36. Renggang

473 27 2
                                    

Hari berlalu, dan akhirnya Gavin pun sudah bisa kembali masuk sekolah. Ia juga kini kembali berangkat sekolah bersama Gisca. Ghea juga sudah memaafkan kesalahan Gisca. Itu semua berkat Gavin yang menasehati Ghea perlahan-lahan. Namun, Gisca merasakan hal aneh. Ia merasa hubungannya dengan Gavin malah merenggang. Padahal Gavin bersikap biasa saja pada Gisca. Mungkin ini hanya Gisca yang merasakannya.

"Gi!" Geo menepuk pundaknya, membuat Gisca mengerjap. Lagi-lagi ia ketahuan melamun saat ada Geo. "Mikirin apa sih? Ngelamun mulu,"

"Nggak kok Yo, kamu udah dari tadi?"

"Enggak kok, baru." Jawabnya lalu menyeruput jus mangga di hadapannya.

"Lucu ya," celetuknya.

"Siapa?" Gisca bertanya.

"Itu," Geo menunjuk Gavin dan Ghea yang sedang tertawa bersama. Entah menertawakan hal apa. Terlihat begitu sangat bahagia.

Gisca pun melihatnya. Tiba-tiba terasa ada tombak yang lagi-lagi menghunus jantungnya. Sebenarnya apa ini?

"Usaha kamu nggak sia-sia ya Gi," Geo bersuara lagi. "Akhirnya keinginan kamu untuk mereka bersama mulai tercipta lagi. Aku jadi salut sama kamu," lanjutnya.

"Heh—iya, aku seneng lihatnya," katanya yang terdengar seperti gumaman.

Namun sebenarnya Geo tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh Gisca. Pasti ia merasa aneh dan tentu saja hatinya merasa sakit melihat pemandangan yang begitu harmonis di sana.

Memang Gisca sengaja tidak ke kantin bersama tadi. Niatnya Gisca mau mengantar Acong untuk ke perpus dulu. Katanya sih mau men-download episode drama terbarunya. Karena Acong tidak punya kuota. Gisca yang menemani Acong itu pun merasa lapar dan Gisca tidak tahan untuk membiarkan cacing-cacing di perutnya bersuara. Acong juga merasa risi ketika mendengar perut Gisca yang bunyi itu. Jadi Acong mengusirnya untuk pergi ke kantin sendiri.

"Kamu kapan rekaman lagi?" tiba-tiba Gisca bertanya tentang masalah itu.

"Lagi libur dulu Gi,"

Gisca mengangguk mengerti. Saat Gisca ingin bersuara lagi, segerombolan anak perempuan datang menghampiri meja mereka.

"Hai Kak Geo," sapa mereka secara kompak.

Geo dan Gisca pun menoleh. Geo membalas sapaan mereka. "Hai."

"Kak, boleh minta tanda tangannya nggak? Lagunya keren banget! Aku suka banget Kak!"

"Iya Kak! Cocok buat anak muda banget!"

"Suara Kak Geo juga bagus banget! Bikin kita meleleh!"

Gisca hanya melongo mendengar penuturan dari adik-adik kelasnya itu. Geo pun hanya tersenyum dan memberikan tanda tangannya pada sebuah kaset yang sudah mereka bawa. Setelah itu mereka mengucapkan terima kasih dan pergi dari hadapan Geo.

"Itu kaset siapa?" tanya Gisca penasaran. Kenapa Geo mau tanda tangan di kaset itu?

"Kaset mereka," jawab Geo dengan kekehan.

"Maksud aku, kok kamu mau tanda tanganin? Emangnya itu kaset dari band siapa?"

"Itu band aku Gi. Coolz Boy's."

Kali ini Gisca melotot dan menganga. Membuat Geo malah tertawa ngakak.

"Kamu kok nggak bilang sih kalau udah jadi kaset begitu?!" Gisca kesal karena nggak ada yang memberitahunya tentang hal ini.

Geo berhenti tertawa. "Kamunya yang terlalu sibuk melamun Gi. Mikirin apa, aku nggak tahu. Padahal aku dan yang lain udah urus segala macam kontrak,"

Gisca benar-benar bodoh. Kenapa ia sampai tidak sadar kalau teman-temannya ini adalah calon artis besar? Kenapa ia sampai mengabaikannya begitu saja?

Bel berakhirnya istirahat pun berbunyi. Begitu pula Geo langsung berpamitan pada Gisca.

***

"Gi, gue nggak bisa pulang bareng nih,"

"Eh, iya nggak pa-pa,"

"Lo bisa kan pulang sendiri? Atau mau gue cariin Geo dulu?" kata Gavin.

"Nggak usah. Gue bisa kok sendiri," katanya menolak.

Gavin mengangguk. "Ya udah deh kalau gitu. Gue sama Ghea duluan ya," lalu ia pergi meninggalkan Gisca di kelas sendirian. Gisca kira Gavin menyuruhnya pulang sendiri karena apa. Tahu-tahunya ia ingin pergi bersama Ghea. Mau bagaimana lagi, bukannya ini kemauan Gisca? Melihat Ghea dan Gavin bahagia seperti ini? Harusnya kan Gisca senang.

Akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju gerbang dengan sangat malas. Ia menundukan kepalanya. Sampai ia tidak sadar kalau di depannya sudah ada orang. Dan tahu apa yang terjadi? Gisca menabrak dada bidang orang itu.

"Duh,"

"Eh,"

Gisca mendongak. "Eh, maaf, nggak sengaja,"

Orang itu malah terkekeh. "Santai aja Gi. Kok belum pulang?"

"Iya. Ini mau pulang kok,"

"Nggak sama Gavin?"

Gisca menggeleng.

"Nggak sama Geo juga?"

Gisca pun menggeleng.

"Mau nebeng sama gue?" katanya menawarkan jasa.

Mata Gisca berbinar. "Boleh?"

"Boleh lah,"

Gisca tersenyum dan akhirnya Gisca pulang bersama orang itu.

***

"Maaf kalau gue lancang. Lo lagi renggang sama Gavin?"

Gisca seketika menoleh ketika orang itu melontarkan pertanyaan yang tidak ia duga.

"Kerasanya sih gitu Ib. Tapi, mungkin itu cuma perasaan gue aja,"

Ibra mengangguk mengerti. Alhamdulillah, ia kira Gisca akan memanggilnya Bra sama seperti yang lainnya.

"Eh, gue pulang sama lo nggak pa-pa kan?"

Mendengar itu Ibra pun lantas tertawa. "Udah kayak ama siapa aja. Santai aja Gi,"

Gisca pun terkekeh. Tiba-tiba pertanyaan jahil terlintas dipikiran Gisca. "Lo udah punya pacar?"

Ibra menoleh sekilas lalu fokus lagi melihat jalanan. "Udah."

"Hah? Serius?!" Gisca kaget setengah mati. Ia kira Ibra belum mempunyai pacar. Ternyata dugaannya selama ini salah. Masalahnya kan Ibra itu sangat pendiam dibanding yang lain.

"Heran ya?" katanya dengan kekehan. "Banyak yang nggak percaya sih. Tapi, emang kenyataannya gitu," tambahnya.

"Tapi kok gue nggak pernah lihat lo bareng sama cewek lo?"

"Emangnya harus?" Ibra balik bertanya.

Gisca malah mengedikkan bahunya.

"Nggak semuanya harus diumbar sih Gi. Prinsip gue itu ya... apapun yang gue miliki nggak harus selalu gue umbar. Biarin aja gue yang simpan, gue yang jaga. Karena menjaga kalau diumbar pun nggak akan baik. Aneh aja gitu. Makanya gue selalu heran sama orang yang kadang sok tegar untuk merelakan orang yang disayangnya dimiliki orang lain." Jelasnya.

Gisca mematung. Kenapa tiba-tiba hatinya merasa aneh seperti ini? Lagi-lagi ia merasa ada tombak yang menghunusnya.

"Gi," panggilnya. Gisca pun menoleh. "Lo nggak merasa gue sindir kan?" katanya yang langsung dihadiahi tabokan kecil dari Gisca. 


*****

Hope you enjoy! 

happy reding! 

xoxo // 26/6/18

Fanzone vs Friendzone // [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang