🧸Diary Nikah Muda. 41

274K 16.1K 2.1K
                                    

🎻RUMAH|SALMA SALSABIL
menurut gue ini benar-benar pas untuk part ini, dengerin yaa sambil baca

Sudah up, gak lama tamattt

Yuk ramein sebelum tamat, berikan banyak sayang

Ayooo absen di sini 🧸🍑💕

Ruang tunggu di rumah sakit terasa menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang tunggu di rumah sakit terasa menyeramkan. Darah yang mengering di tangan dan kemejanya belum ia bersihkan. Bagas duduk menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Saras sudah masuk ke ruang instalasi gawat darurat. Ia tak akan pernah tenang sebelum tahu kondisi Saras.

Di usia yang masih sangat belia, ia diperhadapkan pada tanggung jawab untuk mendatangani prosedur operasi caesar. Tanpa pendamping siapapun karena Bagas baru menghubungi teman dan keluarganya beberapa saat lalu.

Ia membaca surat persetujuan medis di atas meja. "Dokter, apa istri saya bisa selamat?"

"Kami belum melakukan pemeriksaan menyeluruh, namun melihat dari luka luar, besar kemungkinan ada pendarahan di bagian kepala dan organ dalam pasien. Saat ini kami harus segera mengangkat bayinya karena jika kondisi pasien semakin buruk itu akan berbahaya untuk keselamatan bayinya. Bayi bisa kekurangan oksigen jika tidak segera dikeluarkan."

Bagas mengangguk paham, ia membubuhkan tanda tangannya di atas kertas persetujuan.

"Tolong selamatkan istri dan anak saya, dok." suara Bagas bergetar parau. Seperti hujan di hari yang cerah, ia tak menyangka akan menemui mimpi buruk ini. Jika ia tahu, tak akan pernah ia mengajak Saras bertemu dengannya.

Bila perlu cintanya tak pernah sampai pada Saras selama itu membuat Saras bernafas, tak masalah baginya.

Usai keputusan besar yang ia tandatangani, Saras dipindahkan ke ruang operasi, Bagas diminta untuk menunggu selama beberapa jam. Sebelum operasi dokter sudah menyampaikan kemungkinan terburuknya Saras tidak bisa diselamatkan mengingat pengeluaran darah yang terlalu banyak dan juga pendarahan di bagian dalam.

"Bagas!"

Tak jauh dari tempat duduknya, terlihat orangtuanya yang datang terburu-buru, mamanya langsung meninggalkan pertemuan penting bersama para Ibu pejabat setelah mendapat telepon dari Bagas.

Bagas tidak bisa menyembunyikan kekalutannya, bagaimana pun ia juga masih seorang anak. Wajah tegar yang berusaha ia pertontonkan berubah tangisan tatkala orangtuanya menghampiri. Bagas memeluk mamanya, ia ketakutan sendirian sejak tadi.

"Ma... Saras... D-dia kecelakaan k-karena aku." suaranya tersendat-sendat. "Kata dokter kemungkinan dia nggak selamat, Ma. Aku harus gimana Ma?"

"Bagas, kamu tenangkan diri dulu." tangan halus Sang mama terus mengelus menenangkannya. "Papa sama Mama ada di sini temenin kamu ya. Kamu nggak sendirian."

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang