24. Teka-Teki

546 33 1
                                    

"Ghe, apa lo nggak berlebihan?" tanya laki-laki ber-name tag Abraham Malik.

"Yang gue lakuin itu ada alasannya. Lo tenang aja," balas Ghea berusaha menenangkan Acong.

"Tapi Ghe--"

"Percaya sama gue. Kedepannya bakal baik-baik aja. Untuk sekarang mungkin emang Gigi harus ngerasain yang namanya sakit dulu,"

"Gue harap lo benar Ghe,"

Ghea pun tersenyum simpul lalu kembali ke kelas meninggalkan Acong.

Sesampainya di kelas Ghea berpapasan dengan Gisca.

"Ghe, gue mau kita bicara," ucap Gisca menahan lengan Ghea.

Ghea menepisnya. "Bicara apa? Nggak ada yang penting." Ghea kembali berjalan, namun lagi-lagi dicegah oleh Gisca.

"Ghe... gue harus lurusin semuanya. Gue... nggak mau kita berjauhan begini," katanya lesu.

Ghea tertawa meledek. "Gue merasa biasa aja tuh," balas Ghea ketus.

"Ghe... plis... gue sama sekali nggak melarang lo sama Gavin. Gue mendukung hubungan kalian. Gue pengin kita bareng-bareng lagi Ghe. Gue, elo, Gavin, dan Acong. Gue kangen kalian," jelas Gisca berusaha menahan tangisnya. Seketika tenggorokannya tercekat mengatakan kalau ia mendukung hubungan Gavin dan Ghea.

"Oke, kalau gitu gue terima keinginan lo. Dengan satu syarat," ucap Ghea tersenyum miring.

"Apa-apa? Gue bakal lakuin itu," pekik Gisca.

"Lo, nggak boleh mengusik hubungan gue sama Gavin,"

Jantungnya rasanya seperti berhenti berdetak. Tapi ia pasti akan menuruti kemauan Ghea. Gisca pun mengangguk setuju. Ghea akhirnya menaruh tasnya di bangkunya yang dulu. Ia akan duduk bersama Gisca lagi.

-FFZONE-

Bel istirahat tiba membuat anak kelas IPA 2 bernapas lega. Karena akhirnya pelajaran Pak Somad sudah berakhir.

"Jangan lupa tugasnya dikerjakan." Ucap Pak Somad tegas sebelum pergi meninggalkan IPA 2.

Gisca langsung menghela napas panjang. Tugas lagi tugas lagi, kapan berakhirnya sih.

"Tenang, nanti kita kerjain bareng Gi," ucap perempuan di samping Gisca. Siapa lagi kalau bukan Ghea. Gisca tersenyum manis. Ternyata Ghea bisa langsung menerimanya lagi sebagai sahabatnya. Gisca pun merasa sangat senang.

Ghea menoleh ke belakang mendapati kekasihnya yang sedang merpaikan buku. "Gav, Cong, kantin yuk?"

Gavin dan Acong mengangguk setuju. Namun sedetik Gavin melirik Gisca. Ah, ia kangen sahabatnya itu.

"Ayo Gi," ajak Ghea.

"Eh Ghe--gue--anu--gue nggak ke kantin deh," ucap Gisca terbata-bata. Ia tidak mau berhadapan dengan Gavin. Entah kenapa rasanya aneh.

Ghea berdecak sebal. "Tuh kan! Tadi bilangnya apa? Mau kita kayak dulu kan? Ya udah, ayok!" Ghea pun berhasil menarik lengan Gisca.

Gavin yang melihat itu mengerutkan keningnya.

"Akhirnya Gisca balik lagi sama kita Gav. Gue capek jadi nyamuk lo mulu Gav," celetuk Acong merasa lega.

Gavin tidak menjawab. Ia diam sampai tidak sadar kalau dirinya dituntun oleh Acong.

Mereka udah baikan? Batinnya menyeruak.

Fanzone vs Friendzone // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang