🧸Diary Nikah Muda. 25

315K 17.8K 2.1K
                                    

Up lagi hihuu

Coba hitung udah berapa lama gue gak up?

Ayo setor absen dulu di sini 🧸👉🗑️

Ramein ya biar semangat nulisnya

Kalian apa kabar? Di komentar sebelumnya ada yang ngomong udahlah revisi aja ngapain tulis ulang? Idih, bagus lo ngomong begitu? Suka-suka gue yang nulis lah

Kenapa sih ada aja yang bikin misuh, tinggal baca aja loh padahal, kalau boleh jujur gue lebih enak nulis ulang sih, revisi itu kayak harus baca lagi dan cari-ceri kesalahannya

Oh ya ralat, Saras itu kan ngomong medok, harusnya dari Purwakarta ya bukan Purwokerto? Coba bantu komen di sini ya

Selamat baca

Tolong doain zefmon yang baik-baik ya 💖👐💕

Padahal  mau pergi liburan ramai-ramai bukan cuma sama Bagas doang, tapi Saras tidak bisa tidur lelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal  mau pergi liburan ramai-ramai bukan cuma sama Bagas doang, tapi Saras tidak bisa tidur lelap. Beberapa jam sekali dia terbangun, terganggu oleh imajinasinya membayangkan betapa serunya hari besok bersama Bagas. Semua makin menyenangkan karena ia sadar telah memiliki rasa pada Bagas.

"Nyengir lagi lo, bantuin angkat barang," tegur Bagas, dia capek-capek masukin barang ke Bagasi, cewek kabupaten beban ini malah berdiri nontonin, mana sambil nyengir, Bagas jadi ngerasa kayak topeng monyet yang lagi ditontonin.

Sudah ditegur Bagas begitu baru Saras gelagapan menawarkan bantuan.

"Bagas biar aku aja yang bawa, sini!"

Bagas menjauhkan tas Saras yang tengah diangkatnya. "Nggak usah, gue aja," tolaknya, terdengar sinis.

"Tapi tadi kamu yang bilang aku harusnya bantuin, giliran kamu bantu kamu malah nolak."

"Yang kan itu tadi, giliran udah masuk semua ke bagasi baru deh lo mau bantuin. Sengaja kan lo mau nyusahin gue? Mana tas lo berat banget, kita cuma pergi tiga hari dua malam ya bukan mau naik haji."

Ngedumel-dumel gitu, Saras entah mengapa justru merasa sinisnya Bagas tadi adalah bentuk kepedulian Bagas yang tak ingin dirinya mengangkat barang berat. Apa Saras yang terlalu geer ya?

"Ngapain lo masih berdiri di sini?" tegur Bagas kembali, sudah nutup pintu bagasi Saras masih saja di posisi sama. "Lo mau gue masukin bagasi sekalian?"

Saras menggeleng cepat, tangannya memegangi tali tas selempangnya.

"Enggak mau~"

"Yaudah, jangan di sini. Sana masuk mobil."

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang