🧸 Diary Nikah Muda. o6

397K 17.4K 1K
                                    

Udah sejauh ini masih aja pada nggak aktif komentar, ayuk dong biar semangat nulis

Setor absen dulu sebelum baca, jangan males-malesss 🗑️🧸

#Maksa dikit

Udah?

Selamat membaca, ada typo bilang yaa biar langsung revisi

Selamat membaca, ada typo bilang yaa biar langsung revisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas membanting pintu taksi setelah tiba di rumah. Dia bergegas masuk, napasnya lebih cepat seiring dengan langkahnya. Bagas tak hentinya menggumamkan sumpah serapah untuk Saras. Cewek kampung murahan! Udah miskin nggak tahu diri!

"Loh sayang? Kamu baru balik? Nginep di rumah Virgo?" Mamanya yang baru saja menuruni tangga tak ia hiraukan. Bagas mempercepat langkahnya hingga tiba di kamar.

Ia melepas kasar pakaiannya hingga beberapa kancing kemeja menghambur di lantai. "Cewek hina sialan! Lo lihat aja, kalau gue nemuin bukti kuat kalau lo yang jebak gue, bakal gue bikin mampus lo!"

Bagas menyalakan shower, mengguyur seluruh tubuhnya hingga aroma keringatnya dan Saras tergantikan wangi lain. Sambil menyabuni tubuhnya, Bagas meninju tembok kamar mandi. Ia mengusap air yang melewati wajahnya.

"Gue benar-benar jijik sama lo! Perempuan miskin murahan! Gue nggak sudi ngasih malam pertama gue ke lo!"

Selama ini ia memang tidak dekat dengan Saras, apalagi setelah gadis itu sok akrab menanyakan nama kucingnya. Hal ini bukan berarti membuatnya benci gadis itu, namun setelah kejadian semalam, Bagas bisa pastikan Saras masuk urutan kedua perempuan yang paling ia benci setelah selingkuhan papanya. Urutan ketiga mamanya sendiri.

Usai memakai pakaian rumahnya, Bagas berdiri di balkon kamar, tangannya mengepal tak terima. Selama ini ia menjaga diri baik-baik untuk membuktikan pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya bisa salah. Ia ingin menunjukkan pada orangtuanya bahwa ia berbeda dari mereka. Namun gadis kabupaten itu telah merusak segalanya!

Di bawah sana, Bagas melihat Mbak di rumah yang tengah menyiram bunga, namun tak berlangsung lama papanya datang memeluk genit pembantu itu dari belakang. Bagas makin muak saja. Ia semakin yakin menyamakan pembantu itu dengan Saras. Keduanya sama-sama orang miskin yang berusaha memanjat naik ke level mereka dengan cara murahan.

Handphone di tangannya bergetar, sebuah panggilan masuk dari Virgo. Ia ingin marah juga ke Virgo, kalau bukan karena mendatangi ulang tahun sahabatnya itu mungkin semua kesialan ini tak akan menimpanya.

Meski begitu Bagas tidak mengabaikan panggilan Virgo. Ia berbalik badan, menyandarkan pinggangnya ke teralis balkon.

"Halo, kenapa?"

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang