hahaha
Selamat membaca
Semoga sukak!
Love u gais!
31/5/2018

Fanzone vs Friendzone // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang